22. Perebut

4.4K 442 35
                                    

22. Perebut

"Namanya juga perebut, doyannya bekasan."-Dara Renata Fransiska.

***

Dara sudah bersiap untuk pergi ke tempat pemotretan. Hari ini dia pergi bersama supir pribadinya yang dulu. Selama di perjalanan, Dara membuka instagramnya untuk menghilangkan bosan.

Terlihat di postingannya terakhirnya, banyak yang menghujat dirinya dengan kata-kata pedas.

"Gila, siapa sih yang nyebarin berita murahan ini?" heran Dara lalu mematikan ponselnya karena kesal.

"Udah sampai Non,"

Dara bergegas keluar dari mobil itu. "Makasih, Pak. Bapak pulang aja, nanti kalau saya udah selesai saya kabarin," ucap Dara sebelum masuk ke dalam gedung tersebut.

Saat sampai di lokasi pemotretan, Dara terkejut melihat kehadiran Angkasa di sana. Dan yang lebih mengherankan lagi, ada Aluna yang sedang melakukan pemotretan di sana.

"Kerjasama kita selesai sampai di sini, Dara,"

Dara menoleh kaget saat mendengar ucapan kliennya itu. "Maksud Anda?"

"Skandal yang kamu alami sangat berpengaruh terhadap perusahaan saya, dan saya tidak mau karena semua itu perusahaan saya bangkrut. Oleh sebab itu, kontraknya saya batalkan,"

"Lagipula, saya sudah punya pengganti yang tidak kalah beda dar kamu," sambung beliau seraya menunjuk Aluna dengan dagunya.

Dara memejamkan matanya dengan tangan yang terkepal erat di sisi tubuhnya. Matanya menatap Aluna nyalang, kemudian menatap Angkasa dengan sorot mata kecewa.

Jadi Angkasa ke sini mengantarkan Aluna?

"Baik, sebelumnya saya minta maaf atas semua ini. Dan terimakasi atas kerjasamanya selama dua tahun ini, saya permisi." Ucap Dara yang kemudian langsung pergi meninggalkan tempat itu.

Angkasa hendak mengejar Dara, namun Aluna menghentikannya saat cewek itu sudah selesai take yang pertama. Angkasa hanya bisa memandangi punggung kecil Dara yang perlahan menghilang dari pandangannya.

***

"Lo jahat, Aluna! Lo ambil semuanya dari gue!" teriak Dara saat dirinya sudah sampai di sebuah danau yang sepi.

Tiba-tiba seseorang mendekapnya dengan erat. Dara yang kenal dengan aroma parfum cowok itu lantas membalas pelukan itu dan menangis keras di dada cowok itu.

"Dia jahat! Dia ngambil kerjaan gue, dia juga ngambil Angkasa dari gue!" adu Dara pada cowok itu.

"Gue tau," ucap cowok yang tak lain adalah Iqbal. "Gue bisa rasain apa yang lo rasain," lanjutnya.

"Gue gak pernah main sama siapapun! Itu sahabat kecil gue. Dia Langit, beberapa hari lalu dia baru pulang ke Indonesia, gue sama dia ke hotel karena itu hotel Papanya. Kita ke sana buat ngecek jalannya hotel itu doang," ucap Dara menceritakan semuanya kepada Iqbal.

"Gue gak ngapa-ngapain sama dia,"

"Iya, gue percaya. Udah sekarang cantiknya gue gak boleh nangis lagi," ucap Iqbal seraya mengusap air mata yang terus menerus mengalir di pipi gadis cantik itu.

"Abang.." rengek Dara kembali menangis sebab perhatian yang Iqbal berikan kepadanya.

Kini, tidak ada lagi cinta sebagai pasangan dalam hati Iqbal untuk Dara. Yang ada hanyalah cinta sebagai kakak dan adik di antara keduanya. Iqbal sudah menganggap Dara sebagai adiknya, begitupun juga Dara yang sudah menganggap Iqbal sebagai kakaknya.

"Cup cup cup, jangan nangis lagi," ucap Iqbal lalu membenarkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Dara.

"Lo tenang aja, gue sama anak-anak yang lain bakal cari tau siapa dalang dari semua ini,"



----------------------------to be continued, baby KaRa❤

ANGKASADARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang