Jangan lupa sudah ada IWAY SEASON 2 di KaryaKarsa
Lebih seru, menegangkan, Harris bisa bucin ke Hani-nya, lebih banyak trouble dan adegan agak panas karena... 😁😂😅Ah, baca aja sendiri ya readers tersayang
Jangan lupa dandan, ini nikahan Arya - Divya. Yang single buruan maju, siapa tahu ada sepupu Arya yg masih lajang. Mayan, dapat bujang kaya.
Love,
...
Sejak sebelum subuh aku sudah bangun dari tempat tidurku, meski tidurku kurang nyenyak karena ada wajah-wajah yang terus menghantui, tapi setelah bangun dan berdiri meregangkan otot-otot aku punya sedikit tenaga.
Kutepuk-tepuk wajahku berkali-kali supaya tidak mengantuk lagi, lalu menguap lebar sekali.
Semalam adalah malam yang entah mengapa aneh, menggelisahkan sekali. Ini semua karena ucapan Harris saat makan siang. Aku heran dengan sikapnya yang terlihat lebih baik dari sebelumnya, juga sedikit perhatian, apalagi soal penjelasannya tentang Keira. Kepalaku jadi mumet rasanya karena tidak dapat mengartikan semua itu.
Setelah lari ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi sebentar aku kembali ke kamar dan berdiri di depan meja rias kecil. Aku menatap wajahku yang sedikit sembab dan lesu karena kurang tidur. Kuamati wajahku baik-baik, ternyata ada lingkaran hitam di bawah mataku, pasti ini akibat jam lemburku beberapa waktu lalu ditambah kualitas tidurku tidak cukup baik. Aku duduk lemas di kursi kecil, menyadari salah satu kerugianku bekerja di kantor sekarang, kualitas tidurku sangat buruk dibanding satu tahun lalu.
Kupejamkan mata, menghitung dengan cermat apakah uang tabunganku sudah cukup untukku membeli sebuah mobil atau mencicil rumah di pinggiran kota dekat Tante Pinkan nanti? Rasanya belum sebanyak itu karena beberapa waktu lalu aku sempat boros dan hidup berlebihan. Kalau belum sebanyak itu tabunganku, maka aku tidak boleh berpikir untuk segera pindah ke kantor lain, karena kurasa gaji bulanan di sini cukup tinggi dan bonusnya sungguh mengenyangkan.
Aku menggeleng keras. Ya, aku harus bertahan sebentar lagi.
Setelah lama diam dan duduk merenung di depan kaca, akhirnya kudengar suara adzan subuh berkumandang, indah dan merdu sekali. Aku segera bangkit dan menuju kamar mandi untuk kedua kalinya. Mandi, lalu mengambil wudhu. Karena setelah sholat aku harus segera membuat sarapan dan setelah itu menuju rumah Tante Pinkan, beberapa baju pesta dan kebaya masih kutinggalkan di sana.
oOo
Aku senang sekali melihat penampilanku pada cermin besar salon ini. Mbak pekerja salon yang biasa mendandaniku sudah menyulap wajahku menjadi lebih segar dan flawless. Area di bawah mataku dicover dengan baik. Aku sampai tidak menyadari kalau di sana ada bayang-bayang hitam yang membuatku ngeri sendiri.
"Cantik banget, Mbak Hanin!" ujar pelanggan yang lain, seorang ibu-ibu muda yang sepertinya giat merawat diri ke salon ini. Kami pernah bertemu beberapa kali sehingga dia mengenal namaku.
Aku mengangguk malu padanya, dia masih mengawasiku dengan tatapan terpesona. Seorang perempuan saja sampai seterpesona itu padaku, bagaimana kalau pria?
Setelah aku membayar biaya salon pada kasir, aku segera keluar dan masuk ke dalam taksi yang sudah menunggu beberapa saat lalu, kusebutkan alamat hotel tempat Arya menggelar pesta pernikahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Was Always You (1)
RomanceTamat Romance. Comedy. Realistic Fiction Seri #AhsanFamily 2 Hanindya, a functional engineer. Kenalan dengannya akan membuatmu tahu tentang betapa hectic & riwehnya hidup di usia seperempat abad (25++) ini. Karir lumayan oke, simple, cerdas dan pemi...