03. Si Cantik Kesayangan
"Banyak yang memakai topeng di dunia ini, jadi jangan mudah percaya kepada orang lain."-Dara Renata Fransiska.
***
Dara Renata Fransiska. Di SMA Kencana, sosok Dara begitu di sayangi banyak orang karena memang dia begitu baik kepada siapa saja. Julukan kesayangan sudah tersemat untuk Dara semenjak cewek itu menjabat sebagai wakil ketua OSIS di sekolah ini.
Selain baik, Dara juga di kenal ramah. Kendati demikian, yang membuatnya menjadi kesayangan warga Kencana ialah karena Dara begitu berani melawan orang-orang yang sering melakukan bullying. Semenjak Dara masuk di sekolah ini, tidak ada lagi yang namanya kasus bully.
Mau itu seniornya sekalipun, Dara tak takut jika memang apa yang dia perjuangkan itu benar.
Dara memang tidak pandai dalam pelajaran, namun dirinya mempunyai bakat lain. Menyanyi adalah salah satunya. Dia juga seorang selebgram dan brand ambassador dari produk ternama. Wajahnya sudah tak asing menghiasi layar kaca membintangi iklan dari produk-produk ternama.
Dan kini, si cantik kesayangan orang-orang itu sedang memantau para junior yang sedang melakukan pembersihan.
"Inget, ya! Semuanya harus kerja. Gak ada yang malas-malasan!" kata Dara ikut memungut sampah yang telah di kumpulkan jadi satu.
Teruntuk kalian yang memiliki jabatan, tolong kalau memerintah, ikut juga melakukan apa yang kalian ajukan, ya! Jangan cuman nyuruh-nyuruh aja!
"Heh, Monyet! Gak liat orang lagi ngepel?! Buta mata lo?!" tanya Dara dengan galak saat Angkasa dan ke empat curutnya melewati kelas yang baru saja di bersihkan.
"Jangan marah-marah, Ra. Kadar kecantikan lo nambah kalo marah," gombal Raja membuat orang-orang berseru heboh.
"Lanjut, Bang!" ucap para adik kelas tersebut.
"Itu gombalan atau merek pulpen, Ja? Standart amat!" balas Dara.
"Gombalan gue ke elo emang standar, Ra. Tapi ... cintaku padamu begitu dalam," ucap Raja lalu bernyanyi.
"Di lubuk hatiku, pernah sungguh-sungguh!" Adik kelas itu mulai menyambung lirik yang tadi Raja nyanyikan.
"Namun semuaaa hancur~" Iqbal melanjutkan lirik tersebut sambil menatap Dara.
"Dalam permainan, sandiwaramu.." lanjut para cewek yang sedang mengelap kaca.
"Gila!" ucap Angkasa, Dara, Kenzo dan Dewa bersamaan.
***
Angkasa melakukan dribble berkali-kali tanpa bosan. Setiap lemparan selalu tepat sasaran membuat cowok itu merasa puas.
"Angkasa!"
Panggilan tersebut tak membuat Angkasa menghentikan permainannya. Dia terus menerus men-dribble bola basket itu. Tak memperdulikan Iqbal.
"Lo sama Aluna pacaran, right?" Iqbal mendekati cowok itu.
Gerakan Angkasa yang hendak melempar bola terhenti, melalui gerakan alis, Angkasa memberi kode pertanyaan pada Iqbal.
"Tadi gue liat kalian jalan berdua ke lapangan belakang. Gue juga sering liat kalian jalan berdua di luar sekolah," ucap Iqbal yang paham maksud Angkasa.
"Jalan berdua bukan berarti ada hubungan, right?" ucap Angkasa lalu melepas jersey miliknya dan mengganti dengan kemeja putih sekolah.
Kedua berjalan beriringan keluar dari lapangan indoor menuju outdoor yang ternyata di sana sedang ramai orang yang entah kegiatan apa mereka lakukan.
"Terima! Terima!"
Angkasa dan Iqbal mengernyitkan dahi mereka mendengar seruan itu. Keduanya menatap heran sekumpulan orang-orang yang membentuk gerakan melingkar.
