•••9•••

2K 110 0
                                    

•••


"Al ..."

Azka menatap Beno dan Zoya, matanya berhenti di satu titik, yaitu gandengan yang terjadi diantara tangan Zoya dan Beno yang membuat ia salah fokus.

Tak jauh berbeda dengan Azka, Nara juga terlihat kaget melihat tautan tangan mereka. Bahkan Nara lupa kapan terakhir ia menyentuh tangan itu.

"Kamu ngapain disini?" tanya Nara sedikit ragu, entah kenapa ia merasa tengah kepergok selingkuh oleh pacarnya yang sedang selingkuh juga.

"Makan."

"Ayok katanya mau pulang?"

Beno yang tadinya menatap Nara, beralih menatap Azka dengan tajam, tentu saja Azka membalas tatapan itu tak kalah tajam.

"Lo duluan aja Ka, gue bisa balik sendiri," tolak Nara dengan halus, tapi tolakan itu malah di salah tangkap oleh Beno.

"Bagus yah, udah ada yang nganterin." Beno langsung beranjak pergi bersama Zoya. belum lagi Beno yang sengaja mengenggam tangan Zoya untuk pergi bersama.

Nara menatap Beno dengan rasa bersalah, saat Nara akan menyusul Beno, Azka malah menahan tangannya membuat langkah Nara terhenti.

"Ra ... sama gue aja," bujuk Azka.

Dengan kesal Nara menghempaskan pegangan Azka hingga terlepas, kemudian Nara menatap Azka kesal.

"Seharunya gue gak terima tawaran lo," bentak Nara kesal.

Nara langsung beranjak pergi mengejar Beno, Azka sedikit kecewa dengan respon Nara yang diluar ekspetasinya, ia pikir Nara akan menangis seperti kemarin, ternyata tidak, Nara malah marah padanya.

Nara menyusul Beno yang sudah berada di basement mall, Nara langsung berlari mendekat dan menarik tangan Beno yang akan membuka pintu mobilnya.

"Al, aku bisa jelasin," lirih Nara memohon.

Nara berusaha mengontrol nafasnya, berlari dari lantai 2 sampai ke basemant, bukanlah jarak yang dekat, bahkan ia saat ia dihukum berlari keliling sekolah ia tak seletih ini.

"ngga ada yang perlu di jelasin," jawab Beno datar, dan itu semakin membuat Nara merasa bersalah, persisi seperti orang yang ketahuan selingkuh.

"Tapi ini ngga sepert yang kamu pikirin." Nara berusaha menjelaskan, tapi Beno terlihat tak peduli.

"Gue paham."

"Al dengerin aku please." mohon Nara.

"ngga usah di jelasin, gue ngerti, tapi kenapa harus Azka, anak Tiger ! Kenapa hah?" Tanya Beno sedikit membentak. Ayoklah cowok mana yang gak kesel kalau berada di posisi Beno ini.

"Anak Tige?" Nara cukup terkejut dengan fakta yang ia dapat."Sumpah aku gak tau kalau dia anak Tiger, kamu taukan aku takut sama mereka, aku bahkan oernah hampir di ..." NAra tidak bisa menjelaskan apa yang akan dilakukan anak Tiger padanya.

"Aku ngga sengaja ketemu dia di toko buku, aku gak sengaja" ujar Nara lirih.

"Gua buru-buru," Beno memotong ucapan Nara.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang