Preparation

7.3K 671 22
                                    

Di cerita ini banyak cowok-cowok kece ya. Kita absen aja yuk!

Di sesion 1 kita ketemu sama yang namanya Kalky, duda potensial yang baik, alim, dan dingin-dingin gimana gitu—keinget Arya.

Terus ada Temi dan Rasya, anak baik yang masih di bawah umur—umur Hanin maksudnya. Mereka masih berondong!

Lalu di IWAY 2 ada pendalaman karakter Alex dan Asthor, wajahnya sekilas memesona tapi sama-sama garang. Alex beneran naksir Hanin nggak sih? cari tahu yuk di IWAY 2.

Dan ada sepupu Hanin yang bernama Genta. Salah satu buaya darat yang naksir Tiara setengah mati, katanya mau tobat sih, tapi asal Tiara jatuh ke tangannya.

Ada Rendi teman Genta, mereka dulunya satu sirkel. Rendi ini bikin gara-gara, dia kasih free pass ke klub malam buat Hanin dan Tiara. Jadi deh dua cewek itu diamuk sama mas ganteng—Harris, siapa lagi?

Dan satu-satunya cowok yang bisa naklukin hati Hanin yaitu Mas Harris. Orangnya guanteng, kadang baik – kadang sangar, tegas tapi agak posesif gimana gitu. Duh, pokoknya fisik dan karakternya bakal bikin kalian meleleh deh.

Masih mau biarin IWAY 2 nganggur aja nih di KaryaKarsa? Serius nggak mau baca? Ya sudah nggak apa-apa. Paling nggak tahu gimana manisnya Harris sama Hanin, dan super posesif saat Hanin mulai dideketin sama buaya-buaya lain di saat pernikahan mereka tinggal beberapa minggu lagi.

Ini nikahnya bentar lagi lho, tapi... yang godain Hanin masih aja banyak. Kesel kan si Harris jadinya. Marah-marah mulu lagi. #Gemesh

...

Feb 2020

Sejak bulan Januari kemarin sampai hari ini aku sangat sibuk, tentu saja, sebab dalam waktu enam bulan aku dan Harris harus mengurus persiapan pernikahan. Ini sudah seperti project kejar tayang, walau begini kami tak seperti sedang terburu-buru, banyak keluarga, sahabat, dan kenalan yang membantu urusan ini itu. Rencananya kami akan menikah di Jakarta, keluarga besarku akan datang kemari seperti pernikahan Tante Pinkan dulu. Seperti mengulang sejarah.

Aku baru saja keluar dari butik bersama Harris. Pagi tadi kami berdua mondar-mandir mengurus beberapa hal, mulai dari undangan, souvenir, terakhir melihat hasil jahitan kebaya di butik teman ibunya Harris. Aku sudah tak sabar ingin mengenakan kebaya indah tadi, anggun dan sungguh sangat cantik. Warna putihnya dipadu dengan payet bunga dari tengah sampai ujung. Saat resepsi nanti Harris akan mengenakan setelan jas warna hitam klasik yang sudah dia coba barusan, sangat pas di badannya, ketampanannya naik dua puluh persen!

"Tiara jalan dari rumah." Harris memasukan ponsel ke sakunya, ia baru saja menghubungi sepupunya—yang juga sahabatku—untuk makan bersama di luar.

"Dia mau ikut?" tanyaku heran.

"Kenapa enggak? Memang Tiara pernah nolak diajak jalan?" Harris menaikkan satu alisnya, seolah pamer bahwa tebakannya benar. "Jadi partner kondangan pun dia mau, dia suka keluar rumah!" ia membongkar rahasia sepupunya yang lebih senang keluyuran ketimbang tetap diam di rumah.

"Pekan kemarin dia nolak tawaranku pergi ke tempat gym. Malam minggunya dia bilang sibuk, ada acara entah sama siapa..." curhatku pada Harris, dia memberi tatapan kasihan dan membuatku ingin mencubit perutnya yang rata. Tentu saja aku melakukannya, Harris meringis dan mengelus-elus bekas cubitanku.

"Kamu curiga dia punya pacar baru?" Harris menggandeng tanganku, menggiring ke tempat mobilnya terparkir. "Aku malah senang, soalnya nggak ada yang ngajak kamu keluyuran lagi. Pengantin nggak boleh sering keluar, Sayang..."

"Oh ya?" aku agak mendongak demi menatap wajah Harris. "Kamu sendiri bolak-balik Bogor-Bandung-Jakarta tiap pekan!" sindirku.

"Itu urusan kerja, beda dong sama keluarnya kamu yang kurang penting itu..." Jawab Harris terus terang, jujur aku sakit hati mendengar kata-katanya. Kurang penting dia bilang. Aku menatapnya sinis sebelum masuk ke dalam mobil, Harris membuka pintu di samping pengemudi untukku dan mendorong lenganku agar segera masuk. "Iya, kan? Nggak penting?" Harris menutup pintu setelah aku sempurna masuk.

It Was Always You (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang