Mau yang manis-manis dan bikin berdebar-debar lebih banyakan?
Buruan baca Season 2-nya di KaryaKarsa
Serius, kemarin aku geli sendiri pas revisi bab "hem-hem"
And, ada 1 bab yang terlampau dewasa untuk dipertontonkan, untungnya nggak keterusan
Yah, namanya juga Harris ya, udah 32 tahun coba, pikirannya kemana-mana
...
Ini kali pertama aku memiliki kesempatan untuk proper date dengan Harris, tentunya setelah dia datang lagi ke apartemen dan menjelaskan semuanya—bahwa dia ingin mengenalku lebih jauh dan berharap aku memberikan kesempatan itu padanya. Tentu, aku setuju. Aku juga ingin mengenalnya, seperti apa Harris yang sebenarnya? Selama ini aku sering berburuk sangka padanya dan bersikap tak adil.
Kugunakan gaun selutut dengan lengan pendek, warna pastel dengan aksen bunga-bunga kecil di bagian pinggang. Aku sudah selesai berdandan sejak setengah jam lalu, tetiba saat berdiri di depan cermin lagi, aku malah tidak PeDe dengan make up setebal ini. Kuhapus semuanya dengan tissue, bedak sampai foundation, lipstick juga aku hapus. Netral lagi, aku mulai dari nol. Diawali dengan memakai krim wajah yang biasa aku pakai sehari-hari, lalu memulas bibir dengan pelembab warna pink alami. Natural, seperti biasa. Ini benar-benar terlihat seperti Hanindya yang sebenarnya. Mendengar suara notifikasi dari ponsel aku menduga itu dari Harris, demi melihat pesan yang datang dadaku berdesir halus. Dia sedang menuju kemari, seharian ini aku tidak berhenti tersenyum.
Harris berdiri menungguku di samping mobilnya, sementara aku melangkah ke arahnya sambil bingung mengatur perasaan yang terasa masih konyol. Dari jarak yang agak jauh, aku bisa melihat senyum laki-laki itu mengembang, wajahnya terlihat segar dan cerah. Aku sudah sampai di depannya, berdiri tegak dan mencoba memberanikan diri menatap wajahnya yang sangat tampan. Kalau Tante Pinkan tahu keponakannya sedang kencan dengan idola beratnya, dia pasti sudah berteriak kencang, lalu merongrongku untuk segera membawa Harris ke rumah dan mengenalkan langsung padanya. Aku memang belum mau mengabari pada keluargaku dulu, tidak mau ada gosip berseliweran tantang hubungan ini, tidak tahu juga apakah Harris benar-benar serius jalan denganku atau hanya main-main saja. Sebab dia adalah cucu dari keluarga terpandang yang bebas memilih perempuan yang mau dia kencani, meski Tiara bilang Harris tidak pernah begitu, tapi aku tetap butuh bukti.
"Kamu... cantik banget, Hanindya." Harris mengucapkan itu sambil tersenyum menawan. Aku tidak memberikan kesempatan untuk ge-er lebih dulu, tahan kuat-kuat, Hanindya. "Makasih sudah mau meluangkan waktu untukku malam ini," ucapnya lembut.
Aku hanya mengangguk, sudah berani menatapnya tetapi malah sulit berkedip. Dia membukakan pintu mobil untukku, tanpa protes aku masuk. Entah, Harris akan membawaku kemana, sepanjang perjalanan dia fokus menyetir sambil sesekali menoleh kepadaku dan aku pura-pura tidak sadar. Dia bahkan terlalu sering menoleh, aku sudah ingin protes agar berkendara lebih hati-hati.
Ternyata Harris sudah memesan meja di salah satu restoran hotel bintang lima. Ini kali pertama aku makan berdua di tempat mewah dengan pelayanan paling baik di Ibukota. Rasanya masih seperti mimpi karena aku akhirnya bisa duduk di sini, di hadapan Harris, dengan perasaan damai. Dia memesankan menu andalan restoran ini, aku menyetujuinya, tentu saja. Menunggu datangnya makanan, dia mulai membuka percakapan dengan sedikit grogi. Aku ingin tertawa, orang seperti dia bisa grogi juga. Sebelumnya dia sudah meletakkan ponsel di atas meja dengan posisi layar di atas.
"Aku rasa..."
Aku? Keningku berkerut pastinya, heran sejak kapan 'saya' menjadi 'aku'?
"...kamu sudah tahu kenapa aku mengajakmu kemari." Dia menarik napas perlahan, rasanya seperti sedang adu acting dengan aktor papan atas. Aku juga agak tegang dan sedikit canggung. "Aku ingin serius sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
It Was Always You (1)
RomanceTamat Romance. Comedy. Realistic Fiction Seri #AhsanFamily 2 Hanindya, a functional engineer. Kenalan dengannya akan membuatmu tahu tentang betapa hectic & riwehnya hidup di usia seperempat abad (25++) ini. Karir lumayan oke, simple, cerdas dan pemi...