Just a Friend

6.1K 770 16
                                    

Jangan lewatkan IWAY SEASON 2 yang sudah tayang di KARYAKARSA

Entah sejak kapan tepatnya aku dan Harris jadi sering ketemu begini, makan siang saja bisa dua sampai tiga kali dalam sepekan. Mungkin semenjak pulang dari Puncak dan aku masih dikucilkan oleh Temi, teman terdekatku di kantor, akhirnya saat Harris mengajakku makan siang bareng aku selalu menyetujuinya, tak pernah menolak lagi. Lagipula kalau makan di kantor pun tidak ada yang bisa aku lihat, Kalky sedang sangat sibuk bolak-balik Jakarta-Bandung, ada di kantor paling seminggu sekali saja. Dan ketika ada Kalky di kantor, saat itu pula Harris sama sekali tidak menggangguku, sepertinya ini memang sebuah kesempatan yang ajaib dan mulus untuk pendekatan.

Oh ya, kemarin aku berhasil satu meja makan dengan Kalky lagi, begitu saja rasanya sudah sangat bahagia. Saat dia sedang panggilan video dengan anaknya, tiba-tiba Kalky menyuruh anaknya menyapaku yang duduk di sampingnya. Ah, sudah sejak lama aku menginginkan hal seperti ini terjadi, walau hanya sebatas menyapa dan ngobrol singkat. Kalky bahkan mengingatkan anaknya bahwa aku adalah orang yang pernah olah raga bareng mereka di Senayan, anaknya masih ingat! Padahal sudah lumayan lama kami bertemu terakhir kali itu. Ini kemajuan kah? Berharapnya sih gitu, tapi empat hari kemudian Kalky tidak ada lagi di kantor. Hidup kembali sepi.

Benar, aku kesepian, tak ada yang bisa aku lihat di kantor selain layar datar yang menyebalkan!

Harris baru saja duduk setelah menerima panggilan dari inisial urgent-nya itu, kayaknya memang penting banget sampai-sampai teleponnya tidak pernah ia tunda barang semenit pun! Selalu segera dijawab dan pergi mencari tempat sepi yang berjarak dari orang-orang.

"Sudah selesai?" tanyaku basa-basi.

Harris menatapku sebelum menjawab singkat. "Ya," katanya dengan anggukan kecil.

"Kamu tahu Keira Nugraha nggak, Ris?" aku kok mendadak seingin tahu ini ya? Malas cari berita di internet sebenarnya, lebih enak tanya langsung begini. Sekaligus mengetes kejujuran Harris dan melihat bagaimana sikapnya ketika bercerita perihal Keira itu.

Harris menatapku sekilas dan terlihat tidak nyaman, namun akhirnya ia berhasil menetralisir ketidaknyamanannya sendiri, mungkin ada sisa-sisa perasaannya pada perempuan itu. Walau ini hanya dugaanku, tapi aku meyakini bahwa Keira bukan sembarang perempuan yang pernah singgah di hati Harris.

"Iya, kami memang kenal." Suaranya terdengar pelan, seolah kami duduk berjauhan.

"Oh...," aku mulai melanjutkan makanku yang sempat tertunda.

"Kenapa?"

Aku menggeleng.

"Dengar yang aneh-aneh ya?" tuduhnya.

"Hah?" aku melongo. Ketahuan kalau sedang mengorek infornasi itu rasanya malu-maluin sekali. Aku juga heran kenapa bisa segamblang itu menanyakan Keira. "Enggak, Mas Eko fans-nya dia dulu. Kupikir kalau ada idol cantik yang seumuran kamu, pasti kamu kenal." Aku mencoba mengeles.

Harris mengulum senyum kecilnya. "Dia kan dulunya model. Jadi, siapapun yang jalan sama dia, apalagi laki-laki, pasti jadi hiburan buat media." Kali ini dia menanggapi dengan santai.

Aku mengangguk sekali. Apa sih maksud kalimatnya Harris ini, aku kurang paham. Jadi, dia pernah jadian atau tidak sama model Keira? Haduh, Mas Eko infonya kurang tok cer nih.

"Tenang... saya nggak ada apa-apa kok sama dia. Nggak perlu dipikirin." Jelas Harris kalem, membuat tatapanku salah tingkah padanya. "Kamu...," lanjut Harris ragu.

Aku mengangkat wajah perlahan setelah bisa meredakan hawa panas di dada.

"Mantan pacar kamu yang dapat beasiswa ke Jepang itu, kan?" todong Harris seketika, membuat jantungku melompat ke atap restoran ini.

It Was Always You (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang