Chapter 7 Ice Cream Strawberry

45 13 7
                                    

Happy Reading
-
-
-
-

Somi berhenti diambang pintu saat ia memasuki ruangan ekskul lukis. Ada seseorang yang sedang melukis di dalam sana.

Somi mengernyit tidak mengingat kalau ada anggota itu di ekskulnya. Mungkin anggota baru. Somi mencoba positif thinking. Karena ini adalah pertama kalinya ekskul lukis masuk setelah semester baru di mulai. Jadi ia tidak tahu siapa saja anggotanya yang bertahan dan siapa saja anggota baru.


Dari belakang cewek itu terlihat berkharisma. Memiliki rambut panjang dan sepertinya tubuhnya cukup tinggi. Ia melukis dengan cukup baik tapi tidak sebaik Somi.

Somi awalny tidak mau peduli, tapi lama-lama ia penasaran juga. Jadi ia berjalan mendekat.

"Permisi!"

Seketika alat lukis Somi jatuh ke lantai melihat wajah cewek itu yang sangat familiar di matanya. Cewek itu juga sedikit terkejut, tapi kemudian tersenyum.

"Hai Somi, long time no see?"

Somi diam di tempat membatu tidak tahu harus berbuat apa.

"Dhe-Dhe-Dheya?'

"Soy? Cepet bener dah lo datangnya?"

Somi berbalik, tanpa melihat wajah Bomin ia langsung berlari keluar. Pikirannya sedang kacau. Somi belum siap menghadapi semua ini. Ia belum siap dihadapi dengan kenyataan yang menghantamnya begitu mendadak.

Somi berlari ke taman belakang sekolah. Disana suasananya cukup sepi, jadi ia bebas melakukan apapun tanpa ada yang tahh. Terlebih hari ini adalah hati Jumat dimana para murid sibuk melakukan aktivitas mereka.

Somi diam mengingat kejadian dulu. Kedatangan cewek itu benar-benar membuat Somi mengingat masa lalunya yang kelam.

Seseorang tiba-tiba duduk disamping Somi dengan kamera ditangannya. Awalnya ia tidak peduli, tapi lama-lama ia merasa risih. Somi pun menoleh dan melihat orang itu tengah memfotonya.

"Ck lo apaan sih?" Somi menepis tangan Nathan lalu menghapus air matanya yang entah sejak kapan jatuh.

"Mahal nih kamera!"

Somi mendengus. "Ngapain sih lo disini? Sana-sana pergi!"

"Lo yang ngapain disini? Lo mau jadi mbak kunti sendirian disini?"

"Bukan urusan lo."

Nathan hanya diam tidak menjawab dan sibuk memfoto Somi yang sedang murung.

"Turunin nggak itu kamera sebelum gue banting?!" Tapi Nathan tidak mendengarkannya.

"Ck." Somi menoleh ke arah Nathan dan kesal. Ia baru sadar akan sesuatu. Kenapa ia jadi akrab dengan Nathan?

"Kenapa diem?"

"Naaaaaa! Lo sebenarnya benci nggak sih sama gue?" Tanya Somi kemudian yang membuat Nathan mengernyit.

"Benci? Karena apa? Karena lo ngusir gue? Kurang kerjaan banget."

"Bukaaaaan! Yang kejadian waktu itu. Pas gue mutusin lo. Lo pasti marah dan benci banget kan sama gue?"

FATED || (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang