Epilog

45 10 1
                                    

Happy Reading
-
-
-
-

Somi duduk di sebuah ruangan tertutup di salah satu ruangan di gedung tempat berlangsungnya acara pesta ulang tahun.

Ia duduk bersama dengan Farhan, Jason, dan Starla. Katanya sih sebagai acara kecil-kecilan perayaan ultah Somi.

Di atas meja sudah ada sebuah kue strawberry kesukaan Somi.

"Bagaimana pestanya? Apa kamu senang?" Tanya Farhan.

Somi mengangguk semangat. Tentu saja sangat senang. Salah satu harapannya sudah terwujud berkat Bomin.

"Apa harapan kamu kali ini?"

Somi tersenyum lalu menggeleng. "Harapan aku udah kecapai."

"Oh wow cepat sekali? Memangnya apa harapanmu?" Tanya Starla penasaran.

"Rahasia."

Starla hanya cemberut tapi tidak memaksa lagi.

"Kamu mau hadiah apa?" Tanya Jason.

"Udah bahasnya nanti aja! Sekarang tiup lilin dulu." Ucap Starla setelah menyalakannya.

Somi tersenyum lalu meniup lilinnya hingga padam dan Starla pun bertepuk tangan.

"Owhhh ternyata tidak ada yang menungguku." Ucap seseorang saat pintu terbuka.

Somi terkejut, tapi kemudian meloncat senang. Ia langsung memeluk kakaknya dengan sangat erat. Ia benar-benar tidak menyangka kalau kakaknya akan datang. Benar-benar keajaiban.

"Kenzo? Kenapa belum tidur nak?" Tanya Starla dan Kenzo pun langsung naik ke pangkuan neneknya.

"Dia baru bangun ma, jadi tadi nangis mau ikut ketemu aunty-nya." Ucap Jena duduk disamping Starla. Lalu menyapa papa dan kakek metuanya.

"Anak manis." Ucap Starla mencium cucunya berkali-kali. Lalu menoleh ke arah Jena. "Bagaimana kandunganmu?"

"Sehat kok ma." Ucap Jena tersenyum.

"Kamu hamil?" Tanya Farhan dan Jena hanya mengangguk canggung. "Kenapa tidak mengatakannya?"

"Untuk apa? Emang siapa anda?" Tanya Vano nyerobot dengan Somi yang masih bergelayutan di tangannya.

"Ck anak ini, aku hanya bertanya."

"Jangan sok peduli! Aku datang hanya untuk adikku, kalau tidak aku tidak akan datang." Ucap Vano pedas.

"Aku tidak bertanya kenapa kau datang." Ucap Farhan tidak kalah pedas.

"Aku hanya memberitahu sebelum anda bertanya. Ngomong-ngomong kenapa anda tidak sakit lagi?"

Farhan menggerak meja yang langsung ditahan Jason. "Tenang pa!"

Somi yang melihat hanya bisa meringis. Pantas saja kakeknya sampai pingsan waktu itu. Mulut mereka sama-sama pedas mengalahkan bon cabe.

"Kau harus berterima kasih pada pacarmu karena sudah datang membujukku bahkan sampai memohon." Ucap Vano.

"Bomin?" Tanya Somi tidak percaya.

FATED || (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang