8. Mereka Dekat

5.3K 622 44
                                    

08. Mereka Dekat

"Awal yang indah belum tentu mengantarkan pada kebahagiaan,"-AngkasaDara.

***

Ada pemandangan langka hari ini. Si Monyet dan Si Sinting berangkat sekolah bersama. Keduanya juga tampak asik bercanda saat turun dari motor.

Bagaimana tidak langka? Biasanya keduanya akan adu bacot jika bertemu, dan sekarang malah akur. Kan jadi mengundang rasa kepo seantero sekolah.

"Lo jahat, Angkasa! Lo nikung gue," kata Iqbal dramatis.

"Bisa di bilang nikung kalau Dara itu pacar lo, Bal. Lah ini? Dara cinta sama lo aja enggak, dodol!" ujar Raja.

"Jangan gitu napa, Ja! Kit heart, nih, gue dengernya!" sahut Iqbal yang sibuk elus dada menghadapi Raja setan itu.

"Apakah saya terlihat peduli? Oh tentu tydack," ucap Raja.

"Bersisik lo berdua," ujar Dewa sembari memukul lengan kedua cowok itu menggunakan buku catatan hutang milik Kenzo yang sebelumnya sudah dia gulung sedemikian rupa.

"Berisik, Wa. Berisik bukan bersisik! Dikira kita ikan apa, ya?" ujar Raja.

"Typo dikit elah," Dewa memutar bola matanya malas.

"Serah lo Jamal,"

"Jamal Bapak gue, woy!" sahut seorang cewek di dalam kelas yang di lewati oleh mereka.

"Maap, Neng. Bilangin maap sama camer, ya!" ucap Raja berteriak dari jendela kelas.

"Coba aja lo gak bilang itu ke semua cewek, udah klepek-klepek gue, Ja!" sahut cewek yang merupakan anak pak Jamal tadi.

"Ah, sabi aja lo Marpuah!" ucap Raja sambil tertawa.

"Marpuah Mamak gue, Raja! Dosa lo double!" ucap cewek tadi.

"Astagfirullah, maap, ya!" ucap Raja sungguh-sungguh.

"Azab lo double, Ja! Kabarin kalo udah kena," ujar Kenzo yang sejak tadi sibuk menghitung uang hasil menagih hutang dari adik kelasnya.

"Astagfirullah, lo bukannya do'ain gue yang baik-baik malah do'ain gue kena azab!" kata Raja sembari menampol kepala Kenzo.

"Dosa lo triple, Ja! Gue lebih tua dari lo," ucap Kenzo.

"Neraka Jahannam titip salam sama lo, Ja!" ucap Iqbal.

"Astagfirullah brader," Raja mengelus dadanya seolah depresi berat.

Kembali pada Angkasa dan Dara, kini kedua anak manusia itu sudah memasuki kelas masing-masing.

Di kelasnya, Dara di sidang dadakan oleh Dania sebab dirinya tertangkap basah sedang tertawa bersama Angkasa.

"Lo tinggal jawab iya atau nggak, Dara. Waktu lo di mulai dari tiga detik dari sekarang. Jawab pertanyaan gue dengan sejujur-jujurnya, jangan ada yang di tutupi apalagi di sembunyikan. Paham?" Dania menatap Dara dengan serius.

"Ya ampun, Nia. Lo udah kayak detektif aja," ucap Dara takjub akan tingkah nyeleneh sahabatnya kali ini.

"Jangan ngalihin pembicaraan, Dara." Dania menatap Dara horor.

Dara meneguk salivanya, "lo kayak gitu bukannya serem tapi malah bikin gue pengen nampol lo, Nia," kata Dara jujur.

"Astagfirullah Dara, lo ini berdosa banget!" Dania mengusap dadanya seolah dirinya depresi menghadapi sahabatnyai ini.

"Tumben lo istigfar, gak kebakar emang?"

"LO PIKIR GUE SETAN?!" tanya Dania tak santai.

"Gue gak ada bilang lo setan, ya. Tapi kalo lo nyadar, alhamdulillah," sahut Dara yang kini asik menyantap nasi goreng yang di berikan Angkasa tadi.

