|°31°| Kamu

406 52 128
                                    


Hai Natnat kembali zeyeng

Silent readers???

No problem

Yang penting kamu suka,

Orang baik pasti vote dan coment kok,
Iya kan? Iya dong

"Kamu senang, di sini hancur"
~Bara

"Kamu senang, di sini hancur"~Bara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Bara memarkirkan motornya di depan rumah. Cowok itu baru saja tiba pulang dari sekolah. Pikirannya kacau karena kejadian tadi siang. Kejadian saat cowok ansos itu mengakui bahwa Helen pacarnya, dan sama sekali tidak dibantah oleh Helen.

Bara membuang napas kasar. Dia menggantungkan helmnya di stang motornya dan berjalan memasuki rumah.

"Bara pulang, Oma," ucap Bara dan langsung berjalan menuju kamarnya.

"Bara!" Suara itu menghentikan aktivitas Bara saat ingin membuka pintu kamarnya. Cowok itu berbalik untuk memastikan suara itu. Suara yang tampak familiar tapi jarang didengarnya.

Wanita itu tadi duduk di sofa, sehingga Bara tidak menyadari kehadirannya. Di halaman pun tidak ada mobil yang terparkir.

"Mamamu datang, Bara," ucap oma Dita pada Bara. Wanita cantik itu kini berdiri memandangi Bara. Bara menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Cowok itu memejamkan matanya.

Kenapa harus sekarang?

"Mama rindu, Nak," ucap wanita itu mendekat dan hendak memeluk Bara.

"Berhenti di situ!" ucap Bara dingin.

Wanita itu seketika menghentikan langkahnya, ada perasaan kecewa tercetak jelas di wajahnya, dan Bara tidak peduli itu.

"Ngapain anda ke sini? Anda tidak berhak untuk menginjakkan kaki di rumah ini,"

"Bara!" sergah oma. Oma Dita tidak terima putrinya, Bara perlakukan seperti itu. Bagaimanapun dia adalah mamanya Bara. "Dia mama kamu, Bara. Jaga ucapan kamu!"

Cowok itu menyeringai. "Mama?" beonya. "Mama mana yang tega meninggalkan putranya hanya karena seorang pria? Dia hanya wanita yang haus belaian!"

Satu tamparan keras dari tangan oma mendarat di wajah cowok itu. "Oma tidak pernah mengajarimu seperti ini," ucap wanita tua itu penuh amarah. "Kamu lupa, mama kamu yang udah ngelahirin kamu."

Lagi cowok itu menyeringai. "Buat apa dilahirin kalau tidak disayangi? Buat apa dilahirin kalau Oma yang ngerawat Bara. Harusnya tidak perlu. Sempat ada dalam rahim, jadi alasannya? Harusnya tinggal digugurin aja, gampang 'kan?"

Lagi tamparan kembali mendarat di wajah mulus Bara. Bara mengusap wajahnya yang perih karena tamparan Oma. "Bara! Apa kamu tidak memikirkan perasaan oma mengatakan itu?"

Because Of You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang