40. Hari Biasa

140 14 3
                                    

Happy Reading

***

"Kamu beneran gak mau tahu tentang kak Hilman?" Goda Aruna dengan senyum jahilnya.

"Enggaklah! Ngapain? Bukan siapa-siapa juga! Gak penting!" Sungut Vera dengan intonasi tinggi sampai-sampai orang di koridor kampus menoleh kepadanya hingga dia pun tersenyum kikuk.

"Bener? Lumayan loh. Nanti kamu bisa jadi ibu Persit" tepuk Aruna cukup keras di bahunya.

"Bener!!! Aku gak mau mikirin cinta-cintaan kaya gitu! Geli tau gak!"

Aruna memicingkan matanya "Oke, kalau gitu kita lihat nanti. Seorang Vera yang terkenal anti cinta-cintaan apakah bakalan jatuh hati dengan pesona kak Hilman?"

"Gak! Gak bakalan! Kalaupun suatu saat aku suka sama orang, orang itu bukan kak Hilman titik!" Aruna hanya mengiyakan sambil tertawa geli melihat tingkah sahabatnya.

Setelah jam berakhir, mereka pergi menuju kantin kampus untuk makan siomay dan batagor langganan. Suasana kantin cukup ramai di sore hari seperti ini bahkan ada beberapa mahasiswa dari fakultas lain datang untuk menyantap makanan yang terkenal legend di fakultas FIB.

Setelah memesan makanan, mereka pun duduk di bangku paling depan yang berhadapan langsung dengan taman fakultas FIB yang terdapat pohon beringin tua yang daunnya terus berguguran tertiup angin sepoi-sepoi.

"Sejuknya" gumamku sambil memejamkan mata menikmati semilir angin lembut yang menyegarkan pikiranku. Lama kelamaan angin tersebut menjadi sedikit lebih kencang sampai rasanya ingin tertidur jika berada sedikit lebih lama di tempat itu.

Sembari menunggu pesanan datang, aku menumpuk beberapa buku di atas meja kemudian merebahkan kepala di atasnya.

"Ra, aku tidur dulu ya! Capek. Kalau pesanan datang, bangunin ya"

Tanpa menunggu persetujuan dari Vera, aku langsung memejamkan mata. Entah mengapa akhir-akhir ini aku sering merasa kelelahan dengan hal yang bahkan cukup ringan di keseharianku. Apakah mungkin karena faktor pikiran atau memang karena akhir-akhir ini aku jarang makan? aku pun tak tahu apa penyebabnya yang pasti. Apapun itu yang jelas aku ingin memejamkan mata sebentar karena saat ini mataku terasa sangat berat.

Setelah dua puluh menit lamanya, pesanan datang dan Vera pun membangunkan gadis itu agar segera memakan siomay yang telah mereka pesan sebelumnya.

Tak sampai lima menit, Aruna telah menghabiskan sepiring siomay lengkap dengan bumbunya. Bumbu kacang di piring itu hanya menyisakan sedikit saja.

"Na kamu itu doyan banget apa rakus?"

"Aku laper banget hari ini" Aruna mengelus perutnya. "Sekarang juga aku masih laper" lanjutnya.

"Serius? Kamu kok aneh gini ya biasanya sepiring aja kamu udah kenyang dan gak mau makan lagi"

"Tau ah. Aku mau makan lagi" Aruna pergi ke kantin untuk membeli beberapa cemilan. Setelah itu dia pun kembali ke bangku semula dan mendapati Vera belum menyelesaikan makanannya.

Melihat Aruna yang tampak rakus membuat Vera geleng-geleng kepala dengan tingkah sahabatnya ini. Dia bahkan belum selesai dengan batagornya, sedangkan Aruna? Sudah sepiring siomay dengan dua bungkus roti masuk ke dalam perutnya.

"Bisa jalan gak? Tar susah jalan lagi" ledek Vera sambil mengeluarkan uang untuk membayar makanan.

"Bisa lah. Kenapa gak bisa? Wlee"

Diam-diam Vera tersenyum melihat Aruna yang bisa makan dengan baik karena sebelumnya dia sangat jarang makan karena terus kepikiran suaminya. Melihat Aruna bisa makan dengan lahap seperti ini membuatnya tenang.

🌼🌼🌼

"Aku sudah menyampaikan pesanmu kepada Aruna"

"Bagaimana tanggapannya?" Tanya Azrial di seberang sana yang menelepon dengan telepon kantor.

"Dia sangat senang saat mengetahui keadaanmu baik-baik saja. Tapi-"

"Tapi apa?"

"Tampaknya Aruna terlihat lebih kurus dari yang terakhir kali kulihat. Sepertinya dia banyak memikirkanmu" Hilman sedikit ragu untuk memberitahukan hal itu karena takut menggangu pikiran Azrial.

"Tapi tenang saja, aku sudah menawarkan diri jikalau suatu saat dia membutuhkan bantuanku" lanjut Hilman menenangkan.

"Apapun itu kuharap kamu bersedia membantunya. Aku memercayaimu. Tolong bantu aku sekali ini saja untuk menjaganya disaat aku tidak ada"

"Tenang saja, aku akan siap sedia membantu"

"Satu hal lagi. Jangan beritahu hal apa yang terjadi saat ini sampai keadaan baik-baik saja"

Assalamu'alaikum. Haloo aku balik lagi nih hihi
Semoga suka ya dengan ceritanya dan terus stay tune,
Oiya tolong bantu bagikan cerita ini yaa, terima kasih 🤗

One Day, Kekasih HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang