Because Of You [END]

|°63°| Kejadian Pilu

Selamat malam, selamat hari Minggu

Selamat berjumpa dengan cerita Because Of You yang tinggal beberapa part lagi

Terimakasih buat yang selalu dukung dan nungguin up ❤️

Buat kamu yang tinggalkan komen tapi nggak Natnat balas, jangan kecewa ya ❤️

Biarpun Natnat nggak balas, Natnat tetap baca satu persatu

Dan jujur aja, Natnat sering senyum² sendiri bacanya 🤭

Makasih semua, natnat ucapkan

~Because Of You~

"Lo tunggu di sini ya? Gue ambil selimut dulu." Helen mengangguk dan kembali merasakan udara malam yang terasa menyejukkan. Tak lama, Helen mendengar langkah kaki seseorang mendekat.

"Kok, cepat banget, Ndra?" Tak ada balasan membuat Helen memutar kepalanya untuk memeriksa. Matanya membola saat menyadari orang itu bukan James. Kain di tangan pria itu langsung membekap mulut Helen saat baru saja dia berusaha untuk teriak, kemudian gadis itu kehilangan kesadarannya.

~Because Of You~

Rintik hujan mulai membasahi bumi, juga tubuh seorang gadis yang masih berada di kursi roda. Mata Helen mengerjap saat tetesan air hujan jatuh tepat di wajahnya. Kepalanya terasa sangat pusing, mungkin pengaruh obat bius yang dia hirup dari kain tadi.

Helen memeriksa sekitar. Gelap. Matanya tidak menangkap cahaya apa pun. Ketakutan mulai menghantuinya. Dia bingung dia berada di mana.

"Andra!" Helen memanggil lirih. Degup jantungnya mulai tidak beraturan. Helen kembali memeriksa sekitar. Matanya membola sempurna saat dia menyadari bahwa dirinya sekarang berada di tepi jurang. Napasnya tercekat, dan air matanya mulai berjatuhan, tapi lenyap oleh air hujan.

"Tolong!" Helen berteriak. Percuma, tidak ada yang mendengarnya. Tangannya gemetaran. Gadis itu berusaha memundurkan kursi rodanya, tapi sepertinya sudah dihalangi, kursi rodanya tidak bergerak sama sekali.

Helen berusaha berpikir jernih.

Semua akan baik-baik saja.

Dia terus melafalkannya.

Gadis itu berusaha berdiri dengan kakinya yang entah kenapa terasa begitu lemah. Namun, dia tetap mencoba. Dia menekan kedua sisi kursi roda, agar dia dapat berdiri.

"Lo berdiri di situ, otomatis lo jatuh ke jurang."

Suara itu mengurungkan niatnya. Helen kembali memperhatikan, memang kursi rodanya tepat di tepi jurang. Kalau pun Helen berdiri dia akan terjatuh ke bawah sana.