Happy Reading
-
-
-
-"Cie ada yang mau ketemu camer cie."
Somi langsung menyatukan kedua alisnya kesal. Kenapa coba di rumah Bomin ada Dheya?
"Ngapain sih lo disini?" Tanya Somi kesal.
"Santuy elah, gue cuma mau jemput si bayi besar sama aunty kok. Jadi nggak akan ganggu kalian berdua." Ucap Dheya tersenyum menggoda.
"Ganggu apaan njir? Gue nggak ngapa-ngapain."
"Sekarang emang nggak, nggak tahu nanti." Ucap Dheya terkekeh.
"Gila lo!"
"No, I'm not crazy but I'm so pretty."
"Apa sih?"
"Kak Taraaaaaaa" Teriak seseorang yang Somi yakini itu Baby.
Dheya mendengus. "Kek babu gue njir. Dah yah gue mau ngurus bayi dulu."
Dheya akhirnya pergi meninggalkan Somi. Dari cara Dheya berjalan menghampiri Baby sepertinya Dheya sudah sering datang kesini, tidak heran sih Dheya, Bomin, dan Baby kan udah temenan sejak kecil. Tapi kenapa Somi merasa tidak suka atas kehadiran Dheya?
"Soy, yuk!" Ajak Bomin setelah tadi katanya dia ke dapur mencari mamanya. "Mama sama adik gue mau belanja katanya. Jadi nggak bisa nemenin."
"Sama Dheya juga?" Tanya Somi dengan nada tidak suka.
Bomin mengernyit. "Kenapa? Ohhhh-"
"Dih apaan sih?" Tanya Somi kesal.
"Nggak." Bomin malah senyam-senyum yang membuat Somi kesal. "Tapi tenang aja sih Soy! Mata gue masih bener untuk bedain malaikat dan setan."
"Hah? Gimana-gimana?"
"Gimana apanya?" Somi sudah akan menjawab tapi Bomin segera merangkulnya sambil tersenyum. "Mending sekarang kita petik strawberry!"
Somi menahan tubuhnya menoleh ke arah Bomin. "Metik? Katanya mama lo udah metik?"
Bomin mengangguk. "Mama emang udah metik tadi dan dah dihabisin sama Baby. Mama juga nggak suka nyimpen stok, katanya yang baru dipetik lebih enak. Jadi sekarang lo harus metik sendiri!"
Somi langsung menghela napas lemah. "Harus yah? Panas Boy! Bisa lo aja nggak? Gue janji bakalan awasin dari kejauhan."
"Gue ada payung kok. Biar gue yang payungin dan lo yang metik!"
"Booyyyyy"
"Iya Onya?"
Somi langsung merengek. "Please-lah, gue lagi nggak pakek sunblock, nggak pakek sunscreen. Entar kalau kulit gue kebakar terkena paparan matahari gimana?"
"Lo nggak mandi yah?" Tuduh Bomin.
"Sialan! Gue tadi mandi di rumah sakit. Jadi nggak bawa sunblock sama sunscreen."
Bomin mengernyit. "Siapa yang sakit?"
"Kakek gue, dah bukan urusan lo." Ucap Somi karena Bomin malah mengalihkan topik pembicaraan.
"Entar kita jenguk yah?"
"Huh emang siapa lo?"
"Gue?" Bomin menunjuk dirinya lalu terkekeh. "Gue calon menantu keluarga Esther. Masa lo nggak tahu?"
"Sonya,"
Somi menoleh tepat saat Skylar memeluknya. Somi langsung membatu saking terkejutnya.
"Kangen deh sama Sonya. Maaf yah nunggu lama. Tadi aunty lagi buat kue, jadi harus siap-siap dulu untuk ketemu calon mantu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED || (Revisi)
Novela JuvenilSomi tidak pernah tahu kalau takdir akan semengerikan ini. Menurut orang mungkin Somi sangatlah sempurna, tapi tidak bagi Somi, baginya hidupnya penuh dengan keburukan yang penuh akan kebohongan. Somi tidak tahu apa kesalahannya terdahulu sehingga i...