Happy Reading
-
-
-
-Somi naik ke lantai dua tempat kelas lukis berada. Hari ini adalah hari jumat jadi kemungkinan ekskul lukis diadakan. Terlebih Somi baru mengganti ponsel jadi ia tidak punya grup ekskul.
Sebenarnya Bomin juga anggota ekskul lukis dan bisa saja ia bertanya kesana. Tapi masalahnya Somi tidak ingin bertanya. Lebih baik dia datang langsung ke ruangan lukis dan mencek sendiri.
Langkah Somi terhenti saat melihat seorang cewek tinggi berambut panjang sedang berdiri di tengah ruangan. Somi sudah akan berbalik tapi Dheya sudah menyadari kehadirannya.
"Sonya?"
Somi tersenyum kaku lalu mengangkat sebelah tangannya. "H-hai"
Dheya terkekeh. "Ngapain lo kesini? Sekarang ekskul lukis nggak diadain."
Somi tersentak melihat senyum manis di wajah Dheya. Rasanya ia belum terbiasa akan hal ini karena terakhir ia lihat hanya pandangan kebencian dari Dheya.
"Eh"
Somi tersentak saat pundaknya disentuh. Dan lebih terkejut lagi saat Dheya sudah berada dihadapannya.
"Kenapa?"
Dheya kembali terkekeh. "Lo pasti masih marah sama gue kan?"
Somi mengernyit. "Gue?"
Dheya mengangguk. "Sorry yah gue waktu itu cuma terpukul. Otak gue lagi nggak jalan. Untung ada Sam dan Lucy yang ngehentiin gue, kalau enggak gue nggak tahu bakalan semenyesal apa gue nantinya. Mungkin karena itu kan lo ngehindarin gue?"
"Gue-"
Dheya terkekeh. "Gue tahu gue nggak bisa di maafin. Tapi gue cuma mau minta maaf karena gue udah ganggu hidup lo. Gue minta maaf karena buat lo nginget hal di masa lalu dengan naruh foto kita bertiga. Gue cuma nggak mau lo lupain persahabatan kita dulu. Maaf yah!"
Somi mengatupkan bibirnya. "Dhey"
"Gue sebenarnya nggak tahu kalau lo sekolah disini saat gue pindah. Gue dari awal sebenarnya mau minta maaf saat pertama kali lihat lo, tapi semua orang langsung nyerang gue buat nggak deketin lo. Tapi dengan itu gue jadi tenang, karena masih banyak orang yang jagain lo di sekolah ini." Ucap Dheya menahan air matanya.
"Dheya, gue-"
"Sebenarnya Jeya udah nulis surat buat gue sebelum dia pergi ke rooftop. Tapi gue baru baca suratnya waktu lo udah pindah sekolah. Gue bahkan nggak sempat ngejalanin amanat terakhirnya buat jagain lo. Gue cuma buat lo menderita dan ketakutan. Gue benar-benar sahabat yang nggak berguna buat Jeya."
Somi memeluk Dheya yang sudah sedegukan tidak kuat menahan air matanya. Somi sebenarnya tidak menyangka dengan apa yang dilakukan Jeya. Dia sudah menyiapkan banyak hal sebelum kematiannya. Dan hampir semua amanat terakhirnya adalah untuk menjaga Somi.
Somi kira yang mendapat pesan itu hanya Vian, Sam, dan Lucy. Ia tidak menyangka kalau Johan dan Dheya juga mendapatkannya.
"Dhey, lo mau temenan lagi sama gue?" Tanya Somi.
Dheya menguraikan pelukannya. "Lo yakin? Setelah semua yang gue lakuin sama lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED || (Revisi)
Teen FictionSomi tidak pernah tahu kalau takdir akan semengerikan ini. Menurut orang mungkin Somi sangatlah sempurna, tapi tidak bagi Somi, baginya hidupnya penuh dengan keburukan yang penuh akan kebohongan. Somi tidak tahu apa kesalahannya terdahulu sehingga i...