Happy Reading
-
-
-
-Somi melihat Starla datang terburu-buru dengan senyum penuh haru dan semangat 45. Ia langsung berlari menghampiri Somi lalu memeluk Somi yang masih tidur di ranjang rumah sakit dengan sangat erat.
Teman-teman Somi yang lain sudah keluar, katanya mereka lapar. Jadi hanya ada Somi dan Starla di ruangan serba putih ini sekarang.
"Akhirnya, kenapa kamu tidur lama sekali?"
Somi tidak bisa berkata-kata. Tubuhnya kaku. Ia tidak tahu harus membalas pelukan itu atau tidak. Hatinya sungguh bimbang.
Di satu sisi Somi ingin memenangkan egonya dimana ia tidak ingin Starla berada di dekatnya. Tapi disisi lain Somi juga sangat rindu dengan pelukan hangat seorang ibu.
Starla mengusap air matanya. Bisa Somi lihat ada kantung mata di bawah mat indah Starla yang baru pertama kali ini ia lihat. Sepertinya mamanya tidak tidur untuk waktu yang lama, atau itu karena menangis? Ah Somi tidak tahu.
"Maafin mama yah sayang! Mama benar-benar nggak berguna. Mama bahkan nggak tahu seberapa berat beban yang ditanggung anak mama sampai-sampai mereka selalu mencoba bunuh diri, mencoba meninggalkan mama."
Somi meremas bajunya. Apa yang dimaksud mamanya adalah Jeya dan Kak Vian?
"Mama tahu mama salah, mama terlalu sibuk dengan pekerjaan. Mama terlalu takut untuk kehilangan karir. Mama takut pamor mama rusak. Tapi sekarang mama sadar, anak lebih penting dari apapun."
"Dulu saat Vano pergi, mama masih bisa terima karena dia mau mengejar mimpinya. Tapi mama benar-benar sakit saat dia tidak mau mengakui mama sebagai ibunya. Lalu mama kehilangan Jeya yang membuat hati mama begitu hancur. Membayangkan anak yang baru tadi pagi ia lihat makan bersamanya lalu saat pulang kerja ia sudah berada di dalam peti mati dengan wajah pucatnya. Itu adalah mimpi terburuk bagi setiap ibu. Melihat anaknya meninggal mendahuluinya benar-benar kegagalan terbesar bagi seorang ibu."
"Mama udah kehilangan Vano, mama udah kehilangan Jeya, sekarang mama nggak mau kehilangan kamu. Sekarang kamu satu-satunya yang mama punya, satu-satunya harapan mama. Kalau kamu sampai kenapa-kenapa mama benar-benar nggak bisa memaafkan diri sendiri. Mama harap kamu bisa memberikan kesempatan kedua bagi mama untuk memperbaiki diri!"
Starla mengatakan itu semua dengan tangis pilu yang membuat hati Somi di remas. Ia paling tidak bisa melihat orang menangis, apalagi karena dirinya. Tapi ia mencoba menahan diri dan air matanya.
"Dulu mama menikah terlalu muda sehingga mama belum terlalu becus merawat anak. Mama kira hidup setelah pernikahan akan sangat menyenangkan seperti di film dan novel. Tapi ternyata tidak. Menikah terlalu muda membuat mama nggak bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan. Mama belum siap mengurus suami, mama belum siap mengurus rumah, belum lagi kalau mempunyai anak. Hal itulah yang membuat mama lari dari tanggung jawab. Tapi sekarang mama akan berubah, mama sudah membulatkan tekad akan pensiun dari dunia entertainment."
Somi menoleh memandang Starla tidak percaya. Apa yang dikatakan mamanya?
"Mama-"
"Mama sudah memutuskan. Apa gunanya mama bekerja yang hanya menjauhkan diri dengan anak? Apa memangnya yang mama cari? Uang? Uang hasil jerih payah papa kamu sudah lebih dari cukup untuk hidup mama, kamu, bahkan keturunan kamu nanti. Apa gunanya papa bekerja kalau hasilnya tidak dinikmati?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED || (Revisi)
Teen FictionSomi tidak pernah tahu kalau takdir akan semengerikan ini. Menurut orang mungkin Somi sangatlah sempurna, tapi tidak bagi Somi, baginya hidupnya penuh dengan keburukan yang penuh akan kebohongan. Somi tidak tahu apa kesalahannya terdahulu sehingga i...