Happy Reading
-
-
-
-"MAMAAAAA"
Somi pulang ke rumah dengan perasaan senang dan sekaligus penasaran dengan apa yang terjadi hari ini. Mungkinkah rencananya berhasil?
Moodnya sedang bagus sekarang. Apalagi setelah ia berbaikan dengan Dheya. Rasanya hatinya sekarang jadi lebih nyaman. Tidak ada yang harus ia takutkan sekarang.
"Nona" Sapa seorang pelayan yang Somi lewati.
Somi tersenyum. "Mama mana?"
"Nyonya sedang berada di rumah sakit menemani Tuan Besar."
"Hah? Apa yang terjadi? Kakek kenapa?" Tanya Somi terkejut.
Pelayan itu menunduk. "T-tadi pagi. Tuan Farhan dan Tuan Vano berantem hingga membuat Tuan Farhan pingsan setelah Tuan Vano pergi dari rumah."
Somi sangat terkejut akan semua itu. Kenapa rencananya malah membahayakan kakeknya? Bukannya membuat mereka baikan malahan membuat kakeknya masuk rumah sakit.
"Kenapa nggak ada yang ngasih tahu aku?" Tanya Somi marah.
Bisa-bisanya ia tadi jalan-jalan dengan senyum gembira. Sedangkan kakeknya berada di rumah sakit.
"Kakek dibawa ke rumah sakit mana?"
"Haber Hospital"
Somi naik lift menuju ruang rawat kakeknya yang berada di lantai 20. Setahu Somi Haber Hospital adalah rumah sakit elite di Jakarta setelah Svitilna Hospital, tempat ia di rawat terakhir kali.
Somi masuk ke dalam ruangan dan melihat Starla tengah duduk tertidur di bahu Jason.
"Papa," Ucap Somi menunduk. "Maaf!"
"Kenapa minta maaf?"
Tiba-tiba Starla membuka matanya dan matanya langsung melihat Somi yang tertunduk.
"Maaf karena aku yang buat situasi seperti ini. Aku yang udah manggil kakak ke rumah. Aku nggak tahu semua ini akan terjadi."
Somi mendengar papanya mengeram. Somi sudah pasrah sekarang. Kalau ia dimarahi, itu memang kesalahannya. Salahnya karena tidak mempertimbangkan berbagai hal.
"Sonya," Panggil Starla lembut.
Somi mendongak dan melihat senyum lembut Starla. Somi segera berlari memeluk mamanya dan menangis. Ia sedikit pun tidak berani menoleh ke arah papanya yang ia yakini sedang marah sekarang.
"Maaf, maafin Sonya. Sonya salah." Ucap Somi dipelukan mamanya.
"Udah, udah jangan nangis. Lagian kakek nggak apa-apa kok. Bentar lagi juga sadar." Ucap Starla dengan suara lembutnya.
"Tapi maaa Sonya hanya pengen kakak dan kakek baikan. Sonya nggak pernah bayangin kalau kakek akan sampai di bawa ke rumah sakit seperti ini."
"Udah, udah jangan nangis lagi dong! Nanti mama ikutan nangis." Bukannya mereda tangis Somi jadi semakin menjadi.
Tanpa semua orang sadari ternyata Farhan sudah sadar dan meneteskan air matanya mendengar tangis pilu Somi.
Somi datang ke apartemen kakaknya. Somi sudah berusaha menghubungi kakaknya sejak kemarin, tapi tidak ada yang menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED || (Revisi)
Teen FictionSomi tidak pernah tahu kalau takdir akan semengerikan ini. Menurut orang mungkin Somi sangatlah sempurna, tapi tidak bagi Somi, baginya hidupnya penuh dengan keburukan yang penuh akan kebohongan. Somi tidak tahu apa kesalahannya terdahulu sehingga i...