Happy Reading
-
-
-
-Lucy menunggu Somi depan ruangan kepala sekolah. Saat Somi keluar, wajah Somi sudah sangat masam.
"Kenapa Soy? Ada masalah?"
Somi diam mengatupkan bibirnya tidak menjawab. Tanpa peduli ia langsung melanjutkan langkahnya. Lucy terus saja mengejarnya dan menanyakan apa yang terjadi.
"Sonya! Lo kalau ada masalah nggak harus mendem sendiri, lo bisa cerita sama gue!"
"Sonya! Lo dengerin gue nggak sih?!"
Somi mengepalkan tangannya. Ia berbalik dan menatap Lucy dengan mata yang berkaca-kaca. Beberapa kali ia terlihat menarik napas dalam.
"Soy!"
Somi mengangkat sebelah tangannya sambil memejamkan mata. Lalu ia membuka matanya dan memandang tepat ke bola mata Lucy.
"Apa kalau gue cerita, masalah gue bakalan kelar? Nggak kan?"
"Lo kenapa sih Soy?"
"Emang segala yang terjadi sama gue harus gue laporin ke lo? Emang lo siapa? Hah? Emak gue? Bapak gue? Siapa lo?!"
"Soy jangan main-main?"
"Bukannya lo yang main-main?" Lucy diam menunggu Somi melanjutkan ucapannya. Somi tersenyum sinis. "Berhenti pura-pura Ci, lo cuma bebanin diri lo sendiri. Kalau lo nggak suka mending langsung bilang aja, nggak usah sok peduli lalu nusuk gue dari belakang."
Lucy diam.
Tiba-tiba Somi tertawa sarkas. "Lo nggak pernah nganggep gue benar-benar sebagai temen lo kan? Yang lo tahu hanya gue adalah hama pengganggu yang menghalangi jalan lo untuk berada di posisi nomor satu kan? Pantes kakek gue suka banget sama lo."
"Benar kata orang. Teman terdekat adalah teman yang paling mematikan." Somi tersenyum sinis lalu berbalik meninggalkan Lucy.
Lucy masih diam di tempat mencerna segala kata yang menurutnya sangat kasar keluar dari mulut Somi. Walau tidak ada kata-kata umpatan tapi tetaplah itu sangat kasar.
"Ci! Sonya kenapa?" Tanya seseorang menepuk pundaknya.
Lucy berbalik dengan mimik muka mengeras. "PMS." Lucy lalu bejalan meninggalkan Bomin.
Bomin menggaruk belakang kepalanya bingung. Bomin tadi di suruh ke ruangan guru oleh Bu Nilam mengambil flashdisk. Tidak sengaja ia melihat Somi yang baru keluar dari ruangan kepala sekolah dan ada Lucy yang menunggu di depan pintu.
Awalnya Bomin ingin menyapa karena sapaannya tadi tidak di jawab oleh Somi waktu di kelas. Karena Somi sudah sibuk duluan dengan teman-temannya.
Tapi Bomin mengurungkan niatnya saat Somi mulai bicara dengan Lucy dengan nada penuh kekesalan. Bomin bahkan tidak tahu apa penyebabnya.
Bomin sudah sampai di koridor kelas XI MIPA, saat ia menoleh ke arah kelas XI MIPA 2 ia tidak melihat ada Somi di dalamnya. Biasanya Somi pasti akan membuat kelas itu rusuh bersama dengan Echan, Lea, dan Leo. Tapi yang paling membingungkan, kelas itu tampak sedikit lebih hening daripada tadi saat Bomin menyerahkan hasil ulangan kelas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED || (Revisi)
Teen FictionSomi tidak pernah tahu kalau takdir akan semengerikan ini. Menurut orang mungkin Somi sangatlah sempurna, tapi tidak bagi Somi, baginya hidupnya penuh dengan keburukan yang penuh akan kebohongan. Somi tidak tahu apa kesalahannya terdahulu sehingga i...