|°12°| Bekal

507 68 90
                                    

Selamat hari Jum'at 🥳🥳🥳

Kuyy, baca "BOY"
Jangan lupa untuk mendukung dengan vote, coment, dan share

Juga masukkan ke perpustakaan kamu ❣️😍😍

Juga masukkan ke perpustakaan kamu ❣️😍😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

"Mommy!" sapa Helen dengan semangat pagi ini, mendekati Nadya dan mencium pipinya.

"Mommy, bekalnya Helen pesen 2," katanya dan menarik kursi duduk bersiap untuk sarapan.

"Dua?" beo Nadya tak percaya. Helen mengangguk. "Emang 1 bekal gak cukup?" tanyanya.

"Cukup kok, Mom."

"Jadi?"

"Satu lagi untuk teman Helen, Mom," jelasnya. Nadya mengangguk dan menyiapkan bekal yang satu lagi.

"Baguslah, anak Mommy udah punya temen," kata Nadya dan duduk di depan Helen.

"Temen Helen yang mana? Sesekali ajak ke rumah dong, kenalin sama Mommy-Daddy, dan yang lainnya," kata Joshua di sela-sela sarapan.

"Beneran bisa, Dad?"

Joshua mengangguk, "tentu saja, Sayang," katanya meyakinkan Helen.

"Kalau makan, jangan sambil ngomong!" sindir Vano tanpa menoleh berlagak menikmati sarapannya. Joshua yang mendengar, tersadar disindir, mendelik sebentar, tapi kembali fokus pada makanannya sedangkan Nadya, bi Nia dan pak Arman hanya terkekeh.

🌼🌼🌼

Bel istirahat berbunyi, seperti biasa James sudah keluar kelas setelah Helen mengembalikan buku pelajarannya. Helen tersenyum menatap kepergian James.

Helen meraih dua bekal dari dalam tasnya, beranjak dari duduknya.

"Eh, mau kemana lo?" tanya Citra. "Ke kantin? Tungguin napa, kita juga mau ke kantin tahu!"

"Em, itu. Helen mau---"

"Helen udah lapar banget ya? Ya udah, Helen duluan gak pa-pa kok," bela Livia. "Entar kita-kita nyusul."

"Beneran, gak pa-pa?" tanyanya. Yang lainnya mengangguk. Akhirnya Helen keluar dari kelas menyembunyikan dua bekal di tangannya. Kalau teman-temannya lihat, pasti ditanyain.

Helen menaiki anak tangga sampai ke rooftop, dia yakin James ada di sana. Tampak dari pintu yang sedikit terbuka. Helen tersenyum binar, memandang dua bekal di tangannya.

Dia mulai membuka pintu itu dan tiba di lantai paling atas gedung itu. Angin sepoi-sepoi menyambut kehadirannya, senyumnya tak jua pudar.

"Pangeran, kamu di sini 'kan?" tanyanya walau belum melihat sosok James.

Helen celingak-celinguk mencari keberadaan James. Tidak ada jawaban. Helen meletakkan dua bekal itu di lantai setelah membersihkan sedikit dengan tangannya. Dia duduk di pinggir tembok, menggantungkan dan menggerak-gerakkan kakinya.

Because Of You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang