|°60°| Bertahan

607 62 128
                                    

Selamat hari Sabtu ❤️

Terimakasih bagi yang setia nungguin cerita Because Of You

Siapkan posisi ternyamanmu, juga jemari buat vote dan coment ❤️

Siapkan posisi ternyamanmu, juga jemari buat vote dan coment ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Because Of You~

Lima belas menit sudah Helen dan James di taman. Helen yang duduk di kursi rodanya dan James yang berdiri di sampingnya.

Tidak ada perbincangan, keduanya menatap lurus ke dapan tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Tidak ada bulan atau bintang yang menerangi malam ini, hanya ada lampu taman yang remang-remang, membuat Helen dapat menumpahkan air matanya tanpa suara.

Helen tidak tahu harus bicara apa, lidahnya kelu. Mimpi itu sangat nyata untuknya, bahkan hanya dengan mengingatnya saja mampu membuat dada gadis itu kembali sesak.

Helen menoleh pada James setelah mengusap air mata di wajahnya. Cowok itu juga masih bergeming, menatap ke arah langit.

Helen menghela, dia ingin pergi sekarang. Tapi bagaimana?

"Kita akhiri aja, kita putus." Pilihan kalimat yang terlontar setelah diam untuk waktu yang lama. Helen juga bingung, mungkin mereka harus berpisah. Selain merasa tidak layak, dia juga tidak siap dikasihani James.

Mendengar ucapan Helen, cowok itu memilih memalingkan wajah. Dadanya juga tidak kalah sesak saat ini. Tangannya mengepal kuat, urat-urat lengannya tercetak jelas. Kini dia menoleh ke samping untuk dapat melihat gadis itu.

"Andra bisa cari lain, yang lebih baik dari Helen. Yang masih punya banyak waktu bareng Andra," ucap Helen sembari merunduk. Dia sama sekali tidak bisa membendung air matanya.

"Maafin Helen, kalau Helen salah sama Andra," ucap Helen berusaha meredam isakannya. "Terimakasih karena selama ini udah ada bersama Helen. Helen sayang sama Andra, tapi Helen nggak pantes buat Andra."

Setelah mengatakan itu, Helen mendongak sebentar, mencoba menghalangi buliran bening yang semakin deras membanjiri wajahnya, kemudian tangannya mulai terangkat bersiap menggerakkan kursi rodanya untuk pergi dari sana.

Helen menahan napas, saat kursi roda yang didorongnya berhenti. James menahannya, menghalanginya untuk pergi.

Helen berusaha keras untuk kuat, dia sungguh tidak ingin menangis lagi.

"Ini kese-"

"Emang gue nyuruh lo mimpi?" James memotong ucapan Helen, membuat gadis itu kaget, dan detak jantungnya kembali memacu cepat. "Nggak, 'kan?"

Helen menelan air ludahnya susah payah. Rasanya dadanya sangat sesak, dan lidahnya kembali kelu.

"Gue nggak pernah minta, Len, bahkan gue nggak berharap mimpi bodoh itu datang sama lo," ucap James sedikit berteriak, gurat emosinya tidak dapat dia tahan.

Because Of You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang