58.

2.3K 119 3
                                    

Happy reading

🥀🥀🥀

HARAP TENANG ADA UJIAN NASIONAL

Tulisan besar itu terpampang besar di gerbang SMA Taruna Bangsa, suasana terasa sangat tenang karna kelas 12 tengah melaksanakan Ujian Nasional, sementara kelas 10 dan 11 sengaja diliburkan agar tidak terjadi keributan yang menganggu ujian Nasional tersebut. Tak terasa sudah tiga bulan waktu berlalu, dan sudah selama itu juga mereka kehilangan sosok Agam. Guru-guru, seluruh siswa siswi SMA Taruna Bangsa ikut berduka cita atas wafatnya Agam, karna Agam juga merupakan sosok yang cukup terkenal karna sifatnya yang sangat humble dan tentu saja di senangi semua orang.

Suasana tentram itu langsung berubah, saat beberapa siswa dan siswi yang telah selesai ujian mulai membanjiri gerbang dan parkiran SMA Taruna Bangsa. Raut wajah mereka yang tampak suram tadi pagi, sekarang tampak cerah dan lega, tampak wajah itu sudah bisa tertawa dan bercanda, tidak seperti beberapa hari lalu yang suram dan penuh tekanan. Hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan Ujian Nasional, tentu saja mereka semua merasa lega karna akhirnya hari yang di tunggu tunggu datang, hari dimana mereka lepas dari yang namanya tugas! Ujian! Ulangan! terutama PR. Namun mereka masi harus dag-dig-dug dengan hasil ujian mereka nanti, apa mereka lulus atau malah tidak lulus? Namun sepertinya tidak ada yang memikirkan hal itu, karna mereka semua lebih lega selesai ujian, ketimbang harus memikirkan lulus atau tidak lulus.

Hal yang sama juga di rasakan anggota Black Wolf angkatan 57, mereka duduk di parkiran sembari bercengkrama tentang rencana mereka setelah ujian ini.

"Lega anjir, akhirnya gue tamat SMA!" Ujar Adnan berteriak senang, terlihat sekali wajah Adnan yang masam tiga hari ini sudah cerah seperti sedia kala, sudah tidak ada lagi guratan-guratan khawatir di wajahnya.

"Kayak lulus aja!" Cibir Daffa yang sudah duduk di motor kesayangannya.

"HEH! Gue pasti lulus lah! Lu ga tau kalau gue udah belajar dari pagi sampai subuh! Udah berdoa, udah sholat tahajud bahkan!" Balas Adnan ikutan duduk di motornya yang bersebelahan dengan Daffa.

"Turing kuy! Bosen di Bandung mulu." Ujar Fikri salah satu anggota Black Wolf.

"Kemana?"

"Puncaklah, kemana lagi?" Balas Davie sudah menebak lokasinya.

"Gimana menurut lo Ben?" Tanya Daffa pada Beno yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

"Hah?"

"Turing, kepuncak! Sekalian refreshing." Ujar Fakri mengulang ajakannya.

Beno terlihat berfikir kemudian mengangguk setuju, karna sepertinya mereka memang butuh itu, sebelum berfikiran untuk rencana masa depan mereka lagi.

"Sekarang baru Kamis nih, kapan kita berangkat?" Tanya Beno lagi.

"Besoklah, makin lama makin seru." Balas Adnan memberikan usulan.

"Kita aja? Angkatan 58/59 gimana?"

"Ngga bisa ikutlah, besok mereka udah sekolah, kalau mereka bolos, bisa sepi nih sekolah!" Canda Daffa membuat mereka semua tertawa, memang benar di SMA Taruna, rata-rata siswanya adalah anggota Black Wolf, baik yang resmi ataupun yang nompang nama saja.

"Yaudah, ntar gue kasi tau Darren, soal Jam berapa kita berangkat, ntar kita diskusi di group WhatsApp aja." Ujar Beno memberikan instruksi.

Mereka semua pulang kerumah masing-masing guna mengistirahatkan tubuh yang capek, minus untuk Beno karna ia harus ke rumah Zahir untuk memberi tahu rencana mereka besok.

Zahir yang baru sampai rumah juga heran melihat Beno yang datang kerumahnya tanpa memberitahu dulu seperti biasa.

"Heh, ngapain lu ngikutin gue?" Tanya Zahir duduk menyamping di motornya yang sudah di parkirkan.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang