Chapter 36 Maaf

37 7 5
                                    

Happy Reading
-
-
-
-

Somi menunduk di meja makan menanti kedatangan papa dan kakeknya. Sedangkan mamanya sedang bekerja di dapur. Lebih tepatnya jadi tukang tunjuk tangan.

"Tumben kamu duluan?" Tanya Jason menarik kursi di samping Somi.

Somi mengatupkan bibirnya. "Aku mau minta maaf atas kejadian kemarin."

Somi sudah memejamkan matanya takut kena marah oleh papanya. Mengingat kerasnya kepribadian papanya hampir sama dengan kepribadian kakeknya, begitupun dengan kakaknya.

Tapi sebuah tepukan lembut di kepalanya membuat Somi mendongak dan ia terperangah melihat papanya tersenyum.

"Papa-"

"Ternyata kamu udah dewasa." Somi masih diam membatu melihat senyum sang papa.

"Kamu tahu? Keluarga ini sangatlah sulit untuk menundukan kepala atau meminta maaf dan sekarang kamu bisa mengucapkannya. Benar-benar hebat." Ucap Jason yang membuat Somi terperangah.

"Tapi ingat! Kamu itu Esther. Meminta maaf boleh, tapi jangan pernah menundukkan kepala. Kalau pun kamu salah tetaplah tegakan kepala dan meminta maaf dengan tegas dan tulus. Manusia tidak ada yang sempurna. Tapi dia yang percaya diri akan memancarkan aura yang berbeda." Ucap Starla tersenyum lalu duduk di seberang papanya.

"Papa mana?" Tanya Starla pada Jason.

"Lagi di kamar katanya sakit kepala. Sepertinya hipertensi nya kambuh."

"Kakek sakit?" Tanya Somi jadi khawatir.

Starla tersenyum. "Kamu anterin makanan buat kakek kamu yah!"

"Ta-ta-ta-"

"Sonya!" Ucap Starla.

Somi menghela napas akhirnya mau mengantarkan makanan ke kamar kakeknya.

Somi mengetuk pintu tapi ternyata pintunya tidak terkunci. Jadi Somi masuk ke dalam kamar dan melihat sang kakek yang tertidur di bawah selimut. Saat tidur seperti ini kakeknya tidak terlihat seperti kakek galak yang mengekang cucunya. Tapi lebih terlihat seperti kakek lemah yang butuh perhatian.

"Kakek!" Panggil Somi pelan.

Farhan membuka matanya tapi tidak mau memandang ke arah Somi. Somi mengatupkan bibirnya.

"Ini aku bawain makanan buat kakek." Ucap Somi memaksakan senyuman karena kakeknya tidak mau menoleh.

"Kakek makan yah bira cepet sembuh. Aku taruh nampannya di meja." Ucap Somi yang sudah tidak kuat menahan air matanya.

Somi yang tidak di respon pun akhirnya terduduk di lantai dengan air mata yang mengalir di pipi.

"Kakek"

Somi sesegukan. "Sonya tahu Sonya salah maafin Sonya yah. Maaf Sonya nggak pernah ingat perbuatan baik kakek sama Sonya. Sonya terlalu sibuk berpikiran negatif padahal udah banyak hal yang kakek lakuin buat. Setiap kakek marah sama Sonya itukan emang kesalahan Sonya. Maaf karena udah berpikiran buruk sama kakek." Ucap Somi sesegukan disamping tempat tidur kakeknya sambil menelungkupkan kepala.

FATED || (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang