28. First Day

233 22 4
                                    

Happy Reading

***

Keesokan Harinya

Setelah menikah, kami menjalani hari seperti biasa karena tentara tidak punya banyak waktu untuk cuti. Tidak seperti pasangan warga sipil lainnya yang bisa bulan madu dengan santai karena waktu cutinya yang banyak. Oleh karena itu, kami berencana untuk cuti bulan madu nanti saja.

Saat ini aku tengah menyiapkan sarapan di meja makan. Makanan yang ku sediakan adalah makanan yang sederhana karena kami belum belanja bahan makanan sehingga hanya mengandalkan makanan yang sudah dibeli kak Azrial di kulkas.

"Kak ayo sarapan dulu" panggilku saat melihat dia mengancingkan kemeja lorengnya.

"Iya dek" Azrial langsung duduk dan menyantap makanan yang disiapkan oleh Aruna.

"Maaf ya kak kalo rasanya gak enak soalnya aku gak tau dengan selera makan kakak"

Azrial tampaknya sangat menikmati makanan itu. "Enak kok. Apapun yang dimasak istri saya, saya akan memakannya"

Deg!

Kok baper sih disebut 'istri?' Rasanya masih gak percaya kalau sekarang aku sudah menjadi istri dari seseorang.

Aku tertegun saat melihat gelas minumnya telah kosong. Dengan sigap aku langsung menuangkan air putih di gelas kaca itu.

Setelah selesai makan, lelaki itu berjalan menuju ruang tamu. Tiba-tiba dia berhenti berjalan sehingga membuat kepalaku tertabrak dengan punggungnya.

"Aduh" Aku menyentuh dahiku yang terbentur cukup kuat dengan punggungnya.

Dia pun berbalik. "Oh kena ya? Maaf"

"Iya gapapa," ucapku sambil berusaha biasa saja agar dia tidak merasa bersalah.

Tangan besar itu mendarat di atas dahiku dan mengelusnya pelan. "Sini aku obatin"

"Eh gapapa. Gak usah kak, nanti kesiangan kerjanya"

Cup. Tanpa disangka Azrial mengecup dahi gadis itu.

"Udah gak sakit lagi kan?" Azrial tersenyum jahil melihat gadis itu yang salah tingkah akibat perbuatannya. Azrial memang gemar sekali usil seperti ini kepada Aruna karena menurutnya tingkah Aruna saat malu itu sangat menggemaskan.

Gadis itu hanya diam saja saat Azrial bertanya. "Masih sakit? Mau ditambah lagi gak?" Azrial bertingkah seolah-olah Aruna sangat menginginkan kecupan itu.

"Eh enggak! Udah gapapa kok"

"Beneran?" Tanyanya. Pertanyaan itu dibalas dengan anggukan singkat. "Kamu suka kan saya giniin?"

"Enggak kok" Aku langsung mengalihkan pandanganku ke bawah dan bersikap tidak menginginkannya padahal sebenarnya dalam hati aku mengiyakan pertanyaan itu. Azrial yang menyadari kalau istrinya tengah malu hanya diam saja dan tersenyum.

Dia berjalan menuju pintu dan berpamitan untuk pergi bekerja. Aku pun mencium punggung tangannya, kemudian dia mencium keningku dan melesat pergi dari rumah itu. Jadi gini ya rasanya mengantar suami pergi kerja? Aku tersenyum kecil saat memikirkan kejadian barusan.

Aku masuk ke dalam rumah dan membersihkan rumah ini mulai dari menyapu, mengepel, mencuci dan masih banyak lagi.

Setelah semuanya selesai, aku pergi menuju dapur untuk memasak. Hari ini aku akan memasak sayur sup dan ayam pedas gurih. Karena kami belum belanja bahan makanan, jadi aku membeli bahan makanan yang dijual oleh penjual sayur keliling tadi pagi.

One Day, Kekasih HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang