21. Kesetiaan Iqbal dan Dania

4.1K 466 9
                                    

21. Kesetiaan Iqbal dan Dania

"Yang tulus memang banyak, tapi yang setia belum tentu ada."-Dara Renata Fransiska.

***

Hanya Iqbal dan Dania yang setia di sisi Dara saat ini. Iqbal bahkan memusuhi teman-temannya karena mereka percaya pada berita tentang Dara.

Iqbal mendatangi orang-orang yang tadi berbicara kurang ajar kepada Dara yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri.

"Sekali lagi gue denger mulut kalian ngomong macem-macem tentang Dara, habis lo semua sama gue," ucap Iqbal seraya memberikan pukulan terakhir untuk kelima cowok kelas Dara.

"Dan lo berdua," Iqbal menunjuk Sisil dan Sista bergantian. "Hati-hati, sekali Bokap Dara tau kejadian ini siap-siap aja kalian bakal di tendang dari sekolah ini. Dan juga, perusahaan orang tua kalian bakal bangkrut detik itu juga," ucap Iqbal sebelum meninggalkan mereka untuk menemui Dara dan Dania yang saat ini berada di UKS.

Brak!

Iqbal mendorong pintu UKS dengan keras, tak peduli pada orang-orang yang kini menatapnya.

"Lain kali jangan ngelawan sendiri, panggil gue!"Iqbal mengomeli Dara karena dia mengira jika kaki cewek itu terluka akibat insiden tadi.

"Biar apa?" tanya Dara sengaja menggoda cowok itu yang kini tampak sedang marah.

"Biar ada gunanya gue jadi Abang lo," ucap Iqbal spontan.

Dania dan Dara kompak tertawa melihat wajah sangar Iqbal yang menurut mereka sangatlah imut.

"Dosa lo sama calon suami," ucap Iqbal menatap Dania datar.

"Dih, siapa juga yang mau jadi istri lo!" kata Dania sombong.

"Berani lo nolak gue, gue gusur pelaminan lo sama suami lo nanti!" ancam Iqbal.

"Aww, atut!" pekik Dania pura-pura takut.

Iqbal menatap Dania horor, lalu kembali menatap Dara dengan seksama. "Gak ada luka lain, kan?" tanya Iqbal.

"Ada, Bal. Di hati gue," batin Dara.

"Enggak ada, cuman ini aja,"

***

"Iqbal!" Dewa berlari menghampiri Iqbal yang sedang membukakan pintu mobilnya untuk Dara. Dia sama sekali tidak menyahuti panggilan Dewa itu.

"Bal, tunggu. Gue percaya sama Dara," ucap Dewa mampu membuat pergerakan Iqbal terhenti sejenak.

"Bagus, lo emang sahabat gue yang paling pinter!" ucap Iqbal seraya menepuk-nepuk pundak Dewa.

"Sekarang, tugas kita nyari tau siapa dalang dari semua ini," ujar Dewa yang di balas anggukkan kepala dari Iqbal.

"Gue curiga sama satu orang," ucap Iqbal yang anehnya membuat Dewa tertawa.

"Apa lo curiga sama orang yang gue curigain juga?" tanya Dewa.

"Inisialnya Aluna," ucap Iqbal membuat Dewa tertawa.

"Cakep!"

"Iqbal ayo pulang!" teriakan Dania mulai terdengar membuat Iqbal berdecak sebab gadis kecintaannya itu sangat berisik.

"Gue pulang duluan," ucap Iqbal.

"Iya, sampein maaf gue sama Dara," ujar Dewa.

"Orangnya ada di sini, tolol! Minta maaf aja langsung," kata Iqbal.

"Iya, juga, ya? Kok gue bego kayak Raja, sih?"

***

Angkasa memutar video yang berisi rekaman Dara bersama seorang cowok di sebuah café. Di sana terdengar jelas jika Dara menanyakan perihal hotel dan semacamnya, itulah yang membuat Angkasa percaya pada berita yang tersebar itu.

Angkasa tidak tahu siapa yang mengirim semua itu kepadanya, dan siapa yang menyebarkan berita itu ke sekolah. Yang pasti saat ini dia sedang kecewa dengan Dara.

"Angka?" panggil Aluna yang tiba-tiba datang dan duduk di sampingnya.

"Kok penampilan lo mirip Dara, ya?" tanya Raja menelisik penampilan cewek itu.

"A-"

"Gak usah bahas tu cewek bisa, kan?" ucap Angkasa membuat Aluna yang tadinya ingin berbicara jadi diam.

"Entah kenapa gue ngerasa ada yang janggal di sini," ucap Kenzo tiba-tiba. "Lo di pihak siapa, ya?" tanya Kenzo seraya menatap Raja yang kini terdiam.

"Kali ini gue sama Iqbal, deh," ucap Raja sedikit ragu.

Kenzo langsung bangkit dari duduknya dan merangkul Raja. "Cus, kita ke Iqbal dan minta maaf sama Dara," ucap Kenzo sengaja menendang kaki Angkasa saat melewati cowok itu.

"Terbukti, seorang Angkasa Frederick yang katanya pinter sekarang bego cuman karena berita murahan ini!" cibir Raja.

"Gak jelas," gumam Angkasa. "Lo ngapain ke sini?" tanya Angkasa kepada Aluna.

"Aku ke sini buat kamu," ucap Aluna terdengar ambigu.

"Gue gak butuh siapapun," balas Angkasa.

"Aku gak tau kalau berita itu bener," ucap Aluna tiba-tiba.

"Maksud lo?"

Aluna menatap Angkasa dengan bingung, apakah dia harus mengatakan semuanya kepada Angkasa?



----------------------------to be continued, baby KaRa❤

ANGKASADARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang