51.

1.8K 91 3
                                    


Happy reading
🥀🥀🥀

"

"GUE NGGA MAIN-MAIN BENO! LO TAUKAN GUE NGGA PERNAH BERCANDA DALAM HAL APAPUN!" Sam menekan ujung pistol itu pada leher Nara, Nara ingin berteriak, tapi mulutnya ditutup, ia tidak bisa berkata apapun juga.

"DALAM HITUNGAN KE 3, KALAU LO NGGA KELUAR, GUE PASTIIN CEWEK LO NGGA AKAN BISA BERNAFAS LAGI!"

SATU



DUA



Tidak ada tanda-tanda kedatangan Beno, semua orang telah cemas melihat Sam yang sama sekali tidak main-main, Nara telah menutup matanya karna merasa inilah akhir dari hidupnya. Kaila juga menutup matanya karna takut jika disinilah ia akan melihat akhir dari hidup sahabatnya.




TIGA







"GUE DISINI! LEPASIN NARA DAN KAILA!"

Beno muncul dari arah samping Sam, semua orang langsung mengalihkan matanya pada Beno yang tampak tenang dan berjalan dengan santai. Seolah tak terjadi apa-apa Beno berjalan menghampiri mereka, memang tidak terlalu dekat karna Sam pasti akan semakin mengancam mereka kalau Beno berada sangat dekat dengan mereka.

"Beno....." Lirih Nara menatap Beno yang tampak santai seolah tidak mengenali dirinya, Nara jadi takut kalau Beno akan membiarkan dirinya di tembak, karna ia sudah bukan siapa-siapa Beno lagi.

"Owhh akhirnya muncul juga, gue pikir seorang anak dari pengecut akan sepengecut bapaknya!" Ujar Sam tersenyum sinis.

Mendengar hal itu Beno mengepalkan tangannya, ia  merasa sakit dan terhina saat papanya di hina seperti ini.

"So, jadi sekarang gue udah muncul, jadi Lo bisa dong bebasin mereka berdua." Ujar Beno berusaha setenang mungkin agar Sam tidak melukai Nara ataupun Kaila lagi.

Mata Beno dan mata Nara bertemu, Beno sedari tadi sudah susah payah agar tidak menatap Nara, tapi Nara seolah memanggil dirinya untuk melihat kondisi gadis itu, amarah Beno semakin meningkat saat melihat ada jejak tangan di wajah Nara, berserta sedikit luka di pelipis gadis itu yang Beno yakin itu karna kepentok atau malah di pukul.

"Segampang itu??"

"Lo juga harus ngerasain apa yang gue rasain Beno! Lo juga harus kehilangan orang yang lu sayang! Lo juga harus tau rasanya menyesal seumur hidup!" Bentaknya keras.

"Gue ngga pernah ada masalah sama lo! Gue bahkan engga kenal Lo siapa, dan apa tujuan lo ngelakuin hal ini ke anggota Genk gue terutama yang cewek!" Beno mengungkapkan apa yang ia rasakan, karna sejauh mengenal Sam ia tidak tau apapun tentang cowok itu, selain kata Sam,  nama cowok itu.

"Pegangin mereka berdua."  Sem mendorong Nara kembali duduk lalu memerintahkan Gino untuk menjaga dua gadis yang menjadi Sandra mereka tersebut.

Sam berjalan lebih dekat pada Beno, ia sesekali memainkan pistol di tangannya, Beno hanya bersiaga agar Sam tidak menembak dirinya. Saat Sam sudah dekat dirinya, hanya berjarak beberapa meter, Sam dapat melihat wajah Sam dengan jelas, wajah yang sudah berani mencari masalah, bahkan sampai menculik dua orang gadis dari Genk ya.

"Lo inget gue!! Lo kenal gue!!" Bentak Sam membuat Beno terpaku, wajah itu? Wajah yang sudah lama sekali tak pernah ia lihat, wajah anak kecil yang sekarang telah bertransformasi menjadi wajah lelaki tampan dan penuh dendam di matanya.

"Samuel?"

Satu nama yang sudah lama sekali tidak ia sebut, satu nama yang bahkan  ia lupakan jika saja orang tersebut tidak kembali muncul di hadapannya saat ini.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang