7. Kita, Teman?

5.5K 614 22
                                    

07. Kita, Teman?

"Bersyukurlah atas apa yang Tuhan berikan dalam hidup kita. Karena sadar atau tanpa kita ketahui, ada yang lebih susah dari kita."-Angkasa Frederick.

***

Seperti apa yang di katakan Mario tadi siang, kini beliau dan Angkasa sudah berada di kediaman Arya. Arsy juga ada di sana, tapi wanita itu langsung masuk ke kamarnya lagi sebab Dara juga ada di sana.

"Kalian gak mau ngobrol berdua, gitu?" tanya Arya.

"Papa gak ada niatan mau nge-jodohin Dara kayak di cerita yang sering Dara baca itu, kan?" tanya Dara curiga.

Arya dan Mario spontan tertawa. "Enggak, dong, Sayang. Papa cuma mau kalian deket sebagai teman aja," ujar Arya.

"Tapi kalau lebih dari teman, ya, itu bonus," sahut Mario hingga kedua ayah itu tertawa lagi.

"Aku sama Dara mau bicara di luar," Angkasa menarik pelan tangan Dara membuat cewek itu menepisnya.

"Gue bisa jalan sendiri," ucap Dara lalu berjalan mendahului Angkasa. Cewek yang mengenakan piyama motif kucing itu lalu duduk di kursi taman yang terletak di halaman samping rumahnya.

"Bintangnya cantik," celetuk Dara tiba-tiba.

Angkasa memperhatikan Dara dari samping, dan terlihat jelas cewek itu sangat cantik jika di lihat dari samping seperti ini.

"Kayak lo," ucap Angkasa spontan, suaranya juga sangat pelan hingga Dara tak mendengarnya.

"Kakak gue ada di sana tau!" Dara berbicara sangat antusias, seolah lupa jika cowok di sampingnya ini adalah orang asing.

Dengan polosnya, Dara menunjuk bintang yang sangat terang di angkasa itu. "Kak Bella di sana!" ucap Dara dengan tawa kecilnya yang terdengar.

Angkasa menatap angkasa dengan bibir tersenyum kecil. "Mama gue juga di sana," ucap Angkasa.

Dara menoleh pada cowok itu. "Mama lo ... udah gak ada?" tanya Dara.

Angkasa menggelengkan kepalanya. "Mama meninggal waktu ngelahirin gue,"

Mata Dara berkaca-kaca membayangkan betapa beruntungnya dia masih mempunyai seorang ibu meskipun Arsy tak pernah menganggapnya sebagai anak.

"Gue gak maksud," ujar Dara merasa bersalah.

"Gue ngerti," ucap Angkasa. "Gue boleh tanya sesuatu? Terserah lo mau jawab atau enggak,"

"Boleh, silakan."

"Mama lo ..." Angkasa menggantung kalimatnya, dia tahu Dara pasti paham maksud ucapannya.

"Mama bilang, gue itu sesuatu yang nggak pernah dia harapkan di hidupnya." Dara berujar dengan senyum kecil terpatri di bibir cantiknya.

"Gue pikir, punya Mama seindah khayalan gue," kata Angkasa pelan.

"Enggak semua hal harus sempurna, kan? Tuhan adil. Dia ambil Mama lo dan dia bikin Mama gue benci gue. Jadi, kita adalah orang yang gak pernah ngerasain kasih sayang seorang Mama. Adil, kan?" ucap Dara begitu dewasa.

"Hati lo terbuat dari apa?" tanya Angkasa spontan.

Dara terkekeh pelan mendengar pertanyaan cowok itu. "Tapi, kita masih beruntung karena punya Papa yang sama-sama sayang sama kita. Iya, kan?"

"Lo bener," ucap Angkasa. "Meskipun kita gak pernah bisa ngerasain kasih sayang Mama kita, tapi kita punya Papa yang selalu bisa buat kita bahagia."

Lalu, yang terjadi selanjutnya adalah keduanya bertukar cerita kehidupan masing-masing.

"Mulai sekarang kita temenan, gimana?" saran Dara.

Angkasa menganggukkan kepalanya. "Dengan satu syarat, berhenti panggil gue Monyet."

"Dan berhenti panggil gue Sinting." ucap Dara.

Keduanya lalu menautkan jari kelingking mereka.

"Janji!"

***

Arya dan Mario saling bertatapan bingung saat melihat putra putri mereka yang kini nampak asik bercanda berdua hingga mereka terkesan di acuhkan.

"Lo tau sama ceritanya? Gue suka banget sama ceritanya. Penulisnya juga keren!" ucap Dara begitu heboh. "Nanti kalau novelnya open po wajib di beli, sih!" lanjut Dara menggebu-gebu.

"Gue sih gak tau. Tapi kata Ragil ceritanya seru," ucap Angkasa.

"Lo gak tau ceritanya? Wah, sayang banget, sih! Padahal ceritanya seru banget! Apalagi endingnya si cewek meninggal! Beuhhh, ending yang benar-benar terfavorit gue!"

"Gue aja gak tau bacanya di mana," lanjut Angkasa seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lo gak punya aplikasi Wattpad? Ck, buang aja hape lo kalau gitu. Gak guna," ujar Dara.

"Emang sebagus apa itu Wattpad?" tanya Angkasa.

"Wattpad itu bagaikan rumah kedua yang bisa ngehibur kita dengan cerita-cerita yang di tulis sama penulis-penulis hebat." Ucap Dara.

"Lo tau? Cowok-cowok di Wattpad itu pacar gue semua! Di sana tuh kita bisa cari pengalaman lewat cerita yang kita baca. Sekarang sih gue lagi suka banget sama cerita yang sad ending, pokoknya gue tim sad ending garis keras!" kata Dara menggebu-gebu.

"Kalau seandainya kisah kita yang sad ending, gimana?"

Dara langsung terdiam mendengar ucapan Angkasa. Tunggu, apa maksud dari kata 'kisah kita'?



----------------------------to be continued, baby KaRa❤

ANGKASADARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang