••1••

11.7K 252 8
                                    

•••

"NARA BURUAN... itu abang kamu udah nungguin sayang." Teriak sang mama dari meja makan.

"Jangan teriak-teriak mah, ini masih pagi loh." Ujar sang suami menasehati.

"Justru karna masih pagi , suara Mama masih full," Anita terkekeh geli melihat wajah suaminya, sejak dua puluh tahun berumah tangga dengan Anita, Anton selalu mengingatkannya untuk tidak berteriak setiap pagi.

"Lagian Nara itu kayak kamu , apa-apa lelet." dumel Anita sembari menyiapkan kopi untuk sang suami.

"Pantesan kuping Nara panas, taunya lagi di gosipin," sindir Nara sembari duduk di kursinya. Nara mengambil segelas susu kemudian meminumnya dengan perlahan.

"Lo lama banget sih , ntar telat kan berabe," semprot Zahir kesal. Pasalnya Nara itu apa-apa lama, di bangunin susah ,trus kalau di salahin malah dia yang ngambek.

"Lebay banget sih, baru juga jam segini," sinis Nara.

"Kalau lama gue tinggal!" Zahir langsung berpamitan dengan bunda dan papanya.

" gw lagi sarapan anjir,ngga sabaran banget jadi manusia!" Balas Nara kesal.

"Buruan sayang, nanti ditinggal loh." ujar Ani mengingatkan Nara, yang tampak santai-santai saja seolah ia tak masalah ditinggalkan.

"Nara bareng papa aja deh, ribet kalau ikut itu orang!" ujar Nara menaik turunkan alisnya, sembari menatap Anton yang sibuk dengan koran paginya.

Anton yang mendengar itu semua, langsung menatap putrinya yang masih santai dengan sarapan paginya.

"Tapi papa hari ini bebas tugas sayang." jawab Anton berpura pura sedih.

Nara yang tadinya santai, langsung melotot dan menelan semua roti yang sudah masuk kedalam mulutnya dengan sekali teguk.

"Kenapa papa ngga bilang!!" sontak Nara berteriak terkejut.

Tanpa ba-bi-bu Nara langsung pamit mengejar sang kakak, yang semoga saja masih menunggunya didepan.

"Kamu ngga nanya." jawab Anton tanpa rasa bersalah, melihat putrinya yang sudah lari terbirit.

"Mas bukanya hari ini ada jadwal melatih siswa baru di asrama?" tanya Anita heran, soalnya kemarin Anton bilang kalau ada jadwal melatih hari ini.

"Iya, tapi nanti siang." jawab Anton kembali melanjutkan membaca korannya.

"Pantesan belum beres-beres," gumam Anita pelan.

•••

"Tega banget sih ninggalin! Untung belum bel!" Nara berteriak kesal pada Zahir yang terlihat tak bersalah sama sekali.

Bagaimana tidak kesal, Zahir yang katanya mau nungguin malah dengan sengaja meninggalkannya, padahal Nara kan ngga lama. Untung saja ada Kaila yang kebetulan lewat. jika tidak, entahlah apa yang akan terjadi hari ini, mungkin ia telah berdiri bersama siswa-siswi yang terkunci di gerbang.

"Siapa suruh lelet??" Tanya Zahir dengan polosnya.

"Ihhhh... jahat banget sih lo!" " Jawab Nara mengerutu kesal.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang