12. Ingin Melindungi

5.3K 586 60
                                    

12.Ingin Melindungi

"Terkadang apa yang nampak baik-baik saja adalah hasil dari kebohongan besar,"-Angkasa Frederick.

***

Kabar tentang Angkasa dan Dara jadian kemarin sudah menyebar hingga ke sosial media. Di laman instagram milik Dara pun banyak yang mendoakan agar hubungan keduanya langgeng, padahal Dara tidak memposting foto dirinya dan Angkasa sama sekali.

"Gila banget, padahal gue gak ngepost tapi banyak yang tau," gumam Dara sembari tangannya asik scrolling komentar orang-orang.

"Oh, iya. Gue, kan, selebgram terkenal. Dua juta followers!" ujar Dara bernada sombong seperti seorang cewek yang pernah dia tonton di TikTok.

"Astagfirullah, Dara ... gak boleh sombong. Inget, di atas langit masih ada langit," ucap Dara yang menjelma menjadi malaikat.

"Gak apa-apa, Dara. Sekali-kali lo sombong gak apa-apa, lagian lo sombong sama diri lo sendiri juga," sahut Dara yang satunya, alias Dara setan.

"Diem lo setan, dasar setan!" ucap Dara baik.

"Emang gue setan," sahut Dara jahat.

"Lo berdua kenapa berantem, sih? Bisa diem, gak?!" Dara bertanya kepada kedua Dara itu dengan galak. Sedetik kemudian, dua Dara itu langsung hilang.

Mata Dara memicing saat tiba-tiba ada nomor tidak di kenal meneleponnya.

"Nomor siapa, sih?" tanya Dara pada dirinya sendiri. Iseng-iseng, Dara pun mengangkat panggilan itu.

"Keluar."

Sial! Kenapa Dara meleleh mendengar suara berat itu?! Iya, itu suara Angkasa!

Dara pun bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju balkon kamarnya. Ada sebuah motor yang sangat dia kenali terparkir di halaman rumahnya, jelas itu motor Angkasa.

"Lo ngapain?" tanya Dara pada cowok itu.

"Mau ngebucin sama pacar, gak boleh emang?" tanya Angkasa sedikit menggoda pacarnya itu.

Malam minggu ngapel ke rumah pacar tidak ada salahnya, kan? Ngomong-ngomong keduanya mengobrol lewat telepon meskipun jarak mereka tak begitu jauh. Ck, alay!

"Alay gak, sih?" ucap Dara lalu memeletkan lidahnya mengejek cowok itu.

Tanpa di duga, Angkasa ternyata memegang baru besar yang seolah siap dia lempar ke arah pacarnya itu.

"Astaga, Angka! Lo niat ngapel apa mau bunuh gue, sih?!" tanya Dara galak. Tanpa babibu, dia melempar sebuah bantal yang ada di atas kursi balkonnya kearah sang pacar gilanya itu.

"Gue pegel berdiri dari tadi, Ra." keluh Angkasa sembari melempar batu besar tadi ke sembarang arah.

Dara berdiri tepat di depan pembatas balkon, cewek itu memutar bola matanya jengah. "Yang nyuruh lo berdiri terus di sana siapa, ha?"

Angkasa lalu duduk di rerumputan halaman rumah Dara seperti orang gembel, matanya fokus menatap Dara yang kini malah tertawa melihatnya duduk di sana. Angkasa lega mengetahui jika cewek itu baik-baik saja saat ini. Dia hanya takut jika Arsy berulah lagi kepada gadisnya.

"Gimana hari ini?" tanya Angkasa sebab seharian ini mereka belum bertemu di karenakan Angkasa sibuk latihan basket di sekolah.

"Baik. Lo sendiri gimana? Lancar latihannya?" tanya Dara balik.

Angkasa menganggukkan kepalanya, "lebay gak kalau gue bilang gue kangen sama lo?"

Dara spontan tertawa mendengar pertanyaan konyol Angkasa yang begitu lucu menurutnya. "Alay!" ujar Dara berkomentar.

Senyum Angkasa makin lebar melihat Dara tertawa. "Oh, iya. Besok lo kumpul OSIS, kan? Gue yang anterin gimana?" tawar Angkasa.

"Jelas lo yang harus nganter gue, lah! Biar ada guna dikit jadi pacar," kata Dara.

Angkasa hanya terkekeh pelan mendengar ucapan cewek itu. "Jangan lupa, Senin gue ngajar lagi,"

"Bisa gak kalo lagi kayak gini gak usah bahas belajar? Pusing nih kuping gue dengernya," ujar Dara dramatis.

"Emang kuping bisa pusing?"

"Ck, lo ngeselin! Pulang sana!" ucap Dara lalu mematikan sambungannya sepihak. Namun dia tidak beranjak dari tempatnya.

"Gemesin banget anak orang," gumam Angkasa seraya menatap cewek itu yang kini senyam-senyum menatapnya.

"Angka, gue ada tebak-tebakan buat lo!" teriak Dara.

"Apa?" tanya Angkasa sedikit keras.

"430 di tambah 401 hasilnya berapa?!"

"831!" jawab Angkasa.

Dara diam menantikan respon Angkasa selanjutnya. Oh, ayolah! Dia berharap Angkasa paham maksud pertanyaannya.

Lima menit berlalu, namun tak ada kalimat yang Angkasa ucapkan selanjutnya. Ah, sial! Pacarnya ini goblok atau kudet, sih?!

"Gue lagi kesel sama lo! Pulang sana!" usir Dara lalu masuk ke dalam kamarnya.

Sedangkan di tempatnya, Angkasa mengernyitkan dahinya bingung. Memangnya di mana letak kesalahannya?





----------------------------to be continued, baby KaRa❤

ANGKASADARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang