14. Penasaran

5K 515 31
                                    

14. Penasaran

"Cemburu itu wajar, karena setiap orang punya perasaan."-Angkasa Frederick.

***

Angkasa baru pulang ke rumahnya setelah Arya pulang, kini cowok itu sedang duduk di balkon kamarnya sembari menatap foto yang sempat dia kirim ke ponselnya melalui ponsel kekasihnya tadi.

"Langit, namanya aneh." celetuk Angkasa saat mengingat nama itu.

"Sahabat kecilnya Dara kali, ya?" tanya Angkasa pada dirinya sendiri.

Ting!

Iqbal Monyong Anak Dugong:
|

Gue baru jadian 😎
| Sama Dania
| Dara gak dapet, temennya sebilah😎

Me
G nny |

Iqbal Monyong Anak Dugong:
| Astaghfirullah lo ini berdosa banget😠
| Gue lebih tua dari lo😠

Me
Btw, td Dania blg kl dia gsk sm lo |

Iqbal Monyong Anak Dugong:
| HEH?! MAKSUD LO

Angkasa memilih tak menjawab pesan yang Iqbal kirim, dia lalu fokus lagi pada foto yang sejak tadi dia amati.

"Dari kecil udah glow up," ucap Angkasa menatap dua orang bocah yaitu Dara dan Langit sewaktu kecil.

***

Aluna langsung pergi ke kamarnya saat yang lain sedang makan malam di bawah. Dia tidak nafsu makan sebab hatinya belum pulih dari sakit akibat Angkasa dan Dara berpacaran.

"Coba aja kalau enggak ada Dara, pasti aku sama Angkasa masih sama-sama sekarang," ucap Aluna pelan.

"Aku iri banget sama Dara. Semua orang sayang dia, Angkasa juga gitu." Aluna menekuk lututnya dan menenggelamkan kepalanya di sana.

"Aku mau kayak Dara. Gimana caranya supaya aku bisa kayak Dara, ya?" tanya Aluna pada dirinya sendiri.

Aluna lalu membenarkan posisi duduknya dan mengambil ponsel mahalnya untuk mencari sesuatu.

Cara supaya jadi seperti orang lain

Itu yang Aluna ketik pada laman pencarian di google. Setelah dapat, Aluna tersenyum bangga. Mungkin tidak untuk dalam waktu dekat ini dia akan mencoba menjadi Dara, tapi nanti jika waktunya sudah tepat.

Boleh kan kali ini dia egois?

***

Malam ini, Angkasa dan Dara jalan berdua menjelajahi sekitaran kota jakarta. Mall, Gramedia, pasar malam dan beberapa tempat lainnya sudah mereka datangi. Kini kedua remaja yang sedang di mabuk asmara itu sedang berada di sebuah danau cantik yang ada jembatan di atasnya.

Dara sedari tadi terus mengeratkan jaket Angkasa yang melekat di tubuhnya saat rasa dingin menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Pindah tempat aja gimana? Lo keliatan dingin banget," saran Angkasa seraya menggosokkan kedua telapak tangannya kemudian menempelkan nya ke pipi dingin Dara.

"Tapi di sini enak," ujar Dara menatap pantulan bulan di dalam air danau yang bersih itu.

Dara memejamkan matanya dan memekik senang saat kakinya basah akibat beberapa ikan yang berenang dengan cepat hingga cipratan air mengenai kakinya.

Angkasa mengambil teh hangat dan beberapa makanan yang tadi sempat mereka beli di luar area danau. Dengan canggung, Angkasa menyodorkan sedotan teh hangat itu ke mulut Dara.

"Belajar dari mana?" tanya Dara sembari menyeruput teh hangatnya. Lebih tepatnya mengejek cowok itu yang terlihat kaku saat mencoba hal yang romantis.

"Keseringan jadi nyamuk tiap kali Raja sama Ratu pacaran," papar Angkasa seraya tersenyum kecil lalu menyuapi sosis bakar kepada Dara.

Di sisi lain, Raja yang sedang bermain game di ponselnya bersama dengan Ragil dan Gerald terbatuk keras.

"Anjing corona!" ucap Ragil seraya menjauh dari Raja. Gerald pun ikut-ikutan menjauh dari cowok itu.

"Asu!" umpat Raja. "Di cerita ini kita enggak kenal corona, dodol!" ucap Raja.

"Udah mah fiksi, bacot mulu kerjaannya," cibir Arya yang sedang membaca Wattpad di ponselnya. Ngomong-ngomong dia ketularan jadi pembaca Wattpad dari Ragil.

"Ini siapa lagi yang ngomongin gue," gumam Raja. "Gue sumpain orang yang tadi ngomongin gue keselek pentol," lanjut Raja.

Kembali pada Angkasa dan Dara, Angkasa tiba-tiba tersedak sosis pentol yang sedang dia makan. Sontak saja Dara langsung memberi minum pada cowok itu.

"Makannya hati-hati dong," omel Dara.

"Ini pasti ada yang nyumpahin gue," celetuk Angkasa.




----------------------------to be continued, baby KaRa❤

ANGKASADARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang