|°03°| Si Gadis yang kuat

1.2K 138 129
                                    

Sabtu telah tiba, Natnat update "BOY" dong 😉

Ada yang nungguin?

Nggak ada ya?

Kasian, oh kasian aduh kasian.

Gpp kok 🤣

Btw, cus baca aja. Masukkan ke perpustakaan kamu ya 😉

Vote dan berikanlah sepatah dua patah kata di kolom komentar.

Kebanyakan drama akh, Cus aja ⬇️⬇️⬇️

|° Happy Reading °|
(っ.❛ ᴗ ❛.)っ

Hidup itu anugerah. Kapan berakhir hanya sang Khalik yang tahu. Kita hanya perlu mensyukuri setiap detik yang diberi.

~Helen Abigail Yovanca

🌼🌼🌼🌼🌼

"Mommy?!" Suara Helen menyadarkan Nadya. Nadya dengan cepat menghapus air mata di wajahnya. Gadis itu baru saja sadar.

Nadya berdiri dari duduk dan mengambil segelas air putih untuk putrinya.

Dengan senyuman, Helen menerimanya.

"Helen nggak apa-apa kok, Mom. Nggak usah khawatir." Helen mencoba menghibur Nadya. Nadya sama sekali tak menjawab. Dia memilih pergi keluar dari ruangan itu setelah meletakkan kembali gelasnya di atas meja.

"Dad?!" Helen beralih ke Joshua. Pria setengah baya itu mendekat dan tersenyum, mengusap lembut rambut hitam sebahu milik putrinya.

"Tidak apa-apa, sayang. Mommy hanya khawatir. Kamu tahu kan, gimana mommy?" ucap Joshua.

Helen mengangguk. "Helen nggak apa-apa kok, Dad."

"Iya, Daddy tahu. Sekarang putri Daddy istirahat ya, Daddy mau nyusul mommy." Helen kembali mengangguk. Joshua mengecup singkat puncak kepala Helen, dan menyelimuti putrinya itu sebatas bahu, lalu berlalu keluar dari ruangan itu.

🌼🌼🌼🌼🌼

Di sinilah Helen berada, di sebuah ruangan intensif. Gadis kuat itu menatap keluar kaca ruangannya. Melihat orang-orang yang berlalu lalang di luar sana. Memandang takjub akan setiap ciptaan Tuhan.

Kejadian tadi pagi kembali melintas di benaknya. Kejadian waktu dia bertemu pria itu. Pria tampan itu.

Flashback on

Brukk

Helen menabrak sesuatu, tepatnya seseorang saat dia asik menikmati eskrim di tangannya. Tubuh kekar pria yang ditabraknya membuat dia terhuyung hampir kehilangan keseimbangan. Beruntung Helen masih bisa berdiri.

"Sial, hidup gue penuh kesialan." Pria itu mengibas-ngibaskan kaos putihnya yang terkena es krim Helen dengan wajah emosi.

Sisa eskrim di tangan Helen sudah terjatuh.

"Ha, eskrimku," ucap Helen dramatis sambil memandangi eskrim di rerumputan.

"Maaf ya, Helen nggak sengaja. Tapi, Helen akan segera mencari penggantimu. Helen merelakan kepergianmu, beristirahatlah dengan damai."

Helen mengabaikan ucapan pria di depannya.

"Woy, punya mata nggak, lo?" teriak pria itu sarkas masih mencoba membersihkannya kaosnya. Helen tidak menjawab membuat pria itu heran mendongakkan kepalanya yang sedari tadi menunduk melihat dan membersihkan bekas eskrim di kaosnya.

Because Of You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang