13. Aku selalu dibelakangmu

199 20 1
                                    

Happy Reading

***

Lelaki itu sudah berada disana cukup lama. Tak lama setelah Aruna dan Vera pergi, dia datang dan menunggu disana. Suhu malam ini lebih dingin dari biasanya.

Lelaki itu sedikit gelisah melihat chatnya yang tak kunjung dibalas. Dalam hati dia bertanya-tanya dan penasaran akan keberadaan gadis itu. Dia kemana ya?pikirnya.

Tak ingin di cap sebagai pengganggu akhirnya Rey hanya diam saja di luar pagar dan duduk diatas motornya.

Dia berada disitu selama hampir satu jam lamanya. Lelaki itu memeluk dirinya sendiri yang merasa kedinginan karena hanya memakai kaos pendek hitam tanpa jaket.

Dia terus melihat chat itu tapi tidak ada tanda sudah dibaca ataupun dibalas. Tunggu sebentar lagi aja kali ya? Udah jauh kesini masa ga ada hasil? Pokoknya pantang menyerah sebelum pulang! Pikirnya.

Aku melipat tangan di depan dada dengan kaki selonjor ke bawah sambil melihat indahnya bintang malam dan bergumam,"kenapa aku harus menunggumu disini seperti orang bodoh?"

Rasanya sakit saat mendengar dia mengatakan kalau akan ta'aruf. Aku sedikit memberi jarak padanya agar dia bisa membuat keputusan dan berpikir jernih. Tak ada salahnya dia menerima ta'aruf itu. Toh lelaki itu juga orang baik. Ta'aruf juga belum tentu jodoh. Kalau dia bukan jodohnya,aku yang berada di belakang ini siap untuk menghalalkannya.

Tak lama kemudian,aku melihat ada motor berjalan ke arahku. Aku tidak bisa melihat orang itu karena lampu motornya mengenai mataku.

Wanita itu turun dari motor dan menghampiriku dia sedikit terkejut melihatku yang datang tak terduga. Kupikir dia sudah tidur karena tak membalas chatku.

"Buat kamu" aku langsung memberikan sebuah kantong plastik berwarna putih itu.

"Kamu ngapain kesini Rey?"tanya Aruna

Aku hanya menyodorkan kantong itu. "Tadi aku habis keluar terus teringat kamu suka martabak manis,jadi ku bawain"

Wanita itu tertawa "Ya ampun Rey. Kamu baik banget malem-malem nganterin makanan. Aneh banget sih. Biasanya ga pernah nganterin makanan juga."

Aku tersipu malu mendengarnya dan mendadak jadi salting. "Makan aja martabaknya. Aku mau pulang" Lelaki itu langsung memakai helmnya.

Wanita itu merasa sangat senang terlihat dari wajahnya yang penuh senyuman. "Terimakasih Rey udah ngasih aku ini"ucap Aruna sambil menunjuk kepada kantong putih itu.

"Sama-sama. Udah ya aku pulang"

Lelaki itu langsung pulang setelah mengklakson motornya. Wanita itu pun masuk ke dalam rumah sendirian. Vera sudah membawa Hanna masuk kedalam.

"Assalamualaikum,"ucap Aruna saat memasuki rumah

Matanya menangkap sosok abangnya yang tengah mengetik di ruang tv. "Siapa tadi?"tanya Abang spontan.

Aruna merasa terkejut dan takut ingin menjawab apa. Dia pura-pura tidak dengar dan berjalan menuju kamarnya. "Dek!"tegas Abang. "Kamu denger ga sih?" Lanjutnya.

Akhirnya aku melangkahkan kaki ke arahnya. Takut-takut untuk menjawabnya. "Tadi siapa?"ulangnya. "I-itu temen bang" jawabnya sambil melihat ke arah lain.

"Siapa?"desaknya

"Si Rey"

"Oh temen SMP kamu?"

"Iya,"jawabnya singkat

"Kirain siapa. Tumben kesini malam-malam. Ga ada hubungan apa-apa kan?"tanya Abang penuh selidik.

Aruna langsung berkata,"Enggak! Ga ada hubungan apa-apa dari dulu juga cuma temen"

"Bener?"tanyanya sekali lagi. Aruna mengiyakan dan memberinya jawaban yang meyakinkan.

"Ya udah kalo gitu. Jangan berlebihan temenannya,"pesan Abang. "Iya bang"jawabnya.

Aruna langsung ke kamarnya dan langsung dipenuhi oleh berbagai pertanyaan oleh Vera.

"Tuh kan bener! Aku bilang juga apa! Dia ada perasaan sama kamu masa ga peka sih!" Vera berkata dengan sebal

Aruna langsung membungkam mulut Vera yang suaranya terdengar sangat besar.

"Jangan kenceng-kenceng ngomongnya!"

Yang dibilangin hanya terkekeh saja. Vera berkata dengan sangat lebay dan terus kepo ingin membaca chattanku namun aku tidak memberitahunya karena malu.

Keesokan harinya

Aku melihat gadis yang memakai gamis biru muda dan khimar biru tua di seberang jalan. Dia berjalan dengan anggun dan wajahnya terlihat meneduhkan dengan senyumannya itu. Bagaimana bisa aku tidak jatuh hati kepadanya? Ditambah dengan sikapnya yang menawan,aku semakin dibuatnya jatuh sangat dalam.

Dia melambaikan tangan kepadaku sambil tersenyum dan hendak menyebrang ke arahku. Dia menoleh ke kanan dan kiri,tidak ada kendaraan. Saat akan sampai ke arahku, tiba-tiba ada motor yang melaju sangat kencang dari dalam jalan kecil motor itu langsung belok ke arah Aruna.

Aku yang melihat itu langsung gerak cepat berlari ke arahnya dan menarik tangannya dengan cukup keras hingga kepalanya membentur mengenai dadaku.

Motor itu tiba-tiba langsung jalan saja dan tak memedulikan lagi jika di depannya ada orang yang sedang menyebrang. Aku dibuat kesal oleh pengendara motor itu.

"Na kamu gapapa?"

"I-iya gapapa,makasih Rey"

Tanpa disadari Rey masih memegang erat pergelangan tangan Aruna hingga kemudian dia tersadar "Ups,Maaf"

Jantungku berdegup kencang. Baru pertama kalinya dalam hidupku menyentuh tangan halus wanita itu. Aku merasa sangat malu.

Aruna pun merasakan demikian, dia merasa sedikit salting karena telah dipegang tangannya. Mereka berjalan menuju gedung dengan membelakangi satu sama lain. Seharusnya Rey berjalan di jalan yang sama dengan Aruna,namun dia memilih rute yang lebih jauh karena terlalu salting.

***

"Lu Udah gila ya? Tau-tau ngajak ta'aruf aja! Ta'aruf itu ga main-main bro. Gue udah nganggep Aruna itu adek gue. Soalnya dari dulu gue itu suka banget main ama abangnya dan kenal ama dia dah lama. Jangan lu candain dia atau Gue ikut campur juga! Gue itu ngajak lu kesitu biar lu ga bosen sama kerjaan yang numpuk"Aldi berkata dengan intonasi tinggi sambil mengunyah makanan. Mereka berdua sedang berada di sebuah restoran di pusat kota.

"Kunyah dulu makanannya napa?"

"Eh denger gak gue bilang apa?"

"Iya gue denger kok. Berarti banyak dapet informasi nih dari lu,"ujar Azrial.

"Mau manfaatin juga ni orang"

Azrial hanya tertawa. "Kenapa tiba-tiba ngajak ta'aruf?"tanya Aldi. Aldi yang suka nyeplos dan jahil itu sangat peduli kepada Aruna.

Azrial menceritakan segalanya sejak awal pertemuan mereka yang akhirnya dari pertemuan itu mengetuk pintu hatinya untuk mengajak wanita itu ke jenjang yang lebih serius.

Azrial berencana untuk ke rumah Aruna bersama kedua orang tuanya besok untuk memberitahukan niat baiknya. Setelah selesai makan dari restoran,mereka berencana kembali ke Apartemen untuk Mabar.

TBC

Selamat malam👋
Tolong vote ya jika kalian suka sama ceritanya
Salam hangat dan pertemanan,
Ann

One Day, Kekasih HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang