38. Kebahagiaan Baru

3.4K 362 3
                                    

38. Kebahagiaan Baru

"Awal yang baru merupakan akhir dari yang lalu,"-Dara Renata Fransiska.

***

"Waktumu hanya sepuluh menit," ucap Arya dingin.

Keanu menganggukkan kepalanya. "Terimakasih," ucap Keanu sebelum menemui Dara yang sedang duduk di taman samping rumah.

"Dara?" panggil Keanu membuat Dara menoleh kearahnya. Keanu tersenyum kecil lalu mengusap kepala Dara dan duduk di samping gadis itu.

"Kamu lagi ngapain?" tanya Keanu mencoba membuka obrolan.

"Duduk aja," balas Dara sekenanya.

"Gimana sekolah kamu?" tanya Keanu lagi.

"Baik."

Keanu mencoba meraih tangan Dara, namun sepertinya Dara menolaknya secara halus dengan cara menjauhkan tangannya. Keanu mengerti, mungkin Dara belum bisa menerimanya saat ini.

"Papa mau minta maaf," ucap Keanu sungguh-sungguh. "Papa gak akan paksa kamu untuk ikut tinggal sama Papa karena Papa tau Papa gak berhak maksa kamu," lanjutnya. Dara hanya diam mendengarnya berbicara.

"Papa cuman berharap kalau kamu bisa terima Papa sebagai Papa kandung kamu," ucap Keanu membuat air mata Dara jatuh begitu saja.

"Papa harap kamu bahagia selalu, Sayang. Papa sayang sama kamu," ucap Keanu.

Keheningan terjadi. Keanu lalu bangkit dari duduknya karena waktunya sudah habis dan Arya sudah memberinya kode untuk segera pergi dari sana.

"Tunggu," ucap Dara menghentikan langkah Keanu. Saat Keanu membalikkan badan kearahnya, segera dia peluk pria itu walaupun sedikit kaku. "Aku sayang Papa juga,"

Keanu tersenyum lalu membalas pelukan putrinya itu. "Makasih Sayang," ucap Keanu seraya mendaratkan ciuman di puncak kepala Dara berkali-kali.

Di tempatnya, Arya menahan gejolak rasa cemburu yang tak seharusnya ada. Jujur saja, dia takut jika nantinya Dara akan lebih sayang kepada Keanu daripada dirinya.

Dia belum siap jika cinta Dara kepadanya harus terbagi dengan orang lain meskipun orang itu Keanu, ayah kandung Dara sendiri.

***

Hari berikutnya, Dara mendatangi rumah Dania karena orang tua Dania mengatakan jika dia sudah pulang ke rumah.

"Nia ...." Dara memeluk Dania erat-erat saat sahabatnya itu sudah pulang ke rumah dengan keadaan jauh lebih baik dari beberapa waktu lalu.

"Gue kangen banget sama lo!" ucap Dania membalas pelukan Dara tak kalah eratnya.

"Ekhem," Arya dan kedua orang tua Dania berdehem keras saat anak-anak mereka sibuk melepas rindu dan mengabaikan mereka.

Dara dan Dania kompak nyengir, lalu melepaskan pelukan mereka. Dania membisikkan sesuatu kepada Dara membuat Dara kaget bukan main.

"SERIUS?!" tanya Dara tak santai.

"Dua rius!" ucap Dania menaikturunkan alisnya. Lalu dia menarik tangan Dara dan membawanya ke taman belakang rumahnya.

"Bobon!" teriak Dara memanggil seseorang yang kata Dania tadi sudah menunggunya.

"Bubun!" balas Langit berteriak juga.

"Bobon!"

"Bubun!"

"Angit!"

"Ara!"

"Angit!"

"Ara!"

"Astaga, udah gak usah drama!" pekik Dania frustasi atas kelakuan Dara dan Langit yang saling menyerukan nama satu sama lain seperti di sinetron-sinetron.

Dara merentangkan tangannya dan di sambut baik oleh Langit. "Sayang Angit!" ucap Dara saat Langit menggendongnya dan berputar-putar.

"Sayang Ara juga!" balas Langit seraya menurunkan Dara dari gendongannya. Cowok itu lalu menghujami wajah Dara dengan kecupan sayangnya.

"Nakal banget gak ngasih tau aku kalau lagi ada masalah," ucap Langit cemberut. "Kamu anggap aku apa, sih? Kita dari bayi udah sama-sama. Tidur sama-sama, mandi sama-sama bahkan kita nyusu di orang yang sama. Tapi kenapa kamu masih nyembunyiin ini semua dari aku?" tanya Langit marah.

Dara mengerucutkan bibirnya. "Angit masa marah-marah sama Ara," ucap Dara sengaja di lembut-lembutkan agar Langit tidak marah lagi.

"Gak usah ngerayu!" ucap Langit mengalihkan pandangannya saat Dara menatapnya dengan puppy eyes sehingga membuat Langit tidak tega untuk marah-marah lagi.

"Bobon," Dara mengguncang lengan Langit agar cowok itu meredam amarahnya.

"Liat aja, aku bakal balas perbuatan si Angkasa-Angkasa itu!" ucap Langit tak main-main.

"Jangan!" cegah Dara. "Ini bukan salah dia,"

"Iya, Langit. Yang salah itu Aluna," sahut Dania. "Dia yang bikin Angkasa jauh dari Dara," lanjutnya.

"Awas aja, bakal gue pastiin lo hancur, Aluna.." gumam Langit.

***

"

Rara, ayo main sama Om Angit," ucap Langit menggendong Rara yang kini nampak tertekan karena ulahnya.

Bagaimana Rara tidak tertekan, coba. Dia yang seharusnya sedang tidur siang tapi cowok itu terus mengajaknya bermain salon-salonan. Bukan itu saja, sejak tadi Langit terus menusuk-nusuk pantatnya hingga kucing imut itu kesal.

Kalau dia hamil bagaimana? Memangnya Langit mau tanggungjawab?

Meong

"Angit, Rara keliatannya kena mental main sama kamu," ucap Dara sembari menatap kucingnya dengan sendu.

Langit menatap kucing itu yang sejak tadi mengeong terus, kini dia usap kepala hewan mungil itu dengan sayang. "Rara enggak mau main sama Om Angit lagi?" tanya Langit yang ajaibnya membuat Rara mengeong pertanda iya.

Dania tergelak melihat respon Rara. "Kucing aja depresi, apalagi orang lain," cibir Dania.

"Diem lo Daniayang," ucap Langit mengerlingkan matanya kearah Dania.

"Idih, Langitai!" semprot Dania.

Langit tertawa terbahak-bahak karena Dania terlihat kesal padanya. Dania berbeda dari pandangan Langit, cewek itu jika di gombali bukannya senang tapi malah ngamuk. Ya, benar-benar seperti yang Langit suka.

Langit menatap Dania dengan tatapan yang tak biasa. Saking tak biasanya, Rara sampai melompat turun lalu bersembunyi di belakang kaki Dara.

"Gue sayangnya Iqbal!" ucap Dania seolah mengerti arti tatapan Langit.

"Yah!" Langit mendesah kecewa saat harapannya pupus. "Tapi kita bisa jadi temen, kan?" tanya Langit setelahnya.

Dania menganggukkan kepalanya. "Tentu. Lo sahabat Dara yang berarti lo juga temen gue," ucap Dania.

Dara tersenyum kecil melihat kedua sahabatnya bisa berteman dengan baik. Ia berharap, semua ini merupakan awal yang baik untuknya memulai kehidupan baru. Atau, ini hanya pemanis sebelum masalah baru menerpanya?

"Aku punya kejutan lagi," ucap Langit kepada Dara.

"Apa?" tanya Dara penasaran.

"Aku bakal pindah sekolah ke sekolah kamu!"

----------------------------to be continued, baby KaRa❤

ANGKASADARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang