|°26°| Munafik

419 51 102
                                    

Selamat hari Kamis ❣️❣️

Selamat menikmati cerita BOY ❣️❣️

Vote, coment, and share bagi kamu yang suka dan berbaik hati 😍

Masukkan ke daftar bacaan kamu juga ya 💕

Masukkan ke daftar bacaan kamu juga ya 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pelajaran telah usai, bu Dewi sudah keluar setelah memberikan tugas rumah untuk kelas X-1. Murid kelas itu mulai berhamburan dengan kegiatan masing-masing. Helen mulai sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. Aktifitasnya terhenti saat James bangkit. Gadis itu menahan napas, dia benar-benar bingung harus berbuat apa.

“Minggir!” titah James sarkas, membuat Helen mengangkat wajahnya untuk menatap cowok itu.
“Ngapain liat-liat? Lo budek? Gue suruh lo minggir, bukan liat gue.

Helen menelan salivanya dengan susah payah. “I―iya,” balasnya.

Helen bangkit dari duduknya dan memberi ruang untuk cowok itu pergi. James melangkah keluar setelah menggebrak mejanya tadi membuat Helen kaget. Seketika detak jantungnya tidak normal. Gadis itu memegangi dadanya yang sakit.

“Lo nggak pa-pa, Len?” tanya Oliv khawatir pada gadis itu setelah James benar-benar keluar dari kelas.

Helen menggeleng pelan. “Nggak pa-pa, Liv,” balasnya.

“Lo ada masalah sama anak itu?”

“Iya Len, Kenapa dia kasar sama Lo, biasanya juga nggak.  Lo ada masalah apa sama si Ansos?”

Oliv berdecak mendengar Livia. “Gue udah bilang jangan panggil dia ansos!” peringatnya.

“I―iya, Sorry. Gue lupa. Udah kebiasaan sih. Jadi ada masalah apa sama si James-James itu?”

“Nggak ada apa-apa, Vi. Semua baik-baik aja,” ucapnya tersenyum.

Helen memandang dua bekal dalam tasnya saat dia melanjutkan aktivitasnya memasukkan buku. Gadis itu mendesah pelan. Dia tidak berani memberikan bekal itu pada James dengan kondisi seperti ini.

“Ke kantin, kuy,” ajak Dicky.

“Kuylah,” balas Citra dan beranjak dari duduknya.

“Ayok, Len,” ajak Via saat gadis itu tidak beranjak sama sekali.

“Nggak deh, Helen di kelas aja. Helen lagi pengen di kelas,” balasnya.

“Yakin? Nanti ada yang kehilangan loh,” ujar Via mengingatkan.

“Kalo kalian pengen ke kantin, pergi aja. Biar gue yang nemenin Helen di sini.” Teman-temannya menatap Oliv.

“Lo nggak lapar,” tanya Citra.

“Laper, tapi gue bawa bekal. Tara ...” Oliv menunjukkan kotak bekalnya, membuat teman-temannya menatap tak percaya, juga Via yang notabenenya satu rumah bahkan satu kamar dengannya.

Because Of You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang