•••"Ben jadi kamu beneran udah putus sama Nara? "
Beno menghela nafas mendengar pertanyaan Zoya yang itu-itu saja dari kemaren, sebenarnya Beno capek harus menjawab pertanyaan Zoya yang tak jauh-jauh dari hubungannya dengan Zoya. Beno merasa jika Zoya terlalu mengatur dirinya saat ini, terlebih ia merasa jika Zoya sangat posesif pada dirinya. Padahal sebelumnya saat bersama Nara, tidak sekalipun Nara membatasi kegiatan Beno, bahkan Nara tidak marah jika Beno tidak memberinya kabar seharian.
Sudah seminggu juga Beno tak lagi mendengar kabar dari Nara, selama itu juga tak ada satupun Notifikasi dari Nara untuk dirinya. Jika kembali diingat ingat, dulu tak sekalipun Nara lupa memberinya kabar, entah menanyakan keberadaan Beno, atau hanya sekedar menanyakan Beno sudah makan apa belum. Tapi sekarang semua tinggal kenangan, tak akan ada lagi orang yang selalu memberinya kabar tanpa di tanya, orang yang memberinya sarapan tanpa di minta, dan orang yang selalu ikhlas di nomer duakan setelah genk dan sahabat-sahabatnya.
"Ihhhh kok malah bengong sih!" Ujar Zoya mengguncang lengan Beno.
"Hah apa? "
"Tuhhhhh kan kamu bengong, aku perhatiin sejak seminggu ini kamu sering bengong tauk, kamu punya masalah? Coba deh cerita. "
Beno menatap Zoya yang tepat duduk di sebelahnya, hari mereka makan siang bersama di salah satu restoran di Bandung, jika di perhatikan secara teliti memang ada sedikit kesamaan wajah diantara Zoya dan Nara, Beno pun baru menyadarinya saat ia ribut dengan Zahir di kelas waktu itu.
"Kan bengong lagi. "
"Lo udah nanyain pertanyaan itu berkali-kali dalam seminggu ini, harusnya lo percaya kalau gue udah gak ada apa-apa lagi sama Nara. "
Beno menarik tangan Zoya dan mengusapnya pelan, di sana masih jelas terlihat luka goresan yang sudah lama, bahkan sangat lama.
"Yaudah maaf, soalnya kamu sama dia gak sebentar loh Ben, dua tahun itu bukan waktu yang sebentar, kamu paham kan maksudnya. " Balas Zoya meragukan Beno.
"Dua tahun itu cuman sebentar Zoy, buktinya gak kerasa kami udah dua tahun aja, dan gak kerasa sekarang kami juga udah gak punya hubungan apa-apa. " Jawab Beno melemah di akhir kalimatnya.
Zoya dapat melihat ada sedikit kesedihan di mata Beno, Zoya melihat ada raut kehilangan dari sana, tapi jika ia memancing pertanyaan Beno selalu mengelak seolah ia baik-baik saja, setelah putus dengan Nara.
"Kamu cinta gak sama aku? " Tiba tiba saja pertanyaan besar itu terlontar dari mulut Zoya.
Beno tentu saja sedikit tersentak dengan pertanyaan tiba-tiba dari Zoya. Ia tak pernah menyangka jika pertanyaan itu akan di lontarkan Zoya saat ini, lebih tepatnya secepat ini.
"Kok malah diam sih? " Tanya Zoya lagi.
Beno kembali menatap Zoya yang tampaknya sangat menunggu jawaban dari dirinya.
"Ben jawab dong, kamu gak cinta yah sama aku? Gak papa kok, aku udah tau Ben, gak usah tegang gitu dong. " Balas Zoya sambil tertawa.
Tapi Beno tau jika tawa itu tak tulus, ada keterpaksaan saat Zoya tertawa seperti itu, Beno melihatnya karna sangat kentara di perlihatkan Zoya.
"Kita bukan anak kecil lagi yang harus bilang cinta-cintan, kita udah bukan bocah ABG yang baru tau apa itu rasa suka kelain jenis, lo pahamkan maksud gue? " Tanya Beno mengusap kepala Zoya dengan sayang.
"Tapi aku butuh status Ben, aku butuh status agar semua orang tau kalau seorang Beno Allah Asher hanya milik Zoya seorang. " Balas Zoya seolah menuntut pengakuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Tepat Waktu
Novela JuvenilNara Salsabila mencintai Beno Alby Asher dengan segenap hatinya. snamun yang dicintai belum tentu merasakan hal yang sama. manusia memiliki prioritasnya masing-masing, itulahyang selalu diyakini Nara dalam mencintai Beno, Nara tidak sadar jika keya...