|°09°| Guru Kiler

624 79 158
                                    

Hai, hai "Because Of You" up nih pagi-pagi

Yuk silahkan baca
Jangan lupa buat tinggalkan jejak dan masukkan ke perpustakaan kamu.

Spam coment buat up secepatnya 🥰❣️

Selamat kepada ka leenaixvid tebakannya benar 😍

Selamat kepada ka leenaixvid tebakannya benar 😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼🌼🌼

"Helen nggak bisa makan ini," ucap Bara. Bara menarik mangkuk itu dari depan Helen. "Helen nggak bawa bekal? Nih punya kaka aja," lanjutnya dan menyerahkan bekal siangnya yang selalu disiapkan oleh oma Dita. Bara mengusap lembut rambut Helen.

Bara memang berbeda dari cowok lainnya, dia sama sekali tidak minder bawa bekal ke sekolah.

Semua orang yang melihat keberadaan Bara melongo, heran. Bara mengenal Helen, dan sedekat itu.

"Eh, kak Bara. Helen bawa bekal kok. Nih," Helen menunjukkan kotak bekal di sampingnya. Helen mengembalikan kotak bekal Bara. "Ini untuk kaka aja," lanjutnya.

Farel, dkk juga si kembar dan Citra masih menatap heran pada Helen dan Bara. Yah, yang mereka tahu Bara itu sosok kakak kelas yang dingin, tapi apa yang mereka lihat sekarang jelas berbeda. Bara bersikap sangat manis pada Helen.

"Kalo bawa bekal, ngapain makan bakso? Kamu mau dimarahin mommy-mu?" bisik Bara tepat di telinga Helen.

Seketika Helen langsung menggenggam tangan Bara, "Jangan kasih tahu, kak," ringisnya. Bara terdiam, "Kak Bara, please," rengeknya.

Bara tersenyum kecil, "Iya-iya, sekarang makan bekal kamu," titahnya.

"Siap kak, Bara," turut Helen dan membuka kotak bekalnya. "Kalian nggak makan?" tanya Helen saat melihat teman-teman barunya bengong, tak melanjutkan makan.

"Kak Bara, manis sekali," cicit Livia masih menatap Bara intens. Bara tersenyum kecil.

"Citra juga mau digituin kak Bara," sambung Citra sambil menampilkan puppy eyes-nya. Farel yang melihat sepertinya sedikit terganggu, dia berdehem beberapa kali.

"Minum-minum, Rel. Jangan sampe lo mati keselek," ujar Dicky sembari menepuk-nepuk punggung Farel.

"Apaan sih lo? Orang cuman serek kok," balas Farel menjauhkan badannya dari sentuhan Dicky.

"Lo cemburu 'kan bro? Makanya nggak usah sok jual mahal," bisik Dicky. Namun, Farel memilih mengabaikan ucapan Dicky, dia yakin dia tidak akan pernah bisa menyukai Citra.

"Oh, iya. Rumah kak Bara dekat sama rumah Helen. Kak Bara juga udah kenal Helen sejak kecil," jelas Helen membuat teman-temannya manggut-manggut.

"Bisa dibilang tetangga ya? Mau juga dong tetanggaan sama kak Bara," Livia masih saja menatap Bara walau sesekali menyuapkan bakso itu ke mulutnya.
 
Mendengar ucapan Livia sontak Olivia menghadiahinya dengan pukulan. "Sumpah, malu gue punya saudara kayak lo," ucap Oliv seakan jijik dengan tingkah saudara kembarnya. "Entar gue bilangin bonyok, lo dihapus dari KK."

Because Of You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang