Chapter 4 Flower Cafe

55 10 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-

Somi tidak tahu sudah bermimpi apa dia semalam sampai-sampai ia dapat diantar pulang oleh Bomin. Astaga ini Bomin si ketos kesayangan loh.

Bomin menyerahkan helm pink pada Somi yang membuat Somi mengernyit bingung.

"Ini-"

"Punya adek gue. Lo bisa pakek."

"Aaaaaaa" Somi tertawa dalam hati, ternyata pikiran tidak mendasarnya itu memang tidak logis.

Akhirnya motor besar milik Bomin itu m melaju meninggalkan sekolah menuju jalan raya.

"Emm kenapa lo milih pulang bareng gue? Kenapa nggak sama Lea aja?" Tanya Somi, karena yang Somi tahu ia tidak seakrab itu sampai bisa membuat Bomin memilihnya untuk diantar pulang.

"Karna lo cantik."

"Hah?"

Bomin tertawa melihat keterkejutan Somi. "Canda deng, jangan geer."

Somi menghela napasnya. Suka banget emang ini orang bikin Somi jantungan.

"Ternyata tidak sekalem kelihatannya." Gumam Somi.

"Emang gue kelihatan kalem yah?"

"Hah? Apa? Lo denger?"

"Lo ngomong di deket telinga gue."

"Oh." Somi langsung menjauhkan dirinya dengan sebal. Kenapa ia jadi seceroboh ini.

"WOIII LO MAU MATI HAH?!"

Somi berteriak kesal saat Bomin melajukan motornya dengan kecepatan penuh yang membuat Somi terkejut dan refleks memeluk leher Bomin.

"Tangannya tolong dikondisikan!" Bomin menepuk tangan Somi yang hampir menghalangi penglihatannya. Somi pun melepaskannya.

"Ya elu sih. Ngapain ngebut? Gue nggak mau mati sia-sia dijalan raya yah! Gue masih belum bisa ngerubah dunia, masa gue harus mati sia-sia hanya karena kebut-kebutan di jalan? Dan lagi, gue nggak mau mati jomblo." Kesal Somi dengan detak jantung yang sudah tidak beraturan.

"Bawel!"

"Apa?!" Somi menepuk helm Bomin yang membuat keseimbangan motor jadi terganggu.

"Lo gila?!"

"Ehhh hujan hujan cuy! Nepi-nepi! Cari kafe atau restoran!" Heboh Somi saat sedikit demi sedikit rintikan hujan mulai turun dari langit berwarna abu-abu.

"Ck ribet! Emang lo mau berubah jadi dugong kalau kena air?"

"Jadi bidadari gue kalau kena air." Ucap Somi asal yang membuat Bomin berdecih.

"Dahlah nepi aja! Daripada sakitkan? Itu tuh ada Flower Cafe! Udah lama gue nggak kesana."

"Iya, iya bawel! Lo kira gue buta?"

"Ya gue kan cuma merekomendasikan."

Akhirnya motor Bomin berhenti di depan Flower Cafe. Ternyata mereka tidak beruntung karena saat itu tanaman kafe belum berbunga.

"Turun Soy!" Ucap Bomin karena dari tadi Somi yang bawel bilang tidak mau kehujanan, tapi pas motor dah parkir dia malah diem di atas motor.

"Yah ini helmnya nggak bisa dilepas. Ck ribet banget sih pakek helm?!"

FATED || (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang