Happy Reading
-
-
-
-Somi berjalan dengan gontai di koridor sekolah. Ini adalah hari pertama Somi sekolah saat menginjak kelas 12.
Somi tidak mempedulikan tatapan orang lain yang meliriknya iri. Ada juga yang secara terang-terangan membicarakannya. Dan ada beberapa yang menyapanya dan memekik saat ia berikan senyuman.
Somi yakin mereka semua sudah mendengar kalau ia adalah anak dari seorang artis terkenal yang namanya tidak hilang walau umur terus bertambah.
Mungkin mereka juga tidak tahu kalau nama asli Somi adalah Sonya Amira, bukan Somi, karena sebelum diperkenalkan ke publik oleh mamanya, Somi lebih dikenal dengan nama Somi, bukan Princess Esther.
"Hallo princess?! Auhhh terkejod aku ternyata kamu anak Mama Starla. Aku kira kamu hanya anak pungut." Seseorang langsung melompat ke depan Somi dengan senyum lebar.
Somi langsung menabok mulut Lea yang tidak memiliki filter itu. "Mulut lo keknya perlu dicariin jarum sama benang deh biar bisa dijahit."
Somi melewati Lea yang mencibir.
"Eh kok lo nggak bilang-bilang sih bakal di publikasi? Tahu gitu gue kan bisa nyepil dikit biar kena sedikit ketenaran."
"Lo kira gue apaan nyet? Pakek di publikasi?"
Otak temannya yang satu ini memanglah rada eror. Seharian dengannya mungkin bisa membuat jantung berdetak lebih cepat dan wajah memerah karena darah tinggi.
"Sam mana Soy? Tumben nggak sama lo?" Tanya Lea mengalihkan topik.
"Lo kira upin ipin bareng terus? Tanya Anne sana!" Ucap Somi kesal.
"Emang benar yah dia sama Anne? Gue masih nggak percaya," Ucap Lea lalu ia mengumpat. "Nggak tahu gue ternyata selera Anne serendahan itu."
Somi menoyor kepala Lea. "Mending Anne maunya sama Sam yang single, nah elu masih aja ngarep sama Bintang. Jelas-jelas dia udah sama Arin. Lo mau jadi pelakor?"
"Seperti kata pepatah. Selama janur kuning belum melengkung, masih banyak jalan untuk menikung."
Somi kembali menoyor kepala Lea. "Pepatah lo sesat anying!"
"Demen banget dah lu noyor pala gue. Kalau nanti otak gue ngambek gimana? Lo mau tanggung jawab?" Kesal Lea.
Somi terkekeh. "Emang lo punya otak?" Tanya Somi sarkas.
Lea memegang dadanya menoleh pada Somi. "Sakit jantung gue sumpah."
"Ternyata percuma lo anak IPA. Letak jantung aja nggak tahu." Ucap Somi menggeleng melihat Lea memegang dada kanannya. Somi segera memindahkan tangan Lea ke kiri. "Itu baru jantung."
"Ck suka-suka guelah, kan jantungnya punya gue, kenapa lo yang ribet?"
"Oh iya lupa gue, otak lo aja di dengkul. Nggak heran sih kalau jantung lo nggak di dada kiri." Somi tersenyum membuat Lea mengeram.
"Sialan!"
Lea langsung menabok Somi dan Somi segera menghindar lalu menjulurkan lidahnya membuat mereka berlari-larian di koridor dan kadangkala Somi membuat beberapa orang yang lewat menjadi tamengnya yang membuat mereka bingung sekaligus terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED || (Revisi)
Teen FictionSomi tidak pernah tahu kalau takdir akan semengerikan ini. Menurut orang mungkin Somi sangatlah sempurna, tapi tidak bagi Somi, baginya hidupnya penuh dengan keburukan yang penuh akan kebohongan. Somi tidak tahu apa kesalahannya terdahulu sehingga i...