Happy reading
🥀🥀🥀
"Lo bikin gue hampir mati karna mikirin Lo KAI! LO JAHAT BANGET!" Heboh Indira seseat setalah mereka peluk kangen dengan Kaila.
Kaila hanya tertawa karna merasa lucu dengan Indira, tadi aja nangis-nangis sekarang malah marah-marah.
"Gue takut kalau gue ngga bisa ketemu lagi sama lo, ngga bisa peluk lo lagi." Ujarnya kembali memeluk Kaila.
"Sama, gue juga kangen sama lo." Balas Kaila membalas pelukan Indira.
Saat ini Nara, Kaila, Indira, dan Sherly duduk bersama di ranjang Kaila. Mereka sama sekali tidak mendengarkan ucapan perawat untuk tidak berbuat keributan.
"Apalagi gue, gue sampa syok saat tau kalau lo masuk rumah sakit, pikirian gue udah kemana-mana anjirt." Sherly pun ikutan heboh berbicara.
"Apalagi gue! Gue yang nemuin ini bocah, gue yang liat langsung kondisi dia, berasa pengen bunuh itu si Samuel!" Ujar Nara mengebu-gebu.
"Gue masih marah sama lo Ra!" Ujar Kaila menatap Nara tajam. Nara yang duduk di bagian kaki dan berhadapan langsung dengan Kaila langsung mendengus. Ia sangat kesal karna mereka semua mensesali tindakannya tadi malam.
"Tapi Kai..."
"Lo tetep salah Ra, karna harusnya lo kasih tau anak Black Wolf, atau setidaknya lo kasi tau Kak Zahir." Kaila langsung memotong ucapan Nara yang akan membela diri tersebut.
"Ihh disalahin mulu, sedih deh." Ujar Nara merengek, Indira, Kaila dan Sherly memutar bola mata malas, melihat tingkah Nara.
"Lagian lu nya cari perkara begok! Bukan gue doang yang marah, seluruh anak Black Wolf, orang tua lo, bahkan orang tua gue juga marah karna lo bertidak sendiri!" Ujar Kaila dengan tegas.
Nara langsung menjewer kedua kupingnya dan memasang wajah seimut mungkin.
"Maaf yah, gue khawatir sama lo, kan gue ngga mau sahabat kesayangan gue ini kenapa-napa, janji deh ngga bakal ulangin lagi." Balas Nara .
Indira, Sherly, dan Kaila dengan kompak menarik Nara hingga mendekat dan berpelukan bersama-sama.
"Ihhh jijik deh." Ujar Sherly berkomentar tentang ekspresi Nara barusan.
"Kasar yah bund, pasti di ajarin Davie." Ujar Nara sinis.
"Sembarangan lo!"
Mereka berempat langsung menoleh pada sumber suara, disana terlihat Davie, Daffa, Zahir, Adnan, Azka dan Beno yang masuk bersamaan ke ruang rawat Kaila. Keempat cewek itu langsung melepaskan pelukan mereka dan duduk kembali seperti semula.
"Lo tau, Sherly itu ngga pernah ngomong kasar! Tapi semenjak pacaran sama lo, dia jadi suka ngomong kasar!" Ujar Indira memperjelas ucapan Nara barusan.
Sherly hanya diam menatap Davie yang telah duduk di sofa, tanpa diminta Sherly langsung pindah duduk di samping Davie begitu saja.
"Kangen." Bisiknya yang hanya mampu di denger oleh mereka berdua.
"Sembarangan, karna Sherly temenan sama lo mangkanya suka kasar! Temen laknat lo." Balas Davie.
"Ehh Mul...." Daffa langsung membekap mulut pacaranya agar tidak berdebat lagi, karna ini rumah sakit.
"Udah yah, yang waras ngalah." Ujar Daffa yang tengah berdiri di samping Indira yang masih duduk di ranjang Kaila.
"Ihh kamu mah! Bukanya belain aku pacarnya! Pacar kamu siapa sih?!" Ujar Indira ngegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Tepat Waktu
Teen FictionNara Salsabila mencintai Beno Alby Asher dengan segenap hatinya. snamun yang dicintai belum tentu merasakan hal yang sama. manusia memiliki prioritasnya masing-masing, itulahyang selalu diyakini Nara dalam mencintai Beno, Nara tidak sadar jika keya...