"Shit!" Iqbal mengumpat saat mendapati Bara-ketua OSIS SMA Kencana- sedang menyatakan cintanya pada gadis pujaan hatinya, Dara.
"Tolak!" teriakan Iqbal membuat atensi semua orang teralihkan. Dengan santai, Iqbal menarik tangan Dara dan menjauhkannya dari kerumunan itu.
"Iqbal?" Dara menatap Iqbal bingung.
"Jangan mau sama dia," ucap Iqbal begitu protektif. Sungguh, ini bukan karena dia juga menyukai Dara. Bukan, ini bukan karena dia cemburu. Tapi ... ada hal lain yang Iqbal sendiri tidak mengerti.
"Tapi kenapa? Dia baik," ucap Dara beralih menatap Bara.
"Gue gak setuju lo sama dia, paham?" ucap Iqbal tegas.
Dara mengerjapkan matanya dua kali. "Bentar-bentar, maksud lo?"
Iqbal berdecak lalu menarik pelan pergelangan tanga Dara, membawa cewek itu menjauh dari sana.
"Bara itu playboy, gue gak mau lo d sakitin sama dia," ucap Iqbal. "Sekalipun gue gak bisa dapetin lo, gue punya tugas buat ngelindungi lo dari orang-orang kayak Bara." Lanjut Iqbal.
Sedangkan Angkasa? Cowok itu hanya cengo menatap Iqbal yang kini malah meninggalkannya.
***
Malam ini, semua inti Flaster sedang berkumpul di basecamp utama untuk melakukan kegiatan yang mereka adakan setiap dua minggu sekali, yaitu kegiatan berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan.
Flaster mempunyai dua basecamp. Basecamp utama tempat khusus inti Flaster. Sedangkan basecamp kedua tempat untuk semua inti maupun anggota Flaster berkumpul. Jarak antara kedua basecamp itu tidaklah jauh, ada jembatan penghubung antara kedua bangunan itu. Namun yang membuatnya berbeda yakni markas utama kedap suara, jadi tidak ada yang bisa mendengar percakapan penting mereka.
Sedangkan di markas kedua, tempatnya sangat luas karena memang di peruntukan untuk semua anggota. Markas mereka bukan gedung tua seperti markas geng motor kebanyakan. Markas mereka merupakan sebuah villa yang di beli Mario secara khusus untuk Angkasa dan teman-temannya.
Mario tidak marah dengan Angkasa yang sering keluar malam untuk berkumpul bersama teman-temannya, karena dia tahu ada niat baik di dalamnya. Bahkan Mario sangat bangga kepada semua anak-anak Flaster yang sudah bisa berbagi kepada sesama dengan uang yang mereka dapat sendiri di usia mereka yang terbilang masih muda.
Maka dari itu Mario menghadiahkan villa tersebut untuk mereka.
"Jaka, salah satu anggota kita Bokapnya kemarin meninggal. Jadi sebagian uangnya bakal kita kasih sama dia, dan sisanya kita bagi ke panti asuhan." Iqbal selaku kang ngatur mulai mengatur uang yang akan mereka sumbangkan.
"Pinter banget anak dugong," puji Kenzo mengacungkan jempolnya kearah Iqbal.
"Sip. Jadi kita ke rumah Jaka dulu baru ke panti, kan?" tanya Ragil.
"Iya," balas Iqbal singkat.
"Perlu bawa anak-anak?" tanya Gerald.
Angkasa menggelengkan kepalanya. "Mereka gue tugasin jaga markas, sisanya udah pada pulang. Kasian kalau kita ajak, nanti mereka makin capek," ucap Angkasa.
"Ya, udah. Tunggu apa lagi? Cus lah gaskeun!"
----------------------------to be continued, baby KaRa❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASADARA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[SEKUEL BISA DIBACA TERPISAH] [NEW VERSION] Kisahnya singkat, sesingkat pertemuan mereka. Kisahnya juga telah usai, sebelum waktunya. Sesungguhnya, kebahagiaan hanyalah pemanis dalam cerita ini karena sebenarnya kesedihan lah yang menjadi dasar a...