Happy Reading
-
-
-
-Somi kembali ke rumah bersama dengan papa dan mamanya. Rasanya hari ini adalah hari paling membahagiakan dalam hidupnya.
Bisa digendong oleh papanya dan bercanda ria dengan mamanya. Ini sudah seperti keluarga impiannya. Andai saja Jeya masih hidup dan kakaknya tidak pergi meninggalkan rumah. Mungkin keluarga ini akan sangat lengkap. Ditambah kakeknya yang tidak berubah seperti sekarang.
Tapi Somi tahu kalau ini semua tidak akan terjadi kalau tidak ada kejadian yang mampu menyadarkan orang. Seperti Somi, sekarang Somi akan mensyukuri apa yang dia punya. Yah walau ia masih berharap keluarganya bersatu dan bahagia. Terlebih kakaknya. Setelah kakaknya tenang dan bisa diajak bicara baik-baik ia akan segera membujuknya. Tadi Somi juga sangat sakit melihat kakaknya membanting pintu. Somi tidak tahu betapa sakitnya hati seorang Vian melihat adiknya memilih orang yang dibencinya. Tapi Somi tidak akan menyesal, ini semua adalah keputusannya.
"Paaa nanti berhenti di Flower Cafe ya!" Ucap Somi saat di pertengahan jalan pulang.
"Dimana?" Tanya Jason.
"Yang deket sama sekolah aku itu."
Somi langsung mengatupkan bibirnya melihat Starla diam tertunduk dan Jason hanya diam. Somi mencoba menekan egonya agar tidak merusak suasana. Walau sakit rasanya mengetahui kedua orang tuanya tidak tahu anaknya sekolah dimana. Tapi mereka kan mau berubah.
Somi tersenyum. "Nanti aku tunjukin. Papa pasti udah agak lupakan jalanan Jakarta karena terlalu lama tinggal di luar?"
Somi kembali terdiam karena salah bicara. Dasar mulut tidak bisa diatur.
"Mama tahu? Katanya di Flower Cafe sekarang tamannya sedang berbunga. Jadi aku pengen lihat. Kata Kak Jena sih bagus banget." Ucap Somi mengalihkan topik pembicaraan.
"Oh ya? Kamu suka bunga?"
"Banget. Apalagi warna merah, bikin semangat saat melihatnya." Ucap Somi bersemangat.
"Kamu mau punya taman bunga?" Tanya Jason dengan pandangan masih mengarah ke depan.
Somi mengangguk semangat. "Mauuu," Tapi kemudian dia tertunduk lesu. "Tapi nggak mungkin deh keknya."
"Nanti papa buatkan?" Ucap Jason yang membuat Somi mendongak dengan mata berbinar.
"Beneran?!"
Jason mengangguk.
"Buat kebun strawberry juga yah pa!"
"Ngapain? Mama udah punya. Tapi dipuncak." Somi terbelalak baru tahu.
"Seriously?" Starla mengangguk. Somi cemberut. "Kenapa nggak pernah bilang?"
"Kamu nggak nanya."
Somi berdecih. Tapi bener juga, dia yang tidak pernah bertanya.
Tiba-tiba mobil berhenti yang membuat Somi mengernyit. "Kenapa berhenti?"
"Udah nyampe."
Somi menoleh ke sekelilingnya. Dan benar ini sudah diparkiran Flower Cafe. Somi menoleh ke arah papanya.
"Kok papa tahu?"
Tanpa bicara papanya menunjuk ke arah maps yang menjadi fasilitas mobil. Somi menggaruk belakang kepalanya. Yah gimana yah? Somi emang sering naik mobil, tapi ia tidak tahu kalau mobil di fasilitasi dengan maps. Dia yang kudet apa seminggu tidak keluar ruangan ia jadi ketinggalan banyak hal?
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED || (Revisi)
Teen FictionSomi tidak pernah tahu kalau takdir akan semengerikan ini. Menurut orang mungkin Somi sangatlah sempurna, tapi tidak bagi Somi, baginya hidupnya penuh dengan keburukan yang penuh akan kebohongan. Somi tidak tahu apa kesalahannya terdahulu sehingga i...