23. Pemotretan

325 27 2
                                    

Happy Reading

***

Saat ini kami tengah berada di pantai Parangtritis dengan sejuta pesona indahnya yang disertai deburan ombak kecil yang menari-nari di atas lautan. Hari ini terasa menyenangkan karena kami sedang melakukan pemotretan foto untuk resepsi.

Aku berpegangan tangan dengan kak Azrial yang berada di depanku. Tangan kirinya memegang tanganku sedangkan tangan kanannya membawa banyak balon. Aku memakai topi pantai dengan anyamannya yang khas berwarna coklat muda. Konsep foto ini adalah casual dan ceria. Aku menggunakan gamis bermotif bunga kecil yang berwarna kuning sedangkan kak Azrial menggunakan kemeja polos berwarna putih dan celana panjang berwarna coklat. Warna baju yang kami kenakan adalah warna yang tidak mencolok agar terkesan seperti 'menyatu dengan keindahan alam'

Warna kuning menggambarkan matahari, warna coklat menggambarkan pasir dan putih menggambarkan indahnya langit saat pagi hari. Kami berencana untuk foto di tiga tempat. Untuk foto yang pertama, kami menggunakan latar pantai Parangtritis di pagi hari yang cerah. Foto kedua di studio dan foto terakhir di bukit panguk.

Kami berlari sambil tertawa bahagia agar mendapatkan foto candid yang bagus. Berlari di atas gumpalan pasir disertai dengan hawa dingin rasanya benar-benar 'sesuatu'. Diiringi dengan suara deburan ombak dan kicauan burung adalah suatu hal yang dapat menaikkan suasana hati agar dapat menjalani hari dengan semangat.

Cekrek

"Sudah saya foto mas" ucap seorang photographer sambil mengacungkan jempol. "Oke mas,"jawab Azrial.

Setelah selesai foto pertama, mereka pergi ke studio foto untuk pemotretan yang kedua. Aruna sebenarnya masih ingin disana namun karena jarak tempatnya cukup jauh dari Sleman yakni selisih 30-40 menit membuat mereka bergerak cepat agar pemotretan ini segera selesai.

Pada sesi pemotretan ini kami menggunakan dua jenis pakaian adat, yaitu pakaian adat Jawa Barat dan DIY. Pakaian adat ini terdapat perbedaan warna yang sangat besar dimana kebaya Sunda serba putih sedangkan pakaian adat Yogyakarta serba hitam karena kami menggunakan pakaian adat corak paes Ageng jangan menir.

Kami berpose menggunakan pakaian adat DIY sambil berpose membelakangi satu sama lain dengan punggung yang saling bersandar. Tak butuh waktu lama, akhirnya kami selesai dan hendak pergi ke tempat terakhir yaitu di bukit panguk.

Tibalah kami di sebuah bukit yang rindang dengan penuh pepohonan namun karena kami berada di atas ketinggian, pepohonan yang hijau nan asri itu tidak terlihat lagi karena tertutup kabut putih yang tebal. Udaranya terasa sangat sejuk dan juga saat ini suasana bukit tersebut tampak sepi, tak banyak pengunjung yang datang ke tempat ini. Kami berdua berdiri di ujung sebuah tempat yang dibangun menggunakan kayu yang kokoh dan dibawahnya terdapat kabut putih seolah-olah kami sedang berada di atas awan dan ditemani oleh pemandangan indah senja dengan semburat jingga kemerah-merahan menambah suasana yang hangat dan romantis. Mereka berdua terkagum-kagum melihat keindahan tempat itu. Suatu saat hari ini akan menjadi kenangan indah yang dapat mereka kenang kelak.

 Suatu saat hari ini akan menjadi kenangan indah yang dapat mereka kenang kelak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
One Day, Kekasih HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang