20. Membangunkan Singa Yang Tertidur

4.4K 580 24
                                    

20. Membangunkan Singa Yang Tertidur

"Jangan berlagak sok suhu kalau nyatanya pada cupu!"-Dara Renata Fransiska.

***

Dua minggu berlalu, kini semuanya berjalan seperti biasa. Kecuali hubungan Angkasa dan Dara yang sampai sekarang belum menemukan titik terangnya.

Pagi ini, Dara bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Rintihan kecil keluar dari mulutnya saat luka di kakinya akibat Arsy tadi malam terasa sakit kala dia akan mengenakan sepatu.

"Yah, berdarah lagi!" Dara berdecak kesal lalu tanpa sadar memukul kakinya yang luka itu. "Astaga Dara lo bego banget, sih!" maki Dara pada dirinya sendiri.

"Minggir." Arsy menendang kaki Dara saat dia melewati gadis itu yang kini sedang menggigit bibirnya menahan rasa sakit itu.

Benar, kan. Arsy sudah menyiapkan luka untuknya saat Arya pergi. Dan tugas Dara hanyalah diam dan membiarkan itu terjadi sebagaimana mestinya.

"Non, di depan ada Den Angkasa,"

Dara mendongakkan kepalanya mentap pelayan itu. "Angkasa?" tanyanya memastikan.

"Iya, dia udah nunggu dari tadi,"

Dara langsung bergegas memasang sepatunya, tak menghiraukan darah yang melekat di kaos kakinya.

"Angkasa?" panggil Dara pada cowok itu yang kini sedang duduk di atas motor milik cowok itu sendiri.

"Naik." Angkasa berucap begitu dingin membuat Dara tak lagi banyak berkata.

Setelah Dara naik di atas motor, Angkasa berucap. "Gak usah kegeeran, gue jemput lo karena Papa yang nyuruh,"

"Iya, sampaikan makasih sama Om Mario," ucap Dara.

***

"Kok berenti di sini?" tanya Dara heran.

"Lo turun, gue mau jemput Aluna." ucap Angkasa. "Dan jangan ngadu ke Bokap gue kalo gue nurunin lo di sini," lanjutnya.

Baik Mario maupun Arya tidak ada yang tahu jika hubungan anak-anak mereka sedang renggang. Dan Angkasa tidak mau mereka sampai tahu.

"I-iya," Dara terpaksa turun karena tidak mau membuat Angkasa semakin marah kepadanya.

Dengan langkah kaki pelan, Dara mulai menyusuri jalan untuk sampai ke sekolah. Sedangkan Angkasa, dia menatap Dara heran sebab jalannya seperti orang pincang. Namun Angkasa tak memperdulikan itu, dia segera melajukan motornya ke suatu tempat, yang pasti bukan untuk menemui Aluna.

***

Dara mengatur napasnya yang ngos-ngosan karena lelah berjalan. Kakinya yang semula sakit kini mati rasa, ada untungnya juga ternyata jalan kaki. Pikir Dara.

Saat memasuki area sekolah, orang-orang menatap Dara. Bukan, bukan tatapan memuja seperti biasanya. Tapi kali ini tatapan sinis, seolah mereka tidak suka kepada Dara.

"Cuekin aja Dara, anggap lo gak liat," ucap Dara kepada dirinya sendiri.

"Dara!" Dania menghampiri Dara tergesa-gesa hingga membuat Dara bingung.

ANGKASADARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang