Chapter 6 Terbiasa

49 12 13
                                    

Happy Reading

-
-
-
-

Somi membawa buku dari ruang guru. Yah hari ini adalah hari Kamis jadi giliran Somilah yang menjalani tugas mengambil buku ke ruang guru.

Sebenarnya dia ditemani Lea tadi, tapi sialnya itu anak tuyul malah kelayapan nyari mangsa. Apalagi tadi baru ketemu pawangnya, udah nggak bisa lepas dah dia.

Yah sejak kejadian diantar pulang oleh Bintang. Lea dan Bintang menjadi semakin dekat. Sangat dekat malahan, terlebih sekarang masa jabatan Bintang sebagai waketos sudah berakhir sehingga ia lebih leluasa untuk bersama dengan Lea.

Karena Bintang ia kehilangan teman bicaranya karena Lea sekarang lebih memilih bersama dengan Bintang. Ah Bintang benar-benar menyebalkan.

Seseorang melewati Somi begitu saja yang membuat Somi mendelik. Astaga tidak peka sekali.

"Heh BoBoiBoy!"

Somi berdecak saat cowok itu tidak menoleh.

"Heh anak kadal!"

Somi berdiri di depan Bomin menghalangi jalannya yang membuat Bomin mengernyit.

Sejak kejadian mampir di kafe itu Somi sudah keluar dari fans club seorang Bomin yang menyebalkan. Memang bener kata pepatah, tidak baik memandang buku dari cover-nya. Buktinya ia tertipu dengan cover polos dan berkharisma seorang Bomin yang nyatanya adalah cowok nyebelin.

"Apa?"

"Lo nggak gantle banget sih?" Tanya Somi memajukan bibirnya sebal.

"Apa lagi sih Soy?"

"Nggak peka." Gerutu Somi lalu ia menatap mata Bomin dengan tatapan memelas. "Bantuin!"

"Cih bukan urusan gue, bukan kelas gue juga. Ngapain gue harus bantu?"

Somi mendengus. Salah memang selama ini ia menjadi fans Bomin. Bomin hanyalah orang menyebalkan dan tidak peka, apa yang harus dikagumi dari seorang Bomin?

Tahu gini tadi ia mending ke ruang guru bareng sama Sam. Sam kan gentle, ia jadi tidak perlu susah-susah membawa buku-buku ini. Walau cungkring dia pasti dengan senang hati membawakan barang cewek agar cewek tidak kesusahan.

"Bawa beban segini aja lo leletnya dah kek siput, apalagi disuruh bawa galon? Bisa-bisanya pingsan lo."

Somi menggerutu saat Bomin mengambil setengah lebih buku yang ada ditangan Somi. Untuk apa memangnya dia mengangkat galon? Ada banyak cowok di dunia ini, lalu apa gunanya mereka?

"Heh-"

"Ini tangga yah Soy, jangan bikin gara-gara yang ngerepotin gue!" Peringatan Bomin sebelum ia jatuh terguling-guling karena Somi yang sangat hiperaktif.

Ruang guru di SHS memang berada di lantai dua gedung baru yang cukup jauh dari kelas Somi. Jadi akan sangat membosankan untuk berjalan sendirian di koridor yang sepi, itupun kalau mau cepet harus menyebrangi lapangan yang ada banyak murid sedang olahraga.

"Udah peka kan gue?" Tanya Bomin bangga.

Somi berdecih lalu mencibir. Tapi kalau dipikir-pikir, kalau ada Bomin berarti ada Bintang. Yah walau mereka dah pensiun tapi masih banyak guru yang bergantung pada mereka. Terlebih masa jabatan mereka baru usai beberapa minggu yang lalu.

FATED || (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang