55

2.1K 118 10
                                    

Happy reading
🥀🥀🥀

Bohong kalau Nara bilang dia sudah tidak mencintai Beno, bohong juga kalau dia bilang dia tidak cemburu melihat kedekatan Zoya dengan Beno. Buktinya saja hatinya yang luka seperti di siram cuka, saat melihat Beno dan Zoya yang tengah makan berdua di kantin.

Mereka berdua tampak cocok dan bahagia saat bercanda seperti itu, hal yang dulunya sangat jarang dilakukan Beno untuknya. Bahkan dulu saat masih berstatus sebagai pacar Beno, Beno lebih sering duduk bersama teman-temanya ketimbang menemani dirinya makan seperti itu.

"Hai neng cantik, sendiri aja."

Nara sedikit tersentak karena dua orang cowok duduk di depan, dan samping dirinya secara tiba-tiba.

"Ihh bikin kaget aja sih."

"Kalau cewek cantik bengong, biasanya lagi cemburu atau lagi sedih Ka, lo ngga mau ngehibur?" Tanya Ryan menatap Azka jahil.

"Sok tau lo!"

Azka hanya tersenyum tipis, ia sebenarnya bingung, dan sedikit cangung duduk di samping Nara yang tampak memperhatikan Beno dan Zoya yang tampak romantis.

"Jangan dilihat mulu, bikin sakit kan." Azka menarik pelan kepala Nara hingga mengahadap kearah dirinya, Nara tentu saja sedikit kaget dan terpaku saat tatapan mereka bertemu.

"Khmm."

Ryan berdehem pelan pelan, Azka dan Nara langsung sama-sama membuang padangan mereka.

"Eh lu sendiri aja? Temen lu yang bawel itu mana? Ko ngga ke kantin? Tanya Ryan.

"Siapa? Indira?" Tanya Nara memastikan, karna ia tidak merasa punya teman yang bawel, karna ia merasa juga tak kalah bawelnya.

"Iya kali, gue ngga tau namanya." Balas Ryan seadanya.

"Ihhh ada apa nih Lo nyanyain Indira? Suka?" Tanya Nara heboh, Sementara Ryan langsung menunduk malu mendengar omongan Nara yang toa tersebut.

"Suara lo anjirt, ngga ada rem nya." Sungut Ryan.

"Yaa maaf."

Azka memperhatikan Nara yang tampak bercanda dengan Ryan, ia bisa melihat jika Nara tampak berbeda hari ini, terlihat sangat cantik, atau memang sudah sangat cantik sebelumnya?.

"Eh gue cabut yah, si Haykal udah nelfonin nih." Tiba-tiba saja Ryan berpamitan begitu saja.

"Posesif banget, ntar malah suka lagi." Azka berkata demikian dengan gampangnya, Nara terkekeh melihat wajah kesal Ryan yang bercampur malu.

"Masih suka cewe nih gue, ngga kuat perang pedang soalnya." Bisik Ryan sebelum melangkah pergi.

Nara tak dapat menutupi tawanya, ia tertawa terbahak bahak melihat wajah centil Ryan sebelum pergi, dan wajah mual Azka.

"Cantik deh." Ujar Azka tanpa sadar.

Sontak saja hal itu membuat Nara terdiam, ia mendadak canggung karna kaget mendengar Azka berkata demikian, sementara Azka langsung tersadar dan sontak malu pada dirinya sendiri.

"Hmmb maksudya bunga itu cantik, Iyah bunga itu." Azka menunjuk tanaman yang berisi daun semua dengan tunjuknya.

"Jadi pengen kasi buat Bunda." Sambungnya lagi.

"Itumah banyak di kebun, di warung engkong aja sampe di racun karna kebanyakan, kalau mau ntar kita ambil kesana aja." Ujar Nara memberi usulan.

Azka semakin merasa malu, ia tau jika ktu bukan bunga, itu adalah tanaman liar yang juga banyak di belakang rumahnya.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang