14. Ta'aruf

243 22 2
                                    

Happy Reading

***

Hari yang ditunggu pun tiba. Azrial datang ke rumah Aruna bersama kedua orang tuanya untuk mengajak ta'aruf. Terlihat senyum senang memancar dari keluarga Azrial. Apalagi ibunya yang nampaknya sangat menyukai gadis itu. Azrial adalah anak satu-satunya di keluarganya. Ibunya ingin sekali memiliki anak perempuan dan saat melihat Aruna dia sangat menyukainya dari pertemuan pertama mereka.

Aruna hanya menunduk malu saat ibunya Azrial menatapnya dengan pandangan sayang. Dia juga sangat malu karena berhadapan dengan seorang lelaki yang pernah mengguncang hatinya. Walaupun hatinya tak dijatuhkan sejatuh-jatuhnya pada lelaki ini namun dia pernah mengaguminya.

"Jadi kedatangan kami kemari ingin menyampaikan niat baik kami untuk mengajak ta'aruf kepada nak Aruna"

Aruna merasa sangat gugup tatkala ayahnya Azrial bertanya,"Jadi bagaimana nak Aruna,apakah bersedia berta'aruf dengan Azrial?"

Dengan mengucap bismillah,Aruna mengangguk dan berkata 'iya' dengan suaranya yang kecil sambil menunduk malu.

Dia merasa sangat malu saat ini. Dalam hati dia sedikit bimbang. Apakah ini keputusan yang benar? Semoga saja iya.

Azrial melihat sekilas wanita di depannya ini. Dalam hati dia merasakan getaran-getaran aneh namun membuatnya senang. Azrial tengah gugup dan saat ini dia sedang mengusap punggung tangannya untuk menghilangkan kegugupannya.

Tak lama setelah mengobrol tentang masalah ta'aruf ini keluarga Azrial pun pulang.

Saat tengah mengantar keluarga Azrial ke luar pagar, Azrial memberikan sebuah kertas dua lembar yang berisi tentangnya.

"Tolong buat yang begini juga ya,"ucapnya. Suaranya begitu terdengar berat namun dengan nada lembut itu rasanya menggelitik telingaku. Suaranya sangat merdu, pikirnya dalam hati.

Setelah mereka pergi, Aruna langsung menuju kamarnya. Dia merasa senang setelah melihat lelaki itu. Dia langsung menutup pintu kamar, tak sabar ingin membaca kertas itu.

Dia mulai membaca biodata itu. Nama: Alwi Azrial Alatas. Wah nama yang indah, ucapnya dalam hati. Lahir di Bandung, 18 Juni 1993. Berarti saat ini dia akan memasuki usia 28 tahun di 2021. Usianya terpaut cukup jauh dengan Aruna yang saat ini berusia 20 tahun dan akan memasuki 21 tahun pada bulan Juni juga,sama seperti Azrial. Baginya tak masalah tentang umur. Dia justru menyukai orang yang lebih tua darinya. Orang Bandung ternyata,cukup jauh juga. Tapi kalo emang jodoh, pasti akan menyenangkan bisa ke Bandung.

Aruna membaca kertas itu sambil senyum-senyum sendiri. Hobi membaca buku,traveling dan fotografi. Aruna semakin tersenyum dibuatnya. Sepertinya dia orang yang menyenangkan. Hobinya pun sama seperti dirinya. Saat ini dia merasa seperti orang gila. Dia merasakan gejolak itu seperti orang sedang kasmaran.

Dia membaca sambil tengkurap diatas kasur. Golongan darah A. Pekerjaan TNI-AD dan seorang mahasiswa fakultas FIB,sama seperti dirinya. Saat dia membaca lagi,ternyata mereka satu kampus dan satu fakultas!

Sumpah demi apa aku kok gak tau ada kak Azrial ya Allah? Aruna merasa terkejut saat dia mengetahui ternyata selama ini mereka berada di fakultas yang sama namun beda jurusan. Azrial juga ternyata adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang galau masalah skripsi. Tahun ini dia akan wisuda.

Warna kesukaannya adalah warna abu-abu. Tempat yang disukai adalah tempat yang sunyi dan berada di ketinggian. Bagaimana bisa dia menyukai sesuatu sama persis sepertiku?

Cita-citanya adalah mempunyai keluarga kecil yang bahagia. Mempunyai seorang istri yang Sholehah dan setia. Membimbing anak menjadi pribadi yang islami.

Wah pikirannya sangat maju dan punya masa depan yang bagus. Sifat buruk saya adalah terkadang saya suka menyebalkan menurut orang. Saya harap kamu tidak keberatan dengan hal itu. Di akhir kata dia menulis:

Sebelumnya terimakasih sudah membaca segala hal tentang saya. Saya harap kamu tidak terkejut karena saya menulisnya dengan jujur tanpa saya kurang dan tambahi. Saya harap jika kamu memang jodoh saya,harap terima saya apa adanya dan tolong buat juga biodata tentangmu saya ingin tahu segala hal tentangmu karena semua tentangmu itu adalah hal yang penting bagi saya. Jangan segan-segan menuliskan semuanya. Saya benar-benar berniat serius dan ingin menikahimu. Saya sudah mencintaimu saat pertemuan kita di kereta. Saya tidak ingin mencintaimu dengan cara yang salah. Dan Alhamdulillah nya saya dipertemukan lagi denganmu secara tidak terduga saat saya sedang mengantar teman saya untuk menemui abangmu. Disaat itulah saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada dan langsung ingin serius denganmu.
Untuk masalah keuangan, Alhamdulillah saya sudah punya gaji dan punya rumah. In syaa Allah gaji saya cukup untuk menghidupimu.
Jangan lupa shalat istikharah untuk meminta petunjuk.

Masya Allah. Aku merasa sangat bahagia membaca kertas itu. Ternyata dia sudah menyukaiku saat pertemuan pertama kami. Alhamdulillah kak Azrial memang berniat serius dan tidak main-main denganku. Setelah membaca ini,aku merasa yakin padanya. Aku sangat salut dengan tekadnya yang mencintaiku dengan berani bukan dengan cara yang salah. Selain itu dia juga sudah matang secara emosi dan kebutuhan hidup. Benar-benar calon suami yang ideal.

Tanpa disadari ternyata pintu kamar Aruna sedikit terbuka dari tadi. Abangnya melihat adiknya itu yang sedang membaca kertas sambil tersenyum.

Aku hanya bisa berharap dia adalah orang yang baik yang bisa menjagamu lebih dariku,dek. Semoga dia memang jodohmu tampaknya dia sangat serius denganmu. Ku harap yang terbaik untukmu ...

Abangnya berkata dalam hati sambil tersenyum dan sedikit sedih. Hatinya sedikit sedih mengetahui jika adiknya ada yang mengajaknya serius.

Setelah membaca kertas itu Aruna tak bisa berhenti tersenyum. Namun karena dia hendak ke dapur untuk minum dia harus menyembunyikan wajah senangnya itu agar tidak diketahui keluarganya. Dia langsung merubah ekspresi 180°.

Ketika sampai disana,dia melihat abangnya yang cuek aja sambil bermain hp di meja makan."Bang lagi ngapain sih fokus banget sama hp"tanya Aruna sambil menarik kursi di meja makan sebelah abangnya.

"Hmm?"jawab abangnya. "Ditanya kok jawab hmm. Fokus banget sih bang sampe ga jawabin adeknya ngomong,"ucap Aruna sambil cemberut.

"Bang"

"Hmm? Kenapa? Berisik banget sih ntar kalah nih. Diem dulu nanti ngomongnya"

Aruna semakin dongkol dengan abangnya itu. Dia langsung mengambil tindakan dan merebut hp abangnya itu.

"Bang kok gitu banget sih! Tau kan kalo aku itu di ajak serius kak Azrial! Ga mau baik-baikan dulu kangen-kangenan dulu apa sama aku! Siapa tau kan dia jodohku terus aku pergi dari rumah ini tar kesepian loh. Siapa coba yang mau masakin makanan kalo bunda pergi keluar? Mangkanya baik-baik sama aku mumpung masih disini" Aruna berkata panjang lebar.

Abangnya itu malah bersikap cuek dan biasa aja. "Kalo laper terus ga ada bunda ya udah tinggal mesen makanan aja tar dianterin kesini. Ga susah Abang kalo ga ada kamu juga masih bisa makan kalo laper ga perlu dimasakin kamu. Zaman udah canggih tinggal ketik di hp terus sampe makanannya. Lagian baguslah si Azrial ngajakin kamu serius biar kamu cepet pergi dari rumah ini"

"Ya Allah bang. Kejam banget sih ama adeknya."

"Biarin"

"Ihh rese banget sih, nyebelin! Awas aja" Aruna langsung berdiri dari meja makan.

"Awas apaan? Kamu itu yang awas aja. Ga Abang anterin ke kampus kamu biar kesiangan nunggu ojol biar tau rasa di marahin dosen"

"Ihh rese banget sih! Udah ah" Aruna langsung berjalan dengan sebal menuju kamarnya"

Saat Aruna pergi abangnya itu sebenarnya merasa sedih dan kesal adiknya akan diambil orang. Diam-diam abangnya itu cemburu dan peduli tapi dia bersikap pura-pura cuek dan tidak peduli.

TBC

Assalamu'alaikum
Hai² ada yang nungguin update cerita ini gak? Hehe
Terimakasih yang udah baca ceritaku
Tolong votenya yaa agar aku semangat update ceritanya
Tetap jaga kesehatan dan dirumah aja baca One Day,Kekasih Halalku 😊
Stay tune ya
Nanti aku bakalan update lagi secepatnya
Salam hangat

One Day, Kekasih HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang