Because Of You [END]

|°59°| Putus?

Selamat hari senin ❤️❤️

Sebelum baca Natnat mau curhat, boleh? Boleh dong ya

Sebenarnya Natnat agak kecewa, target 200 komen nggak terpenuhi, hua 😭😭

Padahal nggak banyak ya kan, tapi ya udahlah
Dari awal niatnya dibaca atau nggak cerita ini harus tamat

Tapi ... Ada tapinya ni

Natnat kan promosi nih di grup Fb, ada yang coment kalau dia pembaca setia cerita "Because Of You"

Kalian tahu rasanya gimana?

Rasanya seperti anda menjadi ironman❤️

Seneng banget tau 😭😍
Alhasil mood Natnat pun naik dong ❤️ hehehe,

Jadi, natnat cuman mau curhatin itu kok, berbagi kebahagiaan itu indah 😅

Ok, siapkan jemari buat vote dan spam coment ya ❤️

Correct me if i wrong ❤️

Natnat ucapkan

~Because Of You~

"Andra ... jangan pergi!"

"Andra ... jangan tinggalin Helen!"

"ANDRA!"

Helen membuka matanya, air matanya terus berjatuhan.

"Helen!" Bara yang menungguinya harus kaget saat Helen sadar dan menjerit memanggil nama James. "Kamu kenapa?" tanya Bara khawatir dan membelai surai gadis itu.

"Kak ... Ba-ra!" lirih Helen menangis. Gadis itu langsung duduk dan memeluk Bara. "Nggak pa-pa, Len," ucap Bara menenangkan, sembari menepuk-nepuk punggung Helen.

"Andra ... Andra pergi, Andra ninggalin Helen, Kak!" adu Helen perih. "Andra nggak sayang sama Helen."

Bara bingung sendiri. "Nggak, Len ... nggak. James nggak bakalan pergi ninggalin lo."

Bara tahu, James sungguh menyayangi Helen. Semenjak Helen masuk rumah sakit, cowok itu tidak pernah meninggalkan Helen, dia selalu setia menunggui gadis itu. Hanya saja saat ini, dia izin keluar menenangkan pikirannya.

Helen menggeleng kuat. "Nggak ... Helen liat sendiri Andra pergi,"

"Len, kamu cuman mimpi."

"Helen, kamu ud—" Vano memasuki ruangan Helen, cowok itu kaget mendengar suara tangis Helen. Helen melepas pelukannya dari Bara.

"Kak Vano ... Andra pergi," adu Helen pada Vano kakaknya. "Andra ninggalin Helen."

Vano mendekat dan memeluk Helen. "Tenang dulu, Dek! Kamu cuman mimpi!" Lagi, Helen menggeleng. "Nggak, Andra bilang dia cuman kasian sama Helen ... dan sekarang dia udah pergi." Tangis Helen semakin pecah.