"Udah, udah! Sekarang lo jawab pertanyaan gue. Lo deket sama Angkasa?"

"Iya."

"Pacaran?"

"Nggak."

"Lo punya hubungan apa sama Angkasa?"

"Iya."

"Gue tanya hubungan apa, Dara?"

"Iya."

Dania benar-benar frustasi sekarang. "Lo kenapa jawab iya-enggak aja, Dara?"

"Kan lo sendiri yang bilang sama gue kalau gue tinggal jawab iya atau enggak," ucap Dara dengan polosnya.

"Ini gue yang salah apa emang Dara yang bego, sih?" tanya Dania pada dirinya sendiri. "Oke, sekarang gue tanya. Lo punya hubungan apa sama Angkasa?"

"Temen."

"Gak lebih?"

"Nggak."

"Serius?"

"Dua rius."

Di saat Dara sedang di sidang dadakan, Angkasa juga merasakan demikian. Aluna mengganggunya dengan menanyakan serentetan pertanyaan yang membuat Angkasa jengah akan cewek itu.

"Angkasa, beneran kamu deket sama Dara?" tanya Aluna untuk yang ke sekian kalinya.

"Angkasa ih jawab dong!"

"Lo bisa diem gak, sih?" Angkasa menatap Aluna tajam. "Jangan lo pikir mentang-mentang selama ini gue peduli sama lo, lo jadi kelewat batas kayak gini."

Aluna menundukkan kepalanya takut saat mendengar Angkasa berucap seperti itu. "Maaf."

"Inget, Aluna. Gue peduli sama lo cuma karena rasa tanggungjawab gue sama Bokap lo, gak lebih."

Setelah itu, Angkasa meninggalkan kelas bermaksud menjauh dari Aluna. Sungguh, jika bukan karena kejadian enam bulan lalu di mana dia tak sengaja menabrak ayah Aluna, dia sama sekali tidak mau bahkan untuk berdekatan dengan Aluna saja dia tidak mau.

"Shit!" Angkasa memaki dirinya sendiri saat tiba-tiba rasa pedulinya akan perasaan cewek itu datang kembali. Ya, dia akui perkataannya pasti menyakit cewek itu.

"Gak papa, Angkasa. Sekali-kali lo harus abaikan dia, kalau lo terus-terusan peduli, yang ada dia ngira lo punya perasaan sama dia." Angkasa berusaha meyakinkan dirinya untuk tidak peduli kepada cewek itu.

"Angka!"

Angkasa membalikkan badannya saat mendengar ada yang memanggilnya dengan nama panggilan yang di gunakan Mario saat dia masih kecil.

"Iya?"

Dara nyengir lucu, "kita, kan, temen. Jadi boleh nggak gue minta tolong?" tanya Dara.

"Boleh, minta tolong apa?"

"Tolong bantuin gue belajar, ya! Istilahnya lo jadi tutor gue, gitu. Sebentar lagi mau UTS, lo mau, ya?" pinta Dara sedikit memohon.

Angkasa berpikir sejenak, jika dia menerima tawaran dari Dara, itu artinya dia akan ada sedikit kesibukan. Dan itu berarti dia bisa bebas perlahan dari Aluna.

"Jadi ... gimana? Lo mau, kan?" tanya Dara sekali lagi.

"Oke."

Dara bersorak senang dan mengucapkan terimakasih kepada Angkasa. Jika yang menjadi tutornya adalah Angkasa, mungkin Dara bisa bersantai-santai. Secara mereka seumuran, jadi tidak ada kesan kurang ajar jika nanti dia mengabaikan cowok itu, kan?

Ayolah, Dara sangat malah belajar. Dia punya rencana jika nanti Angkasa sedang mengajar, dia akan mencari sejuta alasan agar dia tidak perlu belajar.

"Lo gak ada niat busuk, kan?" tuding Angkasa saat melihat Dara sedari tadi senyum-senyum sendiri.

"Emang niatan gue kecium baunya, ya?"






----------------------------to be continued, baby KaRa❤

ANGKASADARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang