4. Tanpa Sengaja

6.1K 683 21
                                    

04. Tanpa Sengaja

"Nyatanya, sesuatu yang terjadi secara ketidaksengajaan itulah yang akan membekas dalam ingatan."-Angkasa Frederick.

***

"Papa kapan pulang?" Dara duduk meringkuk di atas kasurnya dengan mata yang tertuju pada foto sang ayah yang tertempel di dinding kamarnya.

Baru sehari di tinggal sang ayah, Dara sudah merasa sangat kesepian.

Ting!

Atensi Dara beralih pada ponselnya yang berdenting sedikit nyaring. Saat di buka, ternyata ada pesan dari asistennya bahwa hari ini ada jadwal pemotretan untuk mengiklankan produk terbaru yang akan Dara promosikan.

Dara menghembuskan napas sejenak lalu mulai bersiap-siap untuk pergi ke tempat pemotretan. Tak sampai tiga puluh menit, Dara sudah siap. Tak beberapa lama kemudian, satu pesan lagi masuk yang menyatakan bahwa di depan sudah ada sopir yang menjemputnya.

"Oke, Dara. Your beautiful day," ucap Dara memuji dirinya sendiri. Setelah itu dia bergegas untuk pergi ke tempat tujuannya.

***

"Gue pulang dulu," Angkasa, si cowok berjaket hitam kebanggaan Flaster itu mulai menyalakan mesin motornya setelah berpamitan pada teman-temannya.

"Hati-hati di jalan," pesan teman-temannya sebelum Angkasa pergi meninggalkan tempat itu.

Selama di perjalanan, pikiran Angkasa tertuju pada satu orang. Salmafina Almaura. Fina adalah mantan pacarnya yang sudah meninggal dunia tiga tahun lalu.

Namun, saat bayangan Aluna melintas dalam benaknya, cepat-cepat dia menyingkirkan Fina dalam pikirannya.

"Gue gak pernah lupain lo, Fina. Cuma sekarang, posisinya udah beda," gumam Angkasa sangat pelan.

Karena sudah malam dan cuaca juga tiba-tiba mendung, Angkasa inisiatif mempercepat laju motornya. Saat di jalan yang sepi, Angkasa melihat seorang cewek melambai-lambaikan tangan kearahnya.

"Tolongin gue!" teriak cewek itu sembari mengayunkan tangannya bermaksud menyuruh Angkasa mendekat.

Tanpa takut, cewek itu menyeret Angkasa saat Angkasa baru saja sampai di dekatnya. Saat mengetahui siapa cewek itu, Angkasa spontan menghembuskan napas lelah.

"Mobil gue tiba-tiba mogok, padahal ini mobil baru. Gue gak tau kenapa!" Cewek itu-Dara- mulai ngomel-ngomel tidak jelas membuat Angkasa pusing.

Dara tidak sadar jika cowok itu adalah Angkasa, sebab cowok itu masih mengenakan helmnya.

"Lo mau diem aja apa mau bantuin, oneng?!" Dara menatap cowok itu galak seolah cowok itu sudah berdosa kepadanya.

"Minggir." Angkasa menyingkirkan badan Dara dari dekat mobil itu agar dia bisa tahu di mana letak kerusakan mobil baru tersebut.

"Btw gue kayak kenal sama ni motor," celetuk Dara saat Angkasa sedang memeriksa mesin mobilnya.

"Kayak punyanya si Monyet," lanjut Dara.

Angkasa tak mengindahkan ocehan cewek itu, dia fokus memeriksa mesin mobil itu.

"Jaketnya juga mirip kayak punya si Monyet," kata Dara lagi.

"Lo bisa diem?" Angkasa menatap cewek itu dengan alis di tukik tajam sehingga tampangnya tampak menyeramkan.

"Iya-iya, gue diem." Dara lalu duduk di trotoar sembari memainkan ponsel untuk menghilangkan rasa bosan.

ANGKASADARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang