Selamat hari Rabu*****
"Lo itu bodohnya pake banget ya Vi. Sumpah! Dosa apa gue punya kembaran kayak Lo?"
Livia membulatkan matanya. Kata-kata Oliv sangat keterlaluan menurutnya. Mereka sedang berada di depan UKS, menunggui Helen yang sedang istirahat di dalam.
Bara sudah kembali ke kelasnya.
"Gue kan udah bilang, gue takut. Lo tahu sendiri Keyla gimana," balasnya.
Oliv geram sendiri. "Lo takut? Kalo Lo takut, harusnya Lo juga mikirin gimana takutnya Helen Via. Ish, sumpah gue beneran gak nyangka sama Lo."
"Lo itu keterlaluan Liv," ujarnya. Air matanya lolos begitu aja. "Lo liat sendiri Helen baik-baik aja, tapi dengan teganya Lo bentak-bentak gue, sedangkan Lo tahu gue paling gak bisa dibentak."
"Iya, gue salah. Tapi kalo gue kayak Lo bisa bela diri, gue juga bakalan maju paling depan," katanya sambil terisak.
"Lo secara gak langsung bilang, Lo nyesel punya kembaran kayak Gie, iya 'kan?"
"Lo nggak mikir Liv, sebelum ngomong. Kata-kata Lo nggak pernah disaring."
Helen yang mendengar keributan di liar membuka matanya. Gadis itu bangkit untuk menemui kedua sahabatnya itu.
Helen yang melihat Via menangis spontan memeluknya.
"Udah, Liv. Via nggak salah," ucapnya sambil mengusap punggung Via. "Helen baik-baik saja."
Oliv tidak menjawab. Dia menyandarkan punggungnya di tembok. Dia sudah merasa bersalah pada Livia, tapi dia enggan buat minta maaf.
Dia tersadar harusnya dia tidak kasar pada Via, terlebih Via memang tidak tahu-menahu dengan kondisi Helen.
Akhirnya Oliv berjalan meninggalkan Helen dan Via di sana. "Udah salah, bukannya minta maaf, malah kabur," gerutu Via masih terisak.
"Maafin Helen ya Via. Gara-gara Helen Via jadi disalahin," sesal Helen.
"Helen ... Gue yang harus minta maaf. Maaf karena nggak datang nolongin Lo. Tapi beneran, ini gegara Gue takut sama Keyla."
Helen tersenyum. "Nggak pa-pa Via. Helen ngerti," balasnya masih terus mengusap punggung Via untuk menenangkannya.
Setelah Via merasa tenang, dan sudah berhenti menangis, keduanya kembali masuk ke UKS. Duduk di kursi yang ada di ruangan itu. Tak lama, Oliv kembali ke sana.
Oliv menyodorkan kantung plastik pada Via.
Via yang masih mencebikkan bibirnya, menatap kantungan di depannya sebentar. "Apaan nih?"
Oliv tidak menjawab. Dia hanya mengangkat lagi plastik itu isyarat agar Via mengambilnya.
Via meraih dan melihat isinya, ternyata ada eskrim coklat di sana. Seulas senyum di bibir gadis itu, pastinya tidak disadari yang lain karena dia sedikit menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You [END]
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM BACA Helen, gadis ceria yang kurang beruntung dalam hidupnya. Namun, kekurangan itu membuat dia bersyukur atas setiap detik yang dipercayakan sang Khalik baginya. Baginya, hidup itu anugerah. Kapan Tuhan panggil, harus selalu siap. T...