WARNING!!!
17+
Yang dibawah umur jangan nekat baca!Happy Reading
***
"Yuk masuk" ucap Azrial sambil membuka pintu depan.
Aku mengangguk kemudian memasuki rumah yang berwarna hijau. Rumah ini terlihat luas, beberapa bagian rumah ada yang terlihat cukup kosong karena selama ini lelaki itu tinggal sendirian sehingga dia hanya mementingkan kebutuhannya sendiri saja.
Azrial membawa barang bawaan tadi menuju kamarnya.
"Ini kamar saya. Mulai sekarang kamar ini jadi milik kamu juga"
Aku tersenyum canggung "Iya kak"
"Bagaimana menurutmu dengan kamarku? Apakah terlihat cukup nyaman? Apa mungkin kamu ingin tinggal di kamar lain?"
Aku menolaknya "Enggak. Gak usah. Aku mau di kamar ini aja" Mana mungkin aku mau tinggal di kamar lain. Kalau orang sudah menikah ya harus satu kamar dong. Kalau tidur di kamar lain, rasanya seperti musuhan saja.
"Ya udah kalau gitu. Yang terpenting bagi saya adalah kamu nyaman tinggal disini. Kalau ada sesuatu yang diperlukan, jangan sungkan untuk memberi tahu saya"
"Iya kak"
Saat ini aku tengah berada di kamarnya. Kamar ini bercat putih, berbeda dari ruangan lainnya yang berwarna hijau. Entah bagaimana dengan warna cat kamar lain yang berada di bagian depan dan seberang kamar ini.
Aku melihat ke sekeliling. Kamarnya terlihat luas dan tidak terlalu banyak barang. Di bagian tengah terdapat kasur dengan ukuran besar yang berwarna putih namun selimutnya berwarna abu-abu. Oh ya aku baru ingat! Kak Azrial suka warna abu-abu. Pantas saja kebanyakan barang di kamarnya berwarna abu-abu. Kamarnya tertata dengan rapi dan memberikan kesan minimalis yang enak dipandang.
Aku berjalan menuju arah jendela. Terlihat sinar matahari sore menjelang magrib yang berwarna jingga. Aku membuka jendela itu. Di samping jendela terdapat pohon kelapa yang menjulang sangat tinggi. Angin bertiup membuat pohon itu bergerak dan mengipasi wajahku. Cantiknyaa pemandangan senja sore hari. Rasanya seperti di pantai.
Di bagian luar jendela kamar ini, terdapat teras yang cukup luas. Teras ini terletak di bagian samping rumah yang merupakan teras pribadi. Di sekeliling teras itu terdapat tembok yang menjulang tinggi sehingga orang lain tidak dapat melihatnya. Di bagian teras ini terdapat banyak bunga. Aku baru tau kalau kak Azrial memang menyukai tumbuhan. Dia orang yang rapi dan menyukai keindahan.
Setelah dirasa cukup untuk melihat pemandangan itu, aku membalikkan badanku.
"Astagfirullah" ucapku kaget sambil berbalik kembali menuju jendela. Untuk kedua kalinya aku melihat dia bertelanjang dada. Melihat hal seperti itu membuatku merasa deg degan.
Lelaki itu berjalan mendekati Aruna dan berdiri tepat di belakangnya sedangkan Aruna masih menghadap jendela karena shock dengan apa yang dilihatnya.
Gadis itu sadar betul kalau Azrial berada di belakangnya, namun dia pura-pura tidak tahu dan mengabaikannya. Jantungnya sudah berdebar hebat saat ini.
Merasa kehadirannya tidak di notice, Azrial pun memanggilnya, "Sayang" panggilnya dengan lembut.
Aku sangat terkejut saat dia memanggilku dengan sebutan 'sayang' Ini adalah pertama kalinya aku mendengar panggilan sayang dari lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day, Kekasih Halalku
Teen FictionPernahkah kalian memimpikan cinta kepada dia yang jauh disana? Dia yang selalu kau ucap dalam do'a tanpa tahu namanya. Begitulah yang dialami oleh Aruna. Dia percaya cinta itu ada dan sudah tertulis jauh sebelum dia lahir. Aruna memilih untuk percay...