Happy Reading
-
-
-
-Somi berada di kelas sendirian. Tubuhnya masih lemas dan kepalanya sedikit sakit, jadi ia menyuruh Lea untuk membelikannya makanan ke kantin.
Sebenarnya ia disuruh istirahat di UKS. Tapi Somi tidak mau, ia benci aroma obat-obatan.
Somi menidurkan kepalanya menghadap ke arah pintu kelas untuk melihat orang-orang berlalu-lalang. Somi menghela napas, entah kenapa ia jadi teringat akan Bomin.
Katanya Bomin yang membawanya ke UKS, tapi kenapa tidak ada tanda-tanda Bomin akan menjenguknya? Astaga apa yang dia pikirkan?
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kelas Somi. Somi menoleh dan seketika ia menutup matanya pura-pura tidur.
Chessss
Somi terlonjak dan langsung tebangun. Sial! Emang sialan ini orang.
"Lo apaan sih bangke?!" Ucap Somi mengusap pipinya yang basah.
Bomin terkekeh lalu membuka minuman kalengnya yang membuat Somi menelan ludah mendengar bunyi satisfying itu.
"Boy! Mau!" Rengek Somi.
"Nggak! Kan lo lagi sakit."
"Terus apa maksud lo bawa minuman itu kesini? Mau pamer? Kurang kerjaan banget." Cibir Somi.
"Karena kurang kerjaan makanya gue kesini. Lo tahu OSIS sekarang nggak ada yang becus kerjanya."
Somi berdecih. "Jangan ngajakin gue gibah! Gue lagi tobat. Sana-sana pergi! Makin sakit kepala gue lo disini."
Somi kembali menidurkan kepalanya dan Bomin pun kembali mendekatkan minuman dinginnya ke pipi Somi.
"Paan sih bangke?!"
"Buat ngompres Soy!"
"Nggak elite banget cara ngompres lo?" Cibir Somi karena pipinya jadi basah.
"Yang elite yang gimana emangnya? Sentuhan kulit ke kulit? Gue denger itu manjur loh." Ucap Bomin menjulurkan tangannya akan menyentuh kening Somi. Somi terbelalak dan segera menepis tangan Bomin.
"Apa sih lo? Ngapain lo kesini? Mau ganggu gue? Mau ngejek gue?" Kesal Somi melipat tangannya di depan dada.
Bomin mengangkat sebelah alisnya. "Gue dapat intuisi kalau lo kangen sama gue."
Somi mendelik. "Tahu darimana l- eh"
"Hah?"
Somi menepuk mulutnya. Sedangkan Bomin sudah tersenyum menggoda. "Oh jadi bener? Padahal gue cuma bercanda." Bomin mengacak rambut Somi yang entah kenapa membuat Somi malu.
"Cih geer!"
"Dihh itu fakta." Ucap Bomin.
Somi ingin menendang tulang kering Bomin. Tapi yang namanya Bomin refleksnya benar-benar bagus sehingga tendangan Somi meleset yang membuat Somi hampir mengumpat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED || (Revisi)
Teen FictionSomi tidak pernah tahu kalau takdir akan semengerikan ini. Menurut orang mungkin Somi sangatlah sempurna, tapi tidak bagi Somi, baginya hidupnya penuh dengan keburukan yang penuh akan kebohongan. Somi tidak tahu apa kesalahannya terdahulu sehingga i...