5. Si Kotak Amal

299 35 0
                                    


Happy Reading

***

Seorang lelaki yang bernama Alwi Azrial Alatas itu sedang berkutat dengan laptopnya. Di sela-sela pekerjaannya di kantor ia tengah mengerjakan skripsinya yang telah dia cicil sebulan yang lalu.

Skripsi memang sulit. Dia harus mencari referensi jurnal internasional dengan rating yang baik. Saat tengah fokus mengetik terdengar bunyi dering telepon ia pun berdecak sebal karena fokusnya terganggu.

"Assalamu'alaikum kenapa?" Azrial berbicara dengan cepat. "Lo tau kan hari ini ada acara penting?" Azrial mengernyitkan dahinya lalu memijat pelipisnya yang sakit.

"Acara apa? Gue sibuk jangan ganggu udah ya gue matiin. Assalamu'alaikum"
Ada-ada aja si Aldi emang ada acara apa? Bodo lah kerjaan banyak kalo ga dikerjain malah semakin bertumpuk. Oh iya ada si Herman minta tolong saja.

Azrial memanggil Herman melalui utusannya agar dia tidak perlu berjalan dan mencari sosok itu.

"Izin pak maaf mengganggu waktunya. Maaf pak ada apa memanggil saya?"ucap Herman dengan tangan hormat di ujung alis.

"Saya minta tolong sama kamu ya tolong ketik laporan ini dan tolong periksa laporan satunya lagi. Laporannya sudah saya buat kamu tinggal periksa dan perbaiki jika ada yang salah. Saya taunya besok sudah beres. Tolong dikerjakan dengan teliti kalau tidak siap-siap saja anda menerima konsekuensinya." Azrial berkata dengan tegas kepada bawahannya itu.

"Siap pak" Setelah memberikan salam hormat kepada atasannya, Herman pun pergi dengan beban tugas dari Azrial.

Begitulah perlakuan yang berlaku di militer dimana yang pangkatnya tinggi bisa menyuruh bawahannya jika mereka memerlukan bantuan. Namun diluar jam kerja mereka bisa sangat akrab.

Setelah Herman pergi, Azrial tertawa melihat Herman yang harus sedikit dia bebani dengan tugas. Dari tadi Azrial hanya menahan tawa melihat temannya itu. Namun dia harus tetap profesional di tempat kerja.

Sekali-kali dia usil kepada Herman di waktu kerja bisa membuat mood nya balik lagi. Hitung-hitung balas dendam kemarin dia sudah meninggalkanku di restoran saat sudah kenyang karena tidak mau membayar.

Azrial kembali menatap bosan huruf yang tertata rapi di layar laptopnya. Udah dulu ah kerjaan kantor banyak skripsi bisa dilanjutkan di rumah.

Lelaki itu menyenderkan kepalanya di kursi sambil melihat langit-langit kantor. Leher dan punggungnya terasa sakit karena duduk dengan keadaan tidak rileks. Dia menarik nafas dalam dan memejamkan mata.

Terdengar bunyi notifikasi tanda pesan masuk. Dia langsung mengecek pesan itu dan terkejut. Astaghfirullah udah jam berapa ini?

***

Setelah selesai shalat Ashar aku tidak mendengar lagi suara orang yang mengaji seperti kemarin. Padahal aku sudah berada di barisan paling depan sama seperti waktu itu tapi aku tidak menemukan apa-apa.

Sudahlah memang seharusnya begini tidak baik ke mushala hanya karena seseorang. Ke mushala harus dengan niat ikhlas hanya karena Allah SWT saja bukan karena hal lain.

Aku mengoceh dalam hati kepada diriku yang mengharapkan hal lain. Mungkin aku harus kajian lagi agar mendapat siraman rohani supaya ibadahku hanya fokus kepada Allah SWT saja bukan karena hal lain.

Aku keluar dari mushala dan menghampiri Vera yang tengah duduk di teras mushala. "Ra ngapain? ayo pulang udah sore tar malem kita mau kajian nanti kecapekan"

One Day, Kekasih HